BAB 5

4 1 0
                                    

Matahari bersinar terik saat Judith selesai memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Suara anak – anak tetangga yang sedang bermain memenuhi telinganya meski kamar Judith berada di lantai dua.

Judith melihat dari balik Jendela, anak – anak itu bermain di dekat halaman rumahnya. Musim panas memang membuat mereka memiliki energi yang lebih besar.

Judith mengambil cardigan merah muda yang tergantung lalu memakainya. Menutupi atasannya yang memakai tanktop hitam serta celana pendek berwarna cokelat.

Lantai pertama sepi, Ibunya sedang pergi bekerja-dan mungkin akan pulang lebih larut. Jadi Judith tidak perlu meminta izin sambil berteriak.

TIIIN!!!!

Bunyi klakson mobil mengalahkan suara tawa anak – anak, dan tanpa melihat pun Judith sudah tahu itu suara klakson milik siapa.

"DARLING!!!!"

Mario membuka pintu depan yang memang tak terkunci, dan langsung memeluk Judith serta mencium kening gadis itu, Judith membalas dengan kecupan singkat di pipi.

Mario membantu membawakan koper milik Judith, memasukkannya ke bagasi belakang.

Mereka akan pergi ke villa milik John hari ini, tanggal 23 Juni.

"Aku tidak sabar untuk bertemu dengan yang lain," ungkap Mario lalu menginjak pedal gas.

Lelaki itu mengenakan kaos berwarna cokelat muda dengan celana pendek berwarna hitam, tak lupa kacamata hitam yang bertengger di atas kepalanya.

"Aku juga," sahut Judith.

Mereka lalu mampir ke apartemen Camilla, gadis itu membawa dua koper dengan satu tas travel. Mario sempat mengejek Camilla dan ditanggapi galak oleh gadis itu. Judith melerai mereka berdua sebelum tetangga di sebelah protes.

"Mario... hentikan itu..." nasehat Judith yang duduk di sebelahnya

"PFFTT!!! Habisnya.... Padahal kita hanya tiga hari dua malam lho di sana.... Tas milikmu saja tidak sebanyak dia..." sahut Mario menahan tawa sambil menyetir.

"Dasar lelaki! Kau itu memang tidak tahu soal perempuan!" ucap Camilla dengan keras dari kursi belakang

"Mario...." ucap Judith

"Iya, iya darling, maaf ya Camilla," kata Mario

Camilla bersender di kursi belakang, meski masih sedikit kesal Camilla tidak mengatakan apa – apa.

Mereka tiba di Vila milik John setelah dua jam perjalanan. Villa tersebut dekat dengan Strawberry Hills Golf Course, dengan pemandangan alam yang memesona.

Mereka disambut oleh satpam di pintu gerbang, setelah melewati pintu gerbang mobil mereka masih harus masuk ke dalam. Mereka melewaati pepohonan sebelum sampai di sebuah tanah yang lapang yang beberapa sisinya diisi oleh bunga matahari. Mereka nampak mekar dengan indah.

Seingat Judith, tanah lapang ini dulunya hanya diisi oleh rerumputan.

Begitu sampai mereka berdua disambut oleh Kevin yang nampak berbaring di rerumputan samping bangunan villa dibawah pohon.

Begitu Mario selesai memarkirkan mobil dan mengeluarkan barang – barang dari dalam mobil ia mendekati Kevin yang nampak kelelahan.

"Hei, kau kenapa?" tanya Mario

"Aku lelah," jawab Kevin

"Keringatmu banyak sekali," komentar Camilla

"Seperti habis lari marathon," tambah Judith

"Ya kami memang lari marathon."

Seorang pemuda dengan bertelanjang dada memperlihatkan otot – otot perutnya yang sempurna keluar dari bangunan villa, menyahut dengan nada yang tegas.

Sang PengadilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang