Bab 11

1 0 0
                                    

Judith dapat mendengar suara tangis Camilla, meski air matanya tak terlihat tapi Judith bisa mendengar suaranya yang sesenggukan dengan lirih.

"Sialan! Benar ! benar!!!"

Sedangkan Louise mengumpat sepanjang pelarian. Mereka baru berhenti ketika sampai di ujung lorong dekat tangga kecil, sudah merasa aman karena monster itu tak terlihat lagi batang hidungnya.

"Sekarang apa?! Bagaimana ini? Kita bakalan mati di sini?" cecar Louise

"Diam! Dari tadi kau berisik!"

Alex yang kesal dengan mulut Louise yang tidak berhenti berkicau menutup mulut Louise kuat – kuat. Louise melotot pada Alex sambil berusaha melepas tangan lelaki itu.

Mario menghela napas, menatap teman – temannya satu persatu. Kini hanya tinggal mereka berenam. Lily dan John sudah menjadi korban dan mereka tidak ingin ada korban selain mereka berdua.

"Kita perlu keluar dari sini-atau setidaknya bertahan, Kita tidak bisa melawan monster itu, dengan melihatnya sekali kalian sudah tahu kan bertapa berbahayanya dia."

"Ta-tapi kita bertahan sampai kapan?" tanya Kevin ia memegang ujung bajunya, "Tidak mungkin kan selamanya?"

"Kurasa kita perlu bertahan hingga fajar tiba," jawab Mario

"Aku,,, hik... lelah...." Keluh Camilla lalu berjongkok, ia sudah tidak kuat berlari.

Judith juga sudah tidak kuat kalau harus berlari lagi. Mereka akhrinya memutuskan untuk beristirahat sebentar. Kevin dan Alex mengambil tiang lampu yang sudah tak terpakai, Alex bilang itu akan digunakan untuk menghalangi si monster kalau dia muncul tiba – tiba seperti tadi.

"Ini liburan terburuk yang pernah ada!" keluh Louise, lelaki itu menatap Judith dengan kesal,

"Seandainya saja kau tidak mengatakan apapun tentang liburan musim panas ini tidak akan terjadi!" tuduh Louise pada Judith

Judith tentu saja berang dengan ucapan Louise, ia juga tidak ingin ini terjadi!

"Ini di luar kendaliku! Aku juga tidak menyangka ini akan terjadi!" ucap Judith

"Kalau saja kita pergi ke swiss untuk liburan!"

"Seenak jidat saja!"

"Kalau saja kau tidak menyenggol Lily dia pasti masih ada di sini sekarang!"

DEG!

Kalimat itu sukses memukul Judith, rasa bersalah yang dari tadi ia tahan mulai merebak keluar. Judith tidak bisa mengatakan apa – apa.

"Louise!" sela Mario yang merasa kalimat Louise sudah keterlaluan pada kekasihnya.

"Sudah diam! Dasar anak manja!" kata Alex, ia sudah muak mendengar rengenkan Louise yang tiada henti dari tadi.

"Memangnya kenapa? kau juga! Padahal kau berotot tapi kau tidak bisa menghempaskan monster itu!"

"Apa kau bilang?!"

BUG!

Alex ingin memukul Louise yang menurutnya sudah kelewatan, namun Mario berhasil menghalangi tangan Alex sebelum menyentuh kepala Louise.

"Ka-kau gila!" ucap Louise kaget karena Alex hampir saja memukulnya.

"Guys, aku tidak ingin kita bertengkar di sini." Ucap Mario, meski ia pusing melihat tingkah teman – temannya namun Mario tetap menjaga akalnya agar tidak pergi.

Kevin menarik Alex menjauh dari Louise, meski tetap tatapan tajam dan kejam dari Alex tidak menghilang. Sedangkan Louise, ia langsung bersembunyi di balik Mario setelah melihat Alex yang kalau tatapannya diterjemahkan, 'aku ingin membunuhmu!'.

"Alex, aku tahu kau marah, namun tahan itu untuk beberapa waktu. Kita tidak ingin bukan ada korban jatuh lagi? Kita tidak bisa sendiri di sini. Kita harus bisa menjaga satu sama lain bukan?" bujuk Mario

"HUH!"

Alex menghembuskan napas panjang dan menghembuskannya dengan keras. Untuk sesaat Louise ketakutan, namun raut wajah Alex yang melunak membuat rasa takut itu menghilang.

"Louise, kau juga, kau harus minta maaf pada Judith dan Alex. Kau harus tahu kalau lidahmu itu lebih tajam dari pisau, kamu tidak boleh menyakiti orang lain." nasehat Mario

Meski enggan, Louise menurut dengan perkatan Mario.

"A-aku minta maaf telah menyinggung kalian...."

Judith tersenyum menanggapi perminataan maaf Louise, "Tidak apa – apa," ucapnya.

Walau sebenarnya Judith tidak baik – baik saja, ia masih dibayang bayangi kesalahannya yang menyenggol Lily. Kalau saja waktu itu ia lebih berhati – hati, mungkin Lily masih ada bersama mereka, dan mungkin John juga. Lelaki itu tidak akan syok jika Lily tidak terjatuh dan dimakan oleh monster itu.

Itu semua salah Judith....

"Judith! Ayo!"

Camilla menepuk pundak Judith dan menggenggam tangannya. "Semua akan baik – baik saja," ucap Camilla menenangkan Judith.

"Iya," Judith tersenyum pada Camilla, "Semua akan baik – baik saja." 







PENASARAN? PENGEN BACA LEBIH CEPAT? YUK MAMPIR KE KARYAKARSA!

Sang PengadilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang