Jangan lupa vote guys sama komen di setiap chapter 😗
Sampai bertemu di ketidak sengajaan berikutnya
Keadaan rumah sepi Bunda dan adiknya mungkin masih ditoko. Semenjak beberapa hari lalu Ira membuka toko kue untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarga kecilnya.
Gistara merebahkan dirinya dikamar bernuansa ungu hitam itu. Kamar yang dipenuhi Foto keluarga. Serta tumpukan novel berbagai genre dirak kayu.
Gistara sangat hobi membeli buku novel ia rela tidak jajan demi bisa membeli buku novel kesukaanya."Argh akhirnya gue bisa istirahat,"
gumamnya dengan mata tertutup.Ting!
Suara notifikasi dari handphone membuyarkan Gistara, ia langsung membuka notifikasi dari benda tersebut.
0857xxxxxxxx
Simpen nomer gue!
Siapa?
Giyan
Hm
Read
0857xxxxxxxx telah disimpan menjadi Giyan Elnazza Elnazza XII IPS 1
Giyan Elnazza cowok berbadan ideal dengan tinggi sekitar 180 cm. Pemilik mata teduh dan senyum manis.
Menjabat sebagai Ketua Futsal sejak kelas sebelas pemilik nomor punggung enam belas dan masuk sebagai salah satu siswa berprestasi di Sma Tunas Bangsa.
Banyak rumor yang beredar keluarga Giyan Elnazza sangat harmonis Ayahnya bekerja sebagai pembisnis yang sukses dan Mamanya sebagai chef.Menurut Gistara satu kata yang dapat mewakili sosok Giyan yaitu sempurna.
Membayangkan saja membuat Gistara senyum sendiri."Tapi Giyan aneh susah ditebak mana kalau senyum bisa dihitung. "
****
Disisi lain Giyan duduk di balkon sambil memainkan gitar berwarna coklat tua kesayangnya. Satu alunan lagu telah selesai Ia nyanyikan. Namun sekarang pikirannya berkelana tentang gadis cantik berambut sebahu itu. Siapa lagi kalau bukan Gistara.
"Arghh kenapa gue mikirin dia si. Bikin pusing kepala aja," gumamnya sambil mengacak rambut yang basah sehabis mandi.
"Kamu mikirin apa? Mama denger kamu ngomong mikirin dia, dia siapa?" tanya wanita paruh baya yang tiba tiba muncul di depan pintu, mama Tia.
Giyan tampak gugup, Bagaimana mamanya bisa mengetahui apa yang ia bicarakan. Apakah omonganya tadi terlalu keras sampai mamanya dengar?
"Emm anu mahh itu,"
"Ngomong yang jelas jangan anu anu, "
sentak mama Giyan sambil berkecak pinggang.Mama Giyan tipe mama yang suka kepo.
"Mikirin tim Futsal Ma, minggu depan ada tanding sama sekolah sebelah," sahut Giyan.
Maafin giyan udah bohongin mama. Monolognya.
"Oh Kirain mikirin cewe."

KAMU SEDANG MEMBACA
Gistara
Teen FictionTantang Gistara yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Semua itu terjadi karena Ayahnya meninggal akibat korban pembunuhan. Gistara harus menelan kenyataan pahit bahwa pelaku belum ditemukan. Namun Gistara tidak akan menyerah ia akan mencari pelaku itu...