Sebelum membaca jangan lupa vote!
Jangan lupa komen di setiap chapter😗
Terkadang pertemuan tanpa sengaja bisa menjadi awal mulai sebuah cerita.
Hari ini Gistara sudah siap sekolah. Beberapa hari yang lalu dirinya sempat izin satu minggu karena sempat drop akibat banyak wartawan yang datang kerumah untuk meminta klarifikasi tentang kejadian yang menimpa keluarganya.
Gistara menatap gerbang sekolah yang bertuliskan Sma Tunas Bangsa. Ia rindu dengan teman sekolahnya. Dirinya berjalan dikoridor sambil menenteng 2 buku pelajaran. Penampilan Gistara yang sederhana ditambah muka pucat dan mata sembab.
"Hai," sapa sahabat Gistara, Nindya.
"Hai," balas Gistara dengan tatapan teduh.
"Ra, gue turut berduka cita atas meninggalnya Ayah lo. Maaf, ngga ada dideket lo saat kondisi lo terpuruk.
Posisi gue waktu itu masih ada ditempat nenek," ucap Nindya sambil memeluk Gistara.Gistara membalas pelukan hangat itu. "Gapapa Nin, yang penting sekarang lo ada disini buat gue."
Disekolah Gistara hanya memiliki satu teman yang dekat denganya yaitu Nindya Deta, cewe tomboi berkulit putih, mereka berteman sejak sekolah menengah pertama.
Suasana kelas XII IPA 1 lumayan sepi.
Siswa siswi sedang sibuk belajar untuk mempersiapkan ulangan harian matematika pada jam pertama."Hari ini lo tau kan ada ulangan matematika?" tanya Nindya
"Tau, kan lo yang whatsapp gue tadi malem," jawab Gistara yang sibuk mencatat.
****
Suasana kantin di Sma Tunas Bangsa sangat ramai. Banyak siswa siswi yang sedang menggunjing berita viral tersebut. Gistara dan Nindya terlihat acuh dan tak peduli mereka lebih memilih duduk santai sambil memakan cemilan yang telah dibelinya tadi.
"Gistara!"
Suara pekikan itu terdengar keras. Siswa siswi yang berada di kantin reflek menoleh kearah Gistara dan orang tersebut.
"Gue lihat berita yang viral, bokap lo meninggal karena dibunuh? Wah berarti lo sekarang jatuh miskin dong? soalnya diberita bokap lo punya hutang sama tante Lina, terus barang barang lo disita," Cletuk Grisella.
Grisella dyayu siswi kelas XII yang sangat membenci Gistara sejak kelas X. Padahal Gistara tidak punya masalah denganya tapi Grisella dan alesya teman Grisella itu selalu mengganggu Gistara.
Entah mengunci Gistara dikamar mandi atau hal lain.Gistara menghela nafas panjang. Ia tidak ingin meladeni ucapan mulut sampah dari kedua temanya itu. Gistara memilih pergi meninggalkan mereka. "Pengen gue tampar tuh mulut ngomong ga disaring dulu," umpat Gistara dalam hati.
Shiit!
Aduhh.
Gistara tidak sengaja menabrak cowok berbaju futsal yang sedang membawa minuman dingin.
"Maaf gue ngga sengaja!"
Gistara menunduk takut tak berani menatap ke arah cowo itu. Ia yakin pasti cowo ini akan memarahi habis habisan atau malah mengolok-olok dirinya
seperti teman yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gistara
Fiksi RemajaTantang Gistara yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Semua itu terjadi karena Ayahnya meninggal akibat korban pembunuhan. Gistara harus menelan kenyataan pahit bahwa pelaku belum ditemukan. Namun Gistara tidak akan menyerah ia akan mencari pelaku itu...