Hai gimanaa kabar kalian semoga baik baik aja yaa
Sebelum baca jangan lupa follow, vote dan komen.
Jangan lupa jaga kesehatan dan follow akun dibawah ini ❤🥺
Katanya tidak semua pertanyaan harus ada jawabanya tapi bukankah semuanya harus diperjalas agar tidak terjadi masalah, perasaan misalnya
Pagi sekitar pukul 06.05 WIB Gistara sudah sampai disekolah. Entah tidak biasanya Gistara berangkat sepagi ini.
Dengan penampilan tertutup hoodiee berwarna hijau botol Gistara memakirkan sepeda, diparkiran masih sangat sepi hanya ada sepedanya saja.Setelah memakirkan sepeda Gistara berjalan di koridor sendirian, disana nampak sepi, gedung sekolah serta pepohonan masih diselimuti embun, cuaca pagi ini sangat dingin membuat bulu kudu Gistara merinding.
Sebenarnya Gistara tidak mau berangkat sepagi ini, dirinya terpaksa karena tidak mau bertemu dengan Giyan.
Bukan tidak mau tapi masih belum bisa menjawab. Ya beberapa hari ini Gistara berpikir keras hati dan pikiranya tidak singkron. Hingga finallnya Gistara memang benar sudah jatuh dengan pesona Giyan Elnazza, tapi entah keputusan apa yang akan Gistara ambil.Menerima atau merelakan
"Neng berangkat pagi amat, mau ngerjain PR disekolah ya. "
Itu candaan tukang kebun namanya mang asep dari namanya sudah tau lah kalau dia itu orang sunda. Mang asep sangat akrab dengan Gistara.
Pasalnya Gistara sering memberi beberapa tanaman bunga seperti mawar, anggrek dan belum lama ini Gistara memberi bunga matahari."Neng Gistara geulis. "
Kalimat itu yang sering diucapkan mang asep katika Gistara memberi bunga untuk mang asep, seperti yang kalian tebak mang asep itu hobinya menanam dan merawat bunga, mangkanya dia jadi tukang kebun sekolah.
"Engga mang, lagi pengen aja, " ucap Gistara sedikit keras pasalnya mang Asep sedikit jauh dari Gistara.
Tinggal beberapa langkah lagi dirinya sampai ke kelas namun ia hentikan langkahnya, Gistara melihat didepan pintu kelasnya ada laki-laki berhoddie hitam yang sedang berdiri seraya memainkan handphone. Gistara tidak tau itu siapa karena ruangan masih lumayan gelap, matahari saja belum mau menampakan wujudnya.
"Gue samperin ajalah, siapa tau temen sekelas lagi nungguin satpam buka pintunya. "
Gistara lalu menghampiri laki-laki itu dengan sedikit keberanian dirinya lalu menyapa.
"Belum dibuka ya pintunya, " tanya nya pada laki-laki ber hoodie itu, dia tidak tau itu siapa pasalnya laki-laki itu sedang asik bermain handphone dengan kondisi kepalanya tertutup hodiiee.
Laki-laki itu mematikan handphonenya.
"Belom, " jawabnya dengan membuka tudung hodiiee.Gistara kaget ternyata itu Giyan. Yang Gistara bingungkan kenapa Giyan berangkat sepagi ini bahkan lebih pagi darinya.
"Giyan!"
"Gue berangkat sepagi ini, karena feeling dan pikiran gue mengatakan kalau lo ngjauh, kenapa?"
Gistara bingung harus menjawab apa.
Ini terlalu dadakan baginya, bagaimana dirinya menjelaskan kepada Giyan."Kenapa?" tanya Giyan sekali lagi.
"Ngga menjauh, gue butuh waktu buat ngejawab pertanyaan lo, " jawab Gistara tegas.
Giyan menatap dalam Gistara. "Gue ngga butuh jawaban yang gue butuhin cuma balasan, " ucap Giyan lembut sangat lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gistara
Teen FictionTantang Gistara yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Semua itu terjadi karena Ayahnya meninggal akibat korban pembunuhan. Gistara harus menelan kenyataan pahit bahwa pelaku belum ditemukan. Namun Gistara tidak akan menyerah ia akan mencari pelaku itu...