Sebelum membaca jangan lupa vote
sama komen di setiap Chapter guys😗
Hargai waktu, tidak semua momen bisa diulang.Kini Gistara sedang berada dibalkon kamar. Kedua netranya sedang asik memandang hujan yang tak kunjung reda ditambah petir yang ikut serta pada malam ini. Seketika Gistara teringat beberapa momen manis saat bersama Ayahnya.
Flashback 10 Tahun yang lalu.
Hari ini adalah hari yang ditunggu Gistara. Anak kecil dengan bandana pink itu sudah siap untuk pergi kesekolah untuk yang pertama kali.
Anak berumur 5 tahun yang kini sedang duduk di meja makan bersama Bundanya yang sedang menyiapkan bekal untuk dibawa ke sekolah.
"Bunda, Ayah mana?" tanya Gistara sambil menyuapkan makanan kedalam mulut.
"Itu Ayahmu?" Jawab Ira sambil menunjuk ke Arah suaminya.
"Nanti Gistara berangkat diantar Ayah sama Bunda," ucap Gistara kecil dengan senyum bahagia.
"Iya anakku sayang tanpa diminta Ayah sama Bunda akan selalu mengantarmu kesekolah," kata pria paruh baya itu sambil menggendong anak kedua yang berumur satu tahun.
Gistara kecil itu tersenyum bahagia. Ia seperti orang yang paling beruntung didunia. Memiliki keluarga yang lengkap dan sangat menyanyanginya.
"Ayo berangkat sudah siang," ucap Ayahnya sambil menggendong Gistara.
"Ayah nanti pulang sekolah beli es coklat, sama beli boneka paus," pinta Gistara kecil sambil memainkan pipi Ayahnya.
"Siap tuan putri, semua keinginan tuan putri akan terlaksanakan dengan syarat tidak boleh nakal," ucap Ayah Gistara sambil mencubit hidung Gistara.
"Ayah hidung aku nanti copot," rengek Gistara kecil.
Ayah nya hanya tersenyum melihat tingkah Gistara kecil. "Nak, jangan cepat dewasa ya."
****
"Ayah ayo kejar Gistara," Pinta Gistara kecil.
"Iya ini Ayah kejar sampai dapat,"
Jawab Dirga Ayah Gistra.Sore itu langit berwarna Jingga. Sinar Matahari mulai redup. Lampu dikota mulai menyala terang. Keluarga kecil Dirga sekarang sedang bermain ditaman. Di Sana ada Ira yang sedang mengasuh Senja dan Dirga yang sedang bermain bersama Gistara.
"Ayah Gistara ayo pulang ini sudah mulai gelap," kata Ira sambil menggendong putri bungsunya, Senja.
"Bunda nanti Gistara masih pengen main sama ayah," rengeknya sambil memegang boneka paus kesayanganya.
"No Gistara, besok lagi," kata Dirga, Ayah Gistara.
"Tapi Gistara mau beli Burung itu," tunjuk Gistara kepada Bapak penjual mainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gistara
Ficção AdolescenteTantang Gistara yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Semua itu terjadi karena Ayahnya meninggal akibat korban pembunuhan. Gistara harus menelan kenyataan pahit bahwa pelaku belum ditemukan. Namun Gistara tidak akan menyerah ia akan mencari pelaku itu...