Bab 7

202 140 457
                                    

Sebelum membaca jangan lupa follow dan vote!

Komen disetiap part ya😘


terkadang takdir selucu itu ya dipertemukan secara tiba-tiba dan dipisahkan juga secara tiba-tiba.

Jam sudah menunjukkan pukul enam lewat empat puluh tiga menit namun Gistara, masih tertidur.
Ira yang melihat kamar anaknya menggelengkan kepala. Sudah dua kali Ira membangunkan Gistara tapi hanya dibalas deheman saja.

"Gistara bangun! sudah jam hampir jam tujuh!"

Gistara menggeliat langsung membuka matanya menoleh kearah jam dinding. Betapa kegetnya jam hampir menunjukkan pukul Tujuh. Gistara dengan cepat beranjak dari tempat tidurnya.

"Bunda Gistara telat!"

"Sudah Bunda bangunin tapi kamu ngga mau dengar!"

Tidak berselang lama Gistara datang dengan pakaian sekolah lengkap dan tas ransel berwarna biru dirinya sangat terburu buru takut telat masuk sekolah.

"Bunda Gistara makan dikantin aja, Gistara berangkat dulu," ucap Gistara menyalami tangan Ira dan menciumnya.

Ira tersenyum tipis. "Hati hati ya nak!"

Pagi hari ini kondisi jalan sangat ramai banyak orang berlalu lalang. Gistara yang sekolah membawa sepada ingin melewati jalan pintasan agar cepat sampai kini ia urungkan karena sedang ada perbaikan jalan.

"Kalau lewat kota pasti jauh," Gistara melirik jam tangan berwarna hitam miliknya. "Sepuluh menit lagi masuk pasti sampai sekolah telat, " gumamnya.

Gistara menoleh kearah mobil sedan berwarna putih kecoklatan yang melaju dengan kecepatan kencang.

Byur!

"Bunda....,, Gistara berteriak karena terkena cipratan genangan air hujan.

Baju Gistara sangat kotor bahkan wajah nya pun ikut terkena cipratan air hujan.
Sekarang bagaimana Gistara akan kesekolah dengan kondisi seperti ini, yang ada malah disekolah menjadi bahan sorotan.

Gistara menangis dipinggir jalan sambari membersihkan bajunya dengan air minum yang dibawakan Bunda .

"Ayah, Orang-orang jahat banget sama Gistara." monolognya.

Kini Gistara sedang duduk dipinggir taman sebenarnya ia ingin pulang tetapi ia urungkan karena takut bundanya tahu pasti Gistara dimarahi pulang dengan kondisi seperti ini.

Gistara mendengus kesal akibat kejadian yang barusan ia alami. Seharusnya mobil tadi turun lalu meminta maaf bukanya pergi tanpa merasa bersalah. Sekarang Gistara tidak bisa sekolah dan pastinya ketinggalan pelajaran hari ini.

"Sekarang gue mau ngapain, mau pulang Bunda pasti masih dirumah. Apa gue cari kerja, tapi kerja apaan," Pikirnya.

Disekitar taman yang dipenuhi bunga warna warni, banyak orang yang sedang berjualan. Gistara sedang memikirkan cara agar ia bisa bekerja.

"Kak bunganya lima belas ribu aja," ucap anak kecil yang sedang berjualan Bunga.

Gistara tersentak kaget ketika ada anak sekitar umur dua belas tahun menawarkan bunga. "Eh engga dek, kakak Ngga punya uang. Kamu jualan kaya gini emang ngga sekolah?"

anak kecil itu menunduk "engga kak ngga ada uang, aku jualan buat makan
aku sama adiku," kata anak penjual bunga.

"Lalu kedua orang tua kamu dimana?"

"Ayah meninggal dan Ibu ngga tau kemana," jawab gadis itu.

Gistara mengangguk -angguk mengerti.
Anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtua malah Ibunya meninggalkan mereka.
Alasan apa sampai Ibumu setega itu?

GistaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang