Bab 10

63 46 33
                                    


Hai guys sebelum membaca jangan lupa vote!

Jangan lupa komen disetiap chapter😋

Jangan pernah menjadi payung untuk seseorang penyuka hujan

"Giyan!"

Suara itu keluar dari mulut Gistara.
Ia sedikit berlari kecil menghampiri Giyan yang sudah ingin pergi meninggalkan halaman sekolah.

Giyan yang merasa di panggil hanya menengok kan badanya saja. Tanpa minat.

"Giyan gue mau balikin jaket lo, " ucap Gistara yang masih mengatur deru nafasnya.

Giyan yang masih duduk diatas motor tanpa melepas helmnya hanya mentap wajah lelah Gistara tidak ada respon yang diberikan Giyan.

Gistara yang tidak mendapat respon dari Giyan mendengus kesal. Dirinya cape cape berlari tapi tidak digubris sama sekali.

"Hallo Giyan, gue mau balikin jaket lo," ucap Gistara sekali lagi lalu menyodorkan paperbag berwarna hitam.

Giyan melepas helm yang dipakainya. Lalu mengambil paperbag berwarna hitam itu. "Thanks Ra. "

Hanya jawaban itu yang diucapakan Giyan. Gistara pikir Giyan akan berbicara panjang lebar, seperti membahas kenapa senja setelah hujan itu sangat indah? tapi memang benar tidak usah berharap kepada manusia apa lagi dengan Giyan yang sifatnya seperti cuaca.

"Terimakasih udah pinjemin jaketnya gue, balik dulu," pamit Gistara lalu berjalan menjauh.

"Tunggu dulu gue mau ngomong," ucap Giyan yang turun dari motor menyusul Gistara.

Gistara yang sudah beberapa melangkah ia hentikan ketika Giyan memanggilnya.

"Ada apa?" apa jaketnya kurang wangi?"

"Gak, gue mau bantu lo cari orang yang bunuh Ayah lo," Giyan menghela panjang. "Gue serius Ra!"

Gistara tersenyum tipis lalu membuang muka asal. Ia lalu mengingat betapa beratnya hari itu. Hari dimana ia kehilangan cinta pertamanya.

"Atas dasar apa Gi, lo mau bantu gue?" kalau Lo mau bantu karena kasian mending ngga usah gue ngga butuh dikasihani," ucap Gistara yang berdiri tepat didepan Giyan.

"Gue bantu lo tulus, temen temen gue juga ikut turun tangan Ra!" gue ambil keputusan ini juga paham resikonya dan ini keputusan gue," ucap Giyan dengan tampang serius.

Gistara nampak berfikir sebenarnya ia tidak mau orang lain ikut andil dalam urusan keluarganya apa lagi Giyan yang baru akrab beberapa hari ini, namun Ia juga sangat butuh siapa tahu mereka bisa menemukan titik terang kejadian ini.

"Polisi saja belum bisa apa lagi kita Gi?" Gistara menghela nafas panjang.  "Misal kalian dalam bahaya gimana?" gue ngga mau. "

"Gue sama yang lain cuma bantu nyari informasi Ra!" semisal nanti dapat informasi kita serahin sama polisi, biarin polisi yang proses . Jadi gue, temen gue, dan orang yang terlibat ngga bakal kena Ra, " ucap Giyan sembari mengulurkan tangan di pundak Gistara untuk meyakinkan.

Gistara melepaskan tangan Giyan yang ada dipundaknya, lalu dirinya membuat sedikit jarak agar tidak merasa canggung.

"Oke gue setuju, tapi gue ngga maksa. Lo boleh berhenti kapanpun yang lo mau. Gue ngga maksa lo dan yang lainya, misal nanti hasilnya nol gue ngga papa Giyan," tutur Gistara.

GistaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang