Jangan pelit vote ya karena itu gratis ☺
Spam komen di setiap part ya😋
Manusia tidak akan paham jika tidak merasakan penderitaan yang sama.
Gistara menoleh kanan kiri seperti maling saat dirinya masuk kedalam rumah.Ia takut jika ibunya ada dirumah dan menanyakan sesuatu yang tidak bisa ia jawab. Pasalnya ia sampai rumah sebelum jam waktu sekolah pulang.
Saat hendak memasuki kamar Gistara melihat Senja yang sedang duduk diteras belakang sembari melukis. Sejak kecil Senja sangat hobi melukis, segala rasa kesedihan ataupun kebahagiaan ia tuangkan lewat seni melukis.
"Senja." Panggil Gistara.
Senja yang sedang asyik melukis segera menghentikan aktivitas melukisnya ketika mendengar suara Gistara memanggilnya.
"Kakak tumben pulang jam segini sertinya ini belum jam pulang?"
Gistara panik saat ditanyai Senja ia bingung harus menjawab apa. Jika dia jujur pasti Senja akan mengadu kepada Bunda dan dia akan dimarahi habis habisan. Ya sepertinya untuk kali ini ia harus berbohong lagi.
"Emm ituu, gurunya ngga berangkat jadi kakak pulang cepet."
Gistara menghela nafas panjang ia membuka tasnya lalu mengambil bunga mawar yang tadi dibelinya.
"Senja kakak punya satu tangkai bunga mawar merah untuk kamu, " ucap Gistara lalu memberikan bunga mawar berwarna merah kepada Senja.
"Wah makasih kak, pasti bunganya cantik, " jawab Senja sembari mencium bunga mawar yang diberi Gistara.
Gistara mengelus rambut panjang milik Senja. Ia sangat bersyukur telah diberi adik seperti Senja walaupun terlahir dengan Kekurangan tetapi Menurutnya Senja itu sangat istimewa.
"Cantik sangat cantik seperti kamu. "
"Kak, Senja mau melukis Bunga mawar ini, kakak mau membantuku?" pinta Senja.
Gistara mengangguk. "Apa yang engga buat adiku ini. "
Senja terdiam. Ada rasa tidak enak yang menjalar dihatinya apalagi dengan kondisi seperti ini iya sangat sering menyusahkan orang disekitarnya.
"Mmm ngga jadi kak, Senja bisa sendiri kakak istirahat saja. "
Gistara tersenyum tipis. Ia sangat paham bagimana sifat Senja. Pasti ada rasa tidak enak saat meminta bantuan kepada kakaknya.
"Kapanpun kamu butuh kakak selalu ada. "
****
"GISTARA!"
"NINDYA YANG CANTIK INI DATANG!"
Panggil Nindya di depan halaman rumah Gistara yang lumayan cukup luas. Nindya pikir apakah dirumah Gistara tidak ada orang. Pasalnya sudah satu menit ia berdiri didepan pintu tidak ada yang merespon panggilanya.
"Permisi apakah ada orang?"
Terdengar sahutan dari dalam rumah. Nindya merasa lega ada orang di rumah jadi ia bisa menanyakan keadaan sahabatnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gistara
Teen FictionTantang Gistara yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Semua itu terjadi karena Ayahnya meninggal akibat korban pembunuhan. Gistara harus menelan kenyataan pahit bahwa pelaku belum ditemukan. Namun Gistara tidak akan menyerah ia akan mencari pelaku itu...