My Responsibility, JENLISA (GxG) (END)

3. Day one

Ada yang baca gak, sih?

Vote & komennya kurang.

***

@Breaking news "Seorang anak pengusaha Investor terbesar nomor satu di dunia terciduk berada di dalam bar dan tengah mabuk berat, selain itu, cctv juga merekam pergerakannya saat keluar dari bar, Ia di duga keluar bersama putri dari seorang yang juga salah satu pengusaha terbesar nomor lima di dunia, di duga kedua nya tengah melakukan kencan malam pertama mereka karena keduanya adalah sepasang istri yang sah, pernikahan mereka baru saja di selenggarakan sore kemarin pukul 17.00 KST."

"Daddyyyyy~ kenapa jahat sekali? Kenapa daddy membiarkan berita itu tersebar?" Jennie merengek pada sang ayah, dia baru saja memutuskan untuk kembali ke rumahnya setelah membaca berita yang sedang ramai tersebut di salah satu sosial media.

Ayahnya memijat pelipisnya, ia tidak tahu apa yang harus dia hadapi itu, putrinya benar-benar keras kepala, bahkan dia tidak memikirkan kesalahannya yang kemarin sore telah melarikan diri dari pernikahannya, sekarang ia datang justru seperti tidak terjadi apa-apa.

"Mom~" Jennie kembali merengek kala tidak mendapat jawaban dari sang ayah, bibirnya mengerucut menghampiri sang ibu lalu memeluk tubuh ibunya tanpa rasa bersalah.

Nyonya Kim hanya bisa menarik napasnya.

"Masih untung media tidak tahu tentang dirimu yang melarikan diri dari pernikahan itu, Jennie." Ujar sang ayah dengan wajah yang merah padam, Jennie lantas menoleh, wajahnya sangat menekuk.

"Dad, bahkan gadis gay itu juga melakukan hal yang sama, dia juga melarikan diri, jadi jangan hanya menyalahkanku saja." Sahut Jennie yang tidak terima bahwa hanya dirinya yang di salahkan atas kejadian ini.

Nyonya Kim dan Tuan Kim saling menatap, mereka benar-benar tidak percaya dengan jawaban putrinya.

"Cukup berkata kasar seperti itu pada Lalisa, dia calon istrimu, Jennie." Ucap sang ayah mengingatkan.

"Dengarkan daddy dan mommy, kami melakukan ini hanya untuk kebaikanmu, Jennie." Sambung sang ibu.

Jennie mendengus dan melepaskan pelukannya pada sang ibu. "Yang terbaik apa? Kalian menjodohkanku dengan gadis seperti itu dan kalian bilang untuk kebaikanku? Apakah kalian tahu bahwa dia memiliki sikap yang sangat negatif? Dia bahkan sering tidak masuk sekolah bersama para genk top nya itu."

"Apakah kalian berpikir hal ini juga normal? Dia seorang gadis dan putri kalian juga seorang gadis, seperti tidak ada laki-laki lagi saja di dunia ini." Jennie terus menyerocos mencoba untuk membela diri, namun sayangnya hal itu justru membuat Tuan Kim yang berperan sebagai ayahnya semakin marah karena Jennie terus menyelut kemarahannya.

"Jennie Kim!" Ayahnya meninggikan suaranya, Jennie segera memeluk sang ibu, dia menyembunyikan wajahnya di dada sang ibu, mencoba meminta perlindungan tetapi sayangnya sang ibu tidak dapat melakukan hal apapun karena memang sikap Jennie sudah cukup keterlaluan.

"Kau tidak pernah mengerti jika kau belum pernah menjalankannya, Jennie." Timpal sang ibu yang justru mencoba memberi arahan pada Jennie.

"Dia juga tidak ingin menikah denganku, dad, mom. Bagaimana jika pernikahan ini hanya akan menyiksa putri tunggal kalian ini? Aku masih ingin bermain."