"Mrs. Manoban, maaf, apakah tidak lebih baik kita makan dahulu?" Wanita yang bekerja sebagai sekertaris Lalisa itu bertanya dengan berdeham canggung di akhir, mereka sedang mengecek salah satu proyek pembangunan hotel karena perusahaan Lalisa akan menaruh sejumlah saham cukup besar disana.
Lalisa yang sejak tadi tengah sibuk mengamati pembangunan tersebut bersama seorang mandor di sisinya ia menoleh ke arah Mina atau lebih tepat nya sekertarisnya yang sedang mencatat setiap perkataan Lalisa dan gadis jangkung itu terkekeh. "Kau lapar, huh?" Katanya kepada Mina, Mina tertawa kecil dan menggosok belakang lehernya dengan canggung, kepalanya mengangguk pelan.
"Hem, aku lapar karena aku melewatkan sarapan ku tadi." Jawabnya dengan senyum tipisnya.
Lalisa membulatkan kedua matanya, setelah itu dia menyeringitkan dahinya. "Mwo? kau melewatkan sarapanmu?"
Mina mengangguk dan Lalisa berdecak setelah melihat anggukannya. "Yasudah, ayo makan dulu." Ucapnya lalu mereka berpamitan dengan mandor dan beberapa karyawan lapangan yang sedang bekerja, keduanya pun memasuki mobil Lalisa untuk mencari tempat makan.
Setelah mereka menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit lamanya hanya untuk mencari tempat makan karena tempat yang mereka kunjungi sekarang cukup jauh dari kota, akhirnya mereka menemukan tempat makan dan Lalisa memarkirkan mobilnya di tempat makan tersebut. "Ayo, Mina-ssi."
"Mrs. kau yakin tidak apa makan disini?" Mina melirik Lalisa dengan wajah tidak enak.
Lalisa tertawa mendapat pertanyaan seperti itu. "Memang apa masalahnya?"
Mina terkekeh. "Hanya saja tempat makan itu terlihat terlalu kecil untuk seseorang sepertimu." Gumamnya.
Lalisa berdecak samar. "Kau sangat berlebihan, ayo turun, kau harus segera mengisi perut mu agar kau fokus dengan pekerjaan mu, Mina-ssi." Setelah itu Lalisa membuka sabuk pengamannya dan Mina mengangguk, dia juga hendak membuka sabuk pengamannya namun dia terlihat cukup kesulitan sementara Lalisa yang melihat hal itu, dia segera memiringkan tubuhnya dan membantu Mina untuk membukanya.
"Aaa, kamsahamnida, Mrs." Ujarnya dengan sopan, dan Lalisa hanya membalasnya dengan senyumannya, keduanya pun turun dari mobil dan berjalan menuju tempat makan tersebut.
"Anneyonghaseo, nona-nona cantik, selamat datang di tempat makan kaki lima rasa bintang lima." Seorang Ahjumma yang sepertinya seorang pemilik tempat makan tersebut menyapa keduanya dengan ramah dan di bumbui dengan sedikit candaan itu membuat Lalisa dan Mina saling melirik dan tertawa kecil mendengarnya.
"Dan pilihlah meja sesuai yang kalian inginkan, nona." Sambungnya.
"Terimakasih, Ahjumma." Kata Lalisa yang membalasnya dengan ramah lalu gadis jangkung itu melangkahkan kakinya menuju salah satu meja yang berada disana dan di susul dengan Mina di belakangnya.
"Kamsahamnida, Ahjumma." Sambung Mina.
Wanita paruh baya itu segera menarik kursi dan mempersilahkan Lalisa dan Mina untuk duduk, mereka duduk saling berhadapan.
"Kalian manis sekali." Ahjumma itu memuji mereka membuat keduanya saling tersenyum.
"Lebih tepatnya dia yang manis, aku keren, Ahjuma-ssi." Lalisa bergurau dengan tawanya yang ringan, sementara Mina terlihat salah tingkah mendengarnya, pipinya memerah begitu saja dan wanita paruh baya itu tertawa.
"Aigoo, aku sudah sering di kunjungi dengan pasangan seperti kalian, tetapi baru kali ini aku melihat pasangan semanis kalian." Kata Ahjumma itu yang membuat Lalisa hanya terkekeh menanggapinya, sedangkan Mina membelalakan kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Responsibility, JENLISA (GxG) (END)
RomanceBaru lulus sekolah, pengennya main tetapi malah di nikahin, gimana sih kelanjutannya? yang penasaran, yuk kepoin, jangan lupa follow yaaa. cerita ff jenlisa series ke sebelah dari jenmanoban2602. happy reading, guys!