34. Panic (END)

8.8K 901 126
                                    

Lalisa yang terlihat sedang bersama teman-temannya itu di salah satu tempat hangout yang memiliki tema out door, mereka tengah berbincang dan tentu saja ada Jennie dan juga pasangan mereka masing-masing yang dimana mereka juga sahabat dari Jennie.

Jennie yang sedang memakan es krim nya itu tiba-tiba saja terlihat bergerak dengan gelisah, ia bahkan duduk bersandar pada kursinya.

"Hahaha, kapan-kapan jika kau akan pergi lagi bersama Jennie, ajak kami lagi, Lalisa." Ucap Seulgi dan Lalisa hanya berdecak.

"Enak saja, kali ini aku dan Jennie tidak akan membiarkan kalian mengganggu liburan kami." Kata Lalisa sambil terkekeh setelahnya.

Jennie semakin gelisah, dahi mulusnya bahkan sudah di penuhi oleh bulir-bulir keringatnya yang juga membasahi lehernya, dia membasahkan bibirnya sendiri, satu tangannya berada di pinggulnya dan wajahnya meringis menahan sakit, hingga akhirnya satu tangannya menjulur memegang tangan Lalisa.

"H-hon..." suaranya terdengar sangat pelan dan berbisik, seketika Lalisa menoleh ke arah Jennie dengan cepat, raut wajahnya sangat cemas karena ia melihat raut wajah Jennie yang begitu pucat.

"Honey, ada apa denganmu?" Tanyanya dengan panik, dan hal itu juga membuat semua teman mereka yang berada di sana ikut panik.

"W-wae, Jennie-ya?" Tanya Irene yang ikut memegang bahu Jennie.

"Jennie, are you okay???" Sahut Wendy yang juga memastikan.

"Ada apa, Jen? Kenapa?" Dan kini, Jisoo sebagai kakak sepupunya itu juga ikut cemas.

"Eonnie, kenapa? Bicaralah!" Joy menimpal dengan raut wajah cemasnya.

Mereka semua terlihat ikut panik melihat keadaan Jennie sekarang, dia meremas pergelangan tangan Lalisa dengan keras. "Peruku.. perutku sakit sekali, aaah." Rintihnya kesakitan.

"Ku rasa, Jennie mau lahiran, Lalisa." Kata Irene dengan suara paniknya.

"M-mwo? T-tapi, dia baru hamil delapan bulan, eonnie." Jawab Lalisa terbata.

Sudah dua bulan berlalu dan kehamilan Jennie sudah berusia delapan bulan sekarang dan hari ini, Lalisa sengaja mengajak Jennie untuk ikut berkumpul dengan teman-temannya, pikirnya juga sekalian berkumpul dengan teman-teman Jennie, dan hal itu yang membuat Jennie akhirnya ikut, lagi pula, mereka tidak berpikir bahwa Jennie akan lahiran sekarang karena seharusnya masih satu bulan lagi perkiraan dokter, tapi kenyataannya sepertinya perkiraannya itu maju, bahkan bisa di bilang sangat jauh dari perkiraan yang seharusnya.

"Aah, sshh." Jennie terus merintih, bahkan remasan di tangan Lalisa sangat kencang.

"Lalisa, tunggu apa lagi! Apa kau akan membiarkan istrimu lahiran di tempat ini?" Ucap Seulgi yang membuat Lalisa akhirnya tersadar dari lamunannya, wanit jangkung itu mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, tanpa berpikir panjang, Lalisa segera mengangkat tubuh Jennie menggunakan bridal style, Irene mangambil tas milik Jennie, dan Seulgi membawa tas milik Lalisa, semua temannya itu ikut berlari menyusul Lalisa.

.

.

.

"Ahh, palli, honey! Bukankah kau seorang pembalap? Kenapa sekarang kau membawa mobilnya seperti siput?" Jennie mengerang kesakitan, dia terlihat sangat meringis, bahkan kakinya terus bergerak untuk menendang kursi kemudi milik Lalisa karena dia duduk di belakang.

Di dalam mobil, bukan hanya ada Lalisa dan Jennie, tetapi ada Jisoo dan juga Chaeyoung yang ikut menemani, sementara yang lain memutuskan untuk menggunakan mobil mereka masing-masing.

My Responsibility, JENLISA (GxG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang