Nah, kan. Udah di bilang bikin author seneng tuh gampang, tinggal vote & komen sesuai isi cerita, pasti bakalan sering update.
***
Kedua orang tua Lalisa saling senggol menyenggol menggunakan siku mereka dan saling berbisik ketika kedua orang tuanya melihat Lalisa yang baru saja menuruni anak tangga, kedua orang tua itu nampak penasaran dengan apa yang terjadi pada Lalisa, namun sepertinya mereka enggan untuk bertanya karena melihat bagaimana kacaunya penampilan Lalisa pagi ini.
"Morning, mom, dad." Lalisa tetap menyapa kedua orang tuanya sambil mengecup pipi ibu dan ayahnya secara bergantian yang membuat ayah nya terbatuk dan ibunya memasang wajah gugup.
"M-morning, anak daddy."
"M-morning, Lala." Kedua orang tua itu serempak berdeham setelahnya.
Lalisa duduk di kursi makannya, raut wajahnya tampak kusut namun ia tetap memaksakan untuk pergi ke perusahaan.
Lalisa mulai mengambil mekanannya yang telah di siapkan di atas meja makannya, tidak ada percakapan apapun, yang terdengar hanya suara dentingan alat makan yang terbentur mengenai piring untuk beberapa menit lamanya, ibu Lalisa menyenggol tangan suaminya menggunakan sikunya yang membuat pria paruh baya itu menoleh ke arah istrinya.
"Why?" Bisik ayahnya.
"You must talk..." balas ibunya tanpa suara, ayah Lalisa membasahi bibirnya.
Sementara Lalisa mencoba untuk tetap acuh meski ia mendengar suara-suara yang berbisik dari ayah dan ibunya itu, tidak lama ayahnya berdeham.
"Ekhem, Lalisa. Ada yang ingin Mommymu tanyakan, katanya." Ucap ayahnya yang malah melempar ucapannya ke ibunya yang membuat ibu Lalisa terbatuk akibat tersedak makanannya dan melihat hal itu Lalisa segera mengambil air putih untuk ibunya dan memberikannya yang langsung di teguk oleh sang ibu.
"Sudah lebih baik, mom?" Lalisa bertanya ketika melihat ibunya selesai minum, ibunya berdeham dan mengangguk.
"Sudah, sayang. Terimakasih." Gumam ibunya dan Lalisa segera mendaratkan bokongnya lagi, untuk hal sekecil itu saja Lalisa memang sangat memperhatikan ibunya, gadis jangkung itu sangat menjaga seorang wanita di sisinya terlebih lagi ibunya, dia benar-benar sosok gadis yang sempurna, sayangnya. Seseorang baru saja telat untuk menyadari semua itu.
"Apa yang ingin mommy tanyakan?" Ucap Lalisa yang kini kedua matanya menatap sang ibu yang duduk di hadapannya, dia bahkan menghentikan makannya dulu hanya untuk mendengarkan sang ibu berbicara.
Ibu Lalisa melirik sekilas suaminya, sementara pria paruh baya tersebut berpura-pura acuh dan tidak terjadi apapun karena beliau tetap makan.
"Tetapi, jika memang kau belum bisa menjawabnya tidak apa-apa, jangan di paksakan, okay?" Ucap ibunya dan Lalisa segera menghembuskan napasnya samar.
"About.. her?" Tebaknya langsung.
Ibu Lalisa segera membasahi bibirnya dan dengan cepat meraih tangan Lalisa. "Hmm, apa yang terjadi? Semalam, ayah mertuamu menghubungi daddy dan ayah mertuamu menanyakan tentangmu, dia juga mengatakan bahwa istrimu sedang berada di rumah mereka dan dia juga terus menangis ingin bertemu denganmu." Ucap ibunya dengan suara yang sangat merendah, diam-diam ayahnya menyimak karena meskipun pria paruh baya itu terlihat sedang makan, namun kedua matanya terus melirik ke arah Lalisa yang berada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Responsibility, JENLISA (GxG) (END)
RomanceBaru lulus sekolah, pengennya main tetapi malah di nikahin, gimana sih kelanjutannya? yang penasaran, yuk kepoin, jangan lupa follow yaaa. cerita ff jenlisa series ke sebelah dari jenmanoban2602. happy reading, guys!