VOTE
&
KOMEN SESUAI ISI CERITA.***
'bruuukh'
Lalisa, ia meletakan lemari pakaiannya dengan kasar hingga menghasilan bunyi benturan yang cukup keras menggema di ruang tamunya.
Sementara Jennie yang terlihat sedang asik bermain ponselnya sambil duduk di atas sofa ruang tamunya itupun tersentak kaget, ia memegang dadanya.
"Kamchagi! what's wrong with you?" Tukas Jennie kepada Lalisa."Bangun, Jennie." Lalisa bersuara dengan napas terengah.
"Aku sedang sibuk, teman-temanku mengajakku keluar, Lalisa." Ucap Jennie yang membuat Lalisa mengencangkan kedua rahangnya, ia mendengus sebal dan mengepalkan kedua tangannya erat.
"Jennie.. jangan membuatku marah, jangan menguji kesabaranku, ku bilang bangun, palli!" Lalisa meninggikan suaranya di akhir, menyuruh Jennie bangun dan Jennie berdecak sebal, dia bangun dari sofanya dan menghampiri Lalisa.
"Apa? Kau mau apa?" Tanya Jennie dengan wajah yang datar.
"Simpan dulu ponselmu dan bantu aku mengangkat lemari ini, sedaritadi kau hanya sibuk memainkan ponselmu." Ucap Lalisa dengan kesal.
Mereka sedang berpindah ke villa baru mereka, sayangnya kedua orang tuanya sengaja melakukan ini, yakni tidak memperbolehkan siapapun membantu keduanya untuk membereskan ruangan tempat tinggalnya itu, mereka hanya ingin Lalisa dan Jennie bersikap kompak untuk itu, tetapi sedaritadi hanya Lalisa yang bergerak sendiri, sedangkan Jennie hanya sibuk memainkan ponselnya dan hal itu membuat Lalisa geram yang akhirnya ia memarahi Jennie.
"A-apa? Kau menyuruhku apa?" Jennie memasang wajah tidak percaya, gadis bermata kucing itu mendekatkan dirinya lebih dekat ke arah Lalisa, ia juga mencondongkan telinganya ke arah Lalisa. "Kau menyuruhku apa, Lalisa?" Sambungnya lagi mengulang kalimatnya.
Lalisa menarik napasnya dalam-dalam. "AKU BILANG BANTU AKU MENGANGKAT LEMARI INI ANAK MANJA, APA KAU SUDAH MENDENGARNYA?!" Lalisa baru saja berteriak tepat di samping telinga Jennie dan hal itu membuat Jennie memegang telinganya dan meringis.
"YAAA!" Balas Jennie yang juga berteriak, keduanya saling menatap dengan kesal.
Tidak ada yang mengeluarkan suaranya terlebih dahulu, mereka saling menatap dengan tatapan yang di penuhi oleh amarah, kedua dada mereka naik turun dengan cepat.
"Aku bersumpah atas nama langit, bumi beserta isinya, Lalisa. Aku adalah Kim Jennie Ruby Jane, aku tidak pernah mengangkat benda seberat ini, bahkan aku tidak pernah mengangkat benda yang memiliki berat lebih dari dua kilo gram." Kata Jennie dengan tatapan yang penuh dengan percikan api emosi di dalamnya.
Lalisa mengulum bibirnya sendiri, setelah itu dia tertawa terbahak-bahak, tawanya sungguh menggelegar terdengar memenuhi villa nya, gadis jangkung itu tertawa hingga mengeluarkan air mata.
"Kau terdengar seperti orang tua yang sedang bersabda, Jennie. Dan..."
"Kau mengatakan bahwa kau tidak pernah mengangkat benda seberat dua kilo gram? Dua gunung kembar yang kau bawa saja sepertinya memiliki berat yang lebih dari itu." Lalisa berdeham sambil melirik dada Jennie dan Jennie membelalakan kedua matanya lalu memeluk dadanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Responsibility, JENLISA (GxG) (END)
RomanceBaru lulus sekolah, pengennya main tetapi malah di nikahin, gimana sih kelanjutannya? yang penasaran, yuk kepoin, jangan lupa follow yaaa. cerita ff jenlisa series ke sebelah dari jenmanoban2602. happy reading, guys!