Sebelas

258 34 3
                                    

"Bunda, kita mau ke mana?" tanya bocah berumur lima tahun pada wanita yang diyakini sebagai ibunya.

Wanita itu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan putranya, Win kecil. Ia mengelus surai Win dengan lembut seraya tersenyum.

"Win, gak keberatan kan kalau harus tinggal berdua sama bunda?"

"Kenapa bunda? Terus ayah gimana? Kalau ayah nyariin kita gimana, Bun?"

"Win gak mau ya tinggal berdua sama bunda?" Meskipun wanita itu tersenyum, tetapi Win dapat melihat ada sendu di netra ibunya, ada rasa sakit yang coba ibunya pendam.

Win yang melihat itu tak kuasa menolak ajakan ibunya, ia dengan senyum lebarnya mengangguk.

Setelah itu hidup Win berubah, ia yang sudah terbiasa tinggal di rumah mewah dengan segala fasilitasnya kini harus menanggung hidup serba kekurangan.

Bisa dihitung dengan jari berapa kali mereka maka makanan enak. Ibunya akan memasak sup ayam ketika Win berulang tahun atau ketika anak itu sakit.

Oleh karena itu ia selalu menantikan hari ulangtahunnya. Bukan, Win bukan menantikan sup ayam buatan ibunya. Anak itu hanya ingin ibunya di rumah lebih lama.

Terlalu sibuk dengan pekerjaannya membuat waktu yang mereka miliki sedikit.

Bohong jika Win mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan ayahnya menjemput dirinya beserta ibunya. Dan membawa mereka berdua pulang.

Win berharap, sangat.

Di dalam hati kecil Win, anak itu masih memiliki harapan agar kedua orangtuanya kembali bersama dan berdamai.

Win tidak tahu alasan kenapa mereka memilih untuk tidak bersama. Karena yang Win ketahui ayahnya begitu mencintai ibunya, begitu pula sebaliknya.

Namun harapan itu harus hancur ketika ibunya memberi tahu alasan mereka berpisah.

Sebenarnya Dina—Ibu Win tidak ingin menceritakan semuanya pada Win. Tapi putranya memaksa sehingga mau tidak mau Dina menceritakan yang sebenarnya, alasan kenapa mereka berpisah.

Win yang saat itu sudah berusia 13 tahun harus menerima fakta yang begitu menyakitkan, hingga rasanya ingin menjerit untuk meluapkan rasa sesak yang menghimpit dadanya.

Win memeluk tubuh ringkih Dina yang semakin kurus. Karena akhir-akhir ini wanita itu sering sakit-sakitan. Alasan kenapa Ia menjawab pertanyaan Win adalah karena putranya akan menghampiri mantan suaminya untuk meminta biaya pengobatannya.

Bayangan masa lalu sekilas terlintas di ingatan Win. Rasa sakit, kecewa, dan putus asa sepertinya sudah mematikan hati Win.

Jika saja ini terjadi beberapa tahun yang lalu, sebelum ia kehilangan orang paling ia sayangi. Mungkin saja Win akan berlari dan memeluk pria itu.

Win sudah pasti bahagia.

Apa yang ia harapkan akhirnya terwujud, ayahnya datang.

Namun, sekarang ia sudah kehilangan orang paling berarti dalam hidupnya. Ia sudah kehilangan ibunya.

Win memang pernah berharap ayahnya datang. Tapi tidak untuk sekarang. Saat ia sudah kehilangan dan sendirian.

Win mau ayahnya menjemput dirinya bersama dengan ibunya, bukan hanya dirinya sendiri.

Bagi Win, ini sudah terlambat, sangat terlambat.

Pemuda itu sudah tidak lagi mengharapkan kedatangan ayahnya. Karena bagaimanapun Win tahu bahwa mereka sudah tidak akan bisa kembali utuh.

Pria itu berjalan menghampiri Win, lalu memeluk putranya dengan erat. Sedangkan Win hanya diam. Tidak membalas atau menolak pelukan itu.

Pandangan Win lurus ke depan, tetapi tatapannya kosong.

Ah, pelukan ayahnya masih sama seperti yang dulu, hangat. Yang berbeda hanya perasannya.

Dulu ia merasa nyaman, tidak seperti ini.

Asing.

Entah sejak kapan, tetapi Win kini hanya merasa asing dengan perlakuan yang diberikan oleh ayahnya.

"Maafin ayah, Nak. Ayah bener-bener menyesal. Maaf ayah terlambat buat jemput kamu," bisik Arya—ayah Win lirih di telinga Win.

Kata maaf itu terdengar tulus di telinga Win, tetapi tetap saja tidak cukup untuk membuat hati Win menghangat.

Kenapa baru sekarang dia datang?

Kenapa baru sekarang dia memeluknya?

Kenapa bukan beberapa tahun yang lalu? Ketika ia sangat mengharapkan kedatangannya, saat ia membutuhkan hangat pelukannya.

Kenapa baru sekarang?

Ketika semuanya sudah berubah. Harapannya telah lama hancur, dan ia sudah terbiasa kedinginan.

Di saat mimpinya terlalu mustahil untuk dapat terwujud. Hanya mimpi sederhana, tetapi sulit untuk terwujud.

Mimpi seorang anak kecil yang menginginkan keluarga bahagianya lengkap dan utuh.

Semua itu harus rela direnggut dari dirinya ketika ia baru berusia lima tahun.

Ia harus memendam rasa irinya ketika melihat keluarga orang lain harmonis. Ia hanya bisa menatap iri pada teman-temannya yang masih memiliki keluarga yang utuh.

Banyak pertanyaan yang ingin Win tanyakan. Tapi untuk memandang wajah ayahnya lebih lama saja Win sudah tidak sanggup.

Terlalu asing.

Hingga membuat hati Win merasa sangat tidak nyaman.

"Tolong tinggalin saya sendiri."

"Win, ayah tahu kalau ayah salah, tapi tolong beri ayah kesempatan kedua. Ayah akan memperbaiki—"

"Pergi," potong Win lirih terdengar seakan memohon agar Arya pergi dan memberikannya waktu untuk sendiri.

Hati Arya sakit ketika mendengar nada memohon itu. Ia lebih suka diteriaki atau diusir dengan kasar.

Bukan dengan nada memohon seperti itu. Karena dengan begitu rasa bersalahnya akan semakin besar.

Sial, kenapa ini sangat menyesakkan.

Ia tahu dirinya salah, tapi tidak bisakah ia diberikan kesempatan kedua? Ia benar-benar ingin memperbaiki segalanya dan memulai semuanya dari awal.

Namun, ketika ia melihat keadaan putranya sekarang, ia harus mengalah dan memberi waktu untuk Win. Ia tidak bisa memaksa. Karena bagaimanapun ia tahu jika di sini ia yang bersalah.

Jadi dengan langkah berat ia meninggalkan Win.

Sedangkan Win hanya berdiri di tempatnya, tidak menoleh atau melirik kepergian ayahnya.

Win memang memerlukan waktu. Ia memerlukan waktu untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Atas kekecewaan yang pernah ia rasakan, atas impian-impian yang gagal ia wujudkan, serta atas kehilangan.

Win perlu waktu.

Entah untuk sembuh atau menjauh.

TBC..

Gw sibuk jadi baru bisa update😁

gw kasih bonus foto mesra BW😯

gw kasih bonus foto mesra BW😯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ry, Minggu 19 Maret 2023

Bumantara Chandra [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang