Enam Belas

241 32 12
                                    

Win menuntun sepedanya dari tempat parkir kafe hingga ke jalan raya.

Tidak seperti biasanya kali ini Win sendiri, Bright tidak ikut menemani pemuda itu bekerja.

Win tidak mempermasalahkan hal itu, tetapi ia juga tidak dapat menampik bahwa ada sesuatu yang hilang. Hati Win merasakan ada kekosongan di tempat yang tak tersentuh.

Rupanya kehadiran Bright sudah menjadi rutinitas yang tak terpisahkan dari Win.

Ini yang Win tidak inginkan, ia tidak mau memiliki perasaan seperti ini. Pemuda itu membenci perasaan itu.

Bergantung pada kehadiran seseorang.

Win tidak mau.

Bagaimanapun manusia memiliki hati yang berubah-ubah, tidak menetap.

Pengalaman dari apa yang ia lihat dari kedua orang tuanya rupanya membentuk rasa trauma. Menciptakan ketakutan yang tanpa Win sadari.

Dulu hidup Win hanya berkutat pada pelajaran dan impian yang akan ia capai. Sama sekali tidak pernah terlintas di benak Win untuk mengenal apa itu cinta.

Sampai akhirnya Bright datang, memberikan warna baru di hidupnya yang semula hanya ada hitam dan putih. Mengenalkan padanya rasa yang sebelumnya belum pernah Win rasakan.

Sebenarnya perlakuan dan sikap perhatian yang Bright berikan untuk Win rupanya perlahan sedikit demi sedikit mulai mengikis tembok besar yang Win bangun.

Perlahan tembok itu mulai retak, dan cepat atau lambat akan roboh.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh Bright membuat hati Win menghangat. Perhatian kecil yang lelaki itu berikan juga membuat perasaan nyaman tumbuh di hati Win.

Ya, Win merasakan kenyamanan ketika berada di sisi Bright. Sebuah perasaan baru yang pernah Win rasakan.

Asing, namun Win menyukainya.

Entah sejak kapan perasaan itu mulai hadir dan tumbuh di hatinya, tetapi yang jelas Win merasakan kerinduan akan sosok Bright kala lelaki itu tak berada di sampingnya.

Win sepenuhnya sadar dengan apa yang ia rasakan, ia tahu betul jenis perasaan apa yang dirinya miliki untuk Bright.

Namun, Win masih ragu untuk memulai, ia masih belum menemukan keyakinan untuk memulai hubungan yang lebih jauh bersama Bright.

Untuk orang yang tidak percaya akan cinta karena trauma masa lalu, memulai sebuah komitmen dengan mempertaruhkan hati adalah hal yang menakutkan.

Tidak ada yang menjamin jika hatinya akan baik-baik saja ketika ternyata hubungan yang terjalin di antara mereka malah berujung luka.

Apakah Bright dapat dipercaya untuk menjaga hati rapuh yang ia titipkan padanya?

Bisakah Bright melakukannya?

Apa lelaki itu dapat dipercaya?

Win tersentak kaget ketika merasakan tepukan di bahunya, Win menoleh untuk melihat siapa si pelaku. Awalnya netra pemuda itu menunjukkan keterkejutan, pupilnya melebar lucu. Sebelum akhirnya tatapan itu berubah memancarkan aura kebahagiaan.

Walaupun tipis dan singkat, itu akan terlihat jika Bright memperhatikan Win.

Ya, orang itu adalah Bright.

"Sorry ya gue telat." ucap Bright seraya menjewer kedua telinga, lelaki itu menatap Win dalam dengan senyum lembut andalannya.

"Gue kira lo gak ke sini."

Ekspresi Bright berubah seperti bersalah, "Gue ada kesibukan yang gak bisa gue tinggal, jadi terpaksa gue selesain urusan gue dulu sebelum ke sini."

Win yang tidak mau membahas permasalahan itu lebih panjang hanya mengangguk sebagai respons, walaupun ada setitik rasa penasaran di hati Win tentang urusan yang lelaki itu kerjakan.

Bumantara Chandra [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang