21

238 35 19
                                    

"Makasih ya udah mau nemenin aku, aku bener-bener gak tahu harus minta tolong ke siapa lagi kalau bukan sama kamu. Tapi sebelumnya kamu enggak lagi sibuk, 'kan?"

Bright diam sesaat sebelum akhirnya menggeleng ringan. "Gak kok, kebetulan aku lagi free. Setelah ini aku antar kamu pulang ya? Udah sore."

Alea mengangguk yang dibalas senyuman oleh Bright dan elusan di puncak kepala gadis itu.

Mereka menghabiskan hidangan mereka sebelum akhirnya pergi meninggalkan kafe tempat mereka mengisi perut.

Mobil yang dikendarai Bright dan Alea sampai di pelataran rumah gadis itu.

Alea turun disusul Bright setelah memarkirkan mobil yang sebelumnya mereka kendarai.

"Aku pulang dulu ya? Kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi aku. Sekarang aku pamit pulang dulu."

"Iya, Bright. Hati-hati di jalan Bright."

Lagi-lagi Bright hanya tersenyum dan mengelus surai alea sebagai balasan.

Bright pergi dari kediaman Alea dengan motornya. Lelaki itu melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

Beberapa menit berlalu dan Bright telah sampai di tempat tujuannya.

Tempat Win bekerja.

Setelah sampai dan memarkirkan motornya, Bright masuk ke dalam.

Saat Bright memasuki kafe, ia sudah melihat kehadiran Dew di sana. Bright mengernyit heran. Di dalam hatinya bertanya-tanya kenapa sahabatnya itu berada di sana. Pasalnya Dew hanya sendirian di sana tanpa ada Nani ataupun Gulf.

Bright melangkah menghampiri Dew.

"Dew, di sini juga?"

"Eh, Bright. Iya nih lagi nongkrong."

"Sendirian aja nih?"

"Seperti yang lo lihat."

Bright ikut bergabung dengan Dew. Ia duduk di hadapan sahabatnya itu. Setelahnya memesan kopi favoritnya di tempat itu.

"Tumben banget lo nongkrong sendirian, Dew? Gulf sama Nani gak lo ajak?"

"Gue lagi mau sendiri."

"Lagi galau nih ceritanya?"

Dew hanya diam tak membalas ucapan Bright dan hanya fokus memandang ke arah jalan.

Bright tertawa meledek, pasalnya baru kali ini dia melihat seorang Dew terlihat sedih karena urusan asmara. Karena biasanya sahabatnya itu selalu cuek jika berhubungan dengan asmara.

Diam-diam Bright jadi penasaran siapa yang berhasil menjerat cowok kaku seperti Dew ini. Seperti apa sosok itu sampai-sampai Dew dibuat jatuh hati.

"Mau cerita?"

Dew menoleh sesaat untuk melihat Bright, sebelum akhirnya kembali fokus memandang ke arah jalan.

"Gue naksir sama orang yang kesempatan buat gue dapetin tuh kecil banget."

"Dari mana lo tahu kalau kesempatan itu kecil?"

"Dia suka orang lain, bukan gue."

"Orang yang lo suka udah punya pacar?"

Dew menggeleng. "Belum, tapi gue tahu di hatinya ada orang lain."

"Kenapa lo nyerah secepat itu? Kalau dia belum punya pacar lo bisa perjuangin dia, yakinin dia kalau lo layak buat dia. Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, kalaupun nanti hasilnya gak sesuai dengan apa yang lo bayangin ya gak apa-apa. Setidaknya lo udah mencoba dan berjuang daripada lo kalah sebelum bertanding."

Bumantara Chandra [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang