02: Be Aware (ind & eng)

574 67 6
                                    

sekedar info yaa cerita ini tuh nyambung sama fated, bedanya latar waktu in his place 3 tahun sebelum pertemuan shira dan neteyam

°°°

"Mora, kenapa buru-buru sekali?" Tsireya melihat Remora berjalan dengan terburu-buru. Oleh karena itu Remora menghentikan langkahnya membiarkan gadis itu menghampirinya.

"Ibuku bilang kamu ada dirumah kami"

"Tadinya, sekarang sup kerangnya sudah matang" Remora tidak tau pasti apakah sup itu sudah matang apa belum, persetan dengan itu. Remora hanya mau pergi dari rumah itu sebelum Aonung benar-benar membuatnya gila.

Remora merinding memikirkan Aonung, laki-laki itu terlalu bahaya ketika sakit.

"Apa Aonung melakukan hal buruk padamu?"

"Tidak, tidak" Remora menggeleng cepat, "kakakmu itu hanya tidur" tapi bukan Tsireya yang langsung percaya dengan ucapannya. Lantas Remora pun mendapati gadis itu menatapnya dengan tatapan curiga, "dia pasti melakukan sesuatu kan padamu?"

Remora terdiam, otaknya sibuk memikirkan ribuan pertanyaan sementara Tsireya berdiri didepannya menunggu jawaban.

"Tapi reya-" Remora menggantung ucapannya, "apakah Aonung selalu seperti itu saat sakit?"

"Seperti apa maksudmu?"

"Manja" jawab Remora.

"Yah- apa?" Tsireya menatap Remora dengan tatapan terkejut, "apakah dia kumat lagi? astaga aonung" gumamnya pelan. Remora menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "well, dia cuma mengira aku Ronal"

"Bisa aku pastikan dia pasti memeluk tanganmu"

Remora mengangguk kecil.

"Tolong maafkan sikap lancangnya itu, dia benar-benar manja kalau sedang sakit. Itu sebabnya kadang Ibu kami tidak bisa lama meninggalkannya ketika dia sakit"

"Tak masalah, dia melakukannya tanpa sadar" Remora tersenyum tipis, "aku hanya sedikit terkejut tadi"

Tsireya benar-benar tak habis pikir.

"Setelah sadar besok dia pasti akan sangat malu jika aku beritahu-"

"Sudahlah lupakan saja, reya" Remora terkekeh, "aku tidak mau nanti dia jadi canggung" terbesit sedikit perasaan tak rela dalam benak Remora ketika memikirkan Aonung mungkin akan canggung terhadapnya jika Tsireya memberitahu, atau parahnya lagi mungkin laki-laki itu tidak akan mau menemuinya karena terlalu malu.

Remora menyerngit pelan, otaknya bertanya-tanya mengapa ia peduli dengan sikap Aonung terhadapnya. Selama ini mereka juga tidak terlalu dekat, Remora lebih sering melihat laki-laki itu berinteraksi dengan Nakia.

Tiga hari berlalu setelah serangan Akula, luka Aonung terlihat masih basah tapi sekarang sudah jauh lebih baik daripada beberapa hari yang lalu.

Ronal merawat luka putranya dengan baik.

"Ma, tolong lah aku sudah sembuh sekarang" entah sudah berapa kali Aonung memohon pada Ibunya untuk membiarkannya pergi keluar rumah.

"Aku baik-baik saja sekarang"

"Luka mu masih belum pulih" ucap Ronal membuat Aonung mendengus kecil.

Aonung mencoba memikirkan alasan bagaimana agar ia bisa keluar dari rumah, ditengah kesibukannya berpikir ia melihat diluar sana Remora sedang membersihkan perut ikan.

Melihat gadis itu seketika Aonung pun mendapat ide.

Aonung mencoba menarik perhatian Remora, tetapi gadis itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Namun Aonung tak menyerah, ia terus menunggu sampai kemungkinan gadis itu akan melihat ke arahnya.

IN HIS PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang