18: The Day

778 63 10
                                    

ahayy sorry baru bisa update, happy reading yaa

° ° °

Waktu terus berlalu setelah kembalinya para pemburu ke Awa'tlu. Semakin banyak hari yang terlewati, tak terasa tiba saat-saat menuju hari pernikahan Aonung dan Remora.

Dua hari sebelum hari pernikahan dilaksanakan, Keluarga Demir tiba di Awa'tlu bersama Lafia. Kehadiran Lafia merupakan permintaan khusus dari Remora.

Terlihat di selat pantai desa, Neteyam dibantu oleh Aonung, Lo'ak dan Spider untuk memegangi tsurak yang dipilih untuk menjalin ikatan dengan istrinya.

"Pelan-pelan saja, oke?"

"Ma teyam, aku akan baik-baik saja. Jangan terlalu cemas begitu."

"Ma wife, terakhir kali kamu melakukannya, kamu hampir celaka."

"Tenang saja, Net." Remora menengahi perdebatan antara sepasang suami istri itu, "Kali ini Shira sedang dalam kondisi hamil, Tsurak bisa merasakan kehamilannya."

"Tsurak tidak terlalu agresif terhadap na'vi yang hamil." Ujar Tsireya menambahi.

Mendengar itu setidaknya Neteyam bisa merasa sedikit tenang. Shira mengambil kesempatan itu untuk melakukan Tsaheylu. Begitu queue menyatu, Tsurak yang tadinya bergerak sedikit agresif berubah menjadi lebih tenang.

Melihat respon tersebut lantas Aonung, Lo'ak dan Spider melepaskan pegangan mereka. Sedangkan Neteyam masih ragu-ragu untuk melepaskan pegangan.

"Lihat, kan?" Remora meyakinkan Neteyam.

Perlahan-lahan Neteyam melepaskan pegangannya, kepalanya mendongak menatap Shira yang terlihat terkesiap merasakan ikatannya bersama Tsurak.

"Sudah siap?" Tanya Neteyam.

Shira mengangguk, diperbaikinya posisi duduk diatas saddles/pelana. Tangannya memegang kendali yang terpasang diatas kepala Tsurak. Dalam hitungan singkat, ia menarik nafas dalam-dalam.

Tsurak menyelam masuk ke dalam air dengan gerakan begitu tenang, Shira bahkan tak mengalami kesulitan sama sekali. Mereka semua yang menyaksikan hal tersebut tentu terkejut sekaligus kagum.

"Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat proses pengikatan dengan Tsurak yang begitu tenang." Aonung telah banyak pengalaman mendampingi para calon pemburu muda yang ingin mendapatkan Tsurak mereka sendiri, tetapi proses ikatan antara Shira dan tsuraknya begitu berbeda.

"Tsurak termasuk hewan yang peka." Remora mengalihkan pandangannya pada Aonung, "Ayo, kita harus menemui ibumu sekarang."

"Ah, benar."

Remora dan Aonung berdampingan berjalan keluar dari air menuju Marui pemimpin desa Awa'tlu.

🌊

Hujan turun membasahi desa Awa'tlu dan sekitarnya. Hujan turun tak terlalu deras, namun anginnya lumayan bertiup kencang, tak ada petir yang menyambar. Hujan turun begitu tenang membawa kedamaian.

Sekarang Remora berada di Marui peristirahatan keluarganya, hanya ada dirinya, Nakia, ibu dan Ateyo. Sedangkan Ayah dan Arzok masih belum kembali dari berburu bersama pemburu Awa'tlu lainnya. Mungkin hujan menghambat perjalanan pulang mereka.

Di dalam marui terdengar suara tawa Ateyo karena Remora menghiburnya dengan memasang wajah lucu. Sekarang Ateyo telah hampir berusia 6 bulan, tubuhnya sudah lebih besar dari terakhir kali Remora melihatnya tiga bulan yang lalu.

Tak terasa hujan pun teduh, Remora berjalan keluar marui lalu menghirup udara yang terasa begitu segar. Kakinya mulai melangkah meninggalkan marui.

Remora keheranan saat melihat Lafia basah kuyup dari arah pantai sambil menarik tangan adik laki-lakinya, Maru. Dengan langkah cepat Remora menghampirinya. Ekspresi Lafia terlihat kesal.

IN HIS PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang