well well well aku update chap terbaru nih, ada yang nungguin kah?
Happy readings....
° ° °
Seluruh penduduk Ta'unui duduk bersama melingkari api unggun sambil melaksanakan makan malam. Kegiatan makan malam bersama ini dilakukan setidaknya sekali dalam seminggu, namun selama ritual gabungan antar desa berlangsung maka makan bersama akan dilakukan selama sepekan penuh.
Lafia menyikut Remora memintanya untuk melihat kearah Aonung.
Remora melihat Aonung duduk dengan dikelilingi para wanita muda, pemuda itu terlihat sedikit risih namun tak bisa melakukan apapun selain meladeni wanita-wanita itu setiap kali mereka bicara.
"Pergilah, selamatkan dia" bisik Lafia.
"Kenapa aku? kamu saja sana" Remora memakan udangnya dengan cuek, namun sesekali matanya melirik pemuda itu. Sedetik kemudian Remora mencoba mengabaikannya, tapi kasihan sekali karena Aonung terlihat tak bisa menikmati makan malamnya.
Remora menggeleng pelan, dua tahun yang lalu ia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk melupakan Aonung, dan berinteraksi dengannya sama saja seperti membuat dirinya jatuh ke dalam lubang yang sama.
"Dia bahkan tidak bisa menikmati makan malamnya" Lafia bicara pada dirinya sendiri, dan Remora dapat mendengarnya dengan jelas.
Oh ayolah
Lama kelamaan Remora sedikit tidak tega melihatnya terganggu seperti itu. Alhasil setelah menimbang-nimbang di dalam hati, Remora pun memutuskan untuk menolong pemuda itu.
Remora berjalan melewati kerumunan, kakinya terus melangkah sampai ia tiba ditempat Aonung. Kedatangannya mencuri perhatian para wanita centil itu termasuk Aonung.
"Ladies, maaf mengganggu waktu kalian tapi aku ada urusan dengan dia" Remora menunjuk Aonung.
Aonung menatapnya dengan ekspresi bertanya-tanya, wanita itu menatapnya datar.
"Yes, you"
Langsung saja Aonung beranjak dari tempatnya, tanpa menunggu pemuda itu Remora melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu, sedangkan dibelakang Aonung mengikutinya.
Kanita yang melihat putrinya dan Aonung berjalan bersama segera memberitahu Ronal. Melihat itu diiam-diam Ronal tersenyum lebar.
"Duduk disitu" Remora duduk ke tempatnya semula disebelah Lafia lalu makan dengan santai, sementara pemuda itu duduk tak jauh dari mereka berada.
"Tenanglah, disini setidaknya kau aman dari wanita-wanita itu" Lafia melahap makanannya, matanya fokus menatap Aonung yang hanya diam menikmati makan malamnya.
"Ngomong-ngomong aku Lafia, sahabat dekat Remora" ucap Lafia.
"Aonung" ucap Aonung singkat, padat dan jelas.
Kemudian mereka bertiga makan dalam diam ditemani alunan musik tradisional khas desa Ta'unui.
"Mereka tidak berhenti melihatmu"
Remora melihat kearah sekumpulan wanita muda seumurannya itu yang terlihat jelas sedang membicarakannya sekarang. Remora memilih tak peduli dan menganggap semua itu hanya angin lalu.
Selama dua tahun ini Remora mengalami banyak perubahan dalam hidupnya, sekarang orang tuanya terlihat lebih peduli padanya setelah Nakia menikah. Sikapnya yang terkadang sedikit arogan membuat Remora sulit menciptakan pertemanan baru, hanya Lafia yang benar-benar memahaminya.
Apalagi setelah kakaknya menikah pun Remora semakin merasa kesepian di rumah. Dan ya, Nakia sudah menikah sekitar tiga bulan yang lalu dengan seorang prajurit hebat desa ini, Amron.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN HIS PLACE
Fanfictiondrowning in those ocean eyes note: available in indonesian & english BOOK: IN HIS PLACE (season 1) IN FATED (season 2)