15: Night Date

522 59 12
                                    

tumben bgt ini aku update tengah malam, biasanya kalo ga siang ya sore

happy readings...

° ° °


Terhitung sudah hampir tiga jam Remora berada di kediaman pemimpin desa Awa'tlu. Di hadapannya ada Ronal dan Ibunya yang sedang memberitahu berbagai tata cara menjalani ritual yang akan dimulai besok.

Remora mencoba untuk fokus, berusaha menangkap semua penjelasan yang Ronal dan Kanita lontarkan. Kakinya bergerak resah, pikirannya melayang kesana dan kemari. Tiga puluh menit terakhir Remora habiskan dengan perasaan gelisah lantaran sekarang sudah waktunya untuk menemui Aonung di hutan. Tetapi sepertinya kedua wanita paruh baya ini tak ada tanda-tanda akan menyudahi kegiatan.

"Dan malam terakhir saat menjalani ritual kamu dan Aonung har-"

"Permisi"

Semua perhatian penghuni dalam Marui tertuju pada Tsireya yang kebetulan sekali datang mengintrupsi penjelasan ibunya.

Tsireya tersenyum tipis, kakinya melangkah masuk ke dalam rumah. Remora menegakkan tubuhnya, menatap wanita itu seakan minta tolong.

"Ada apa, Tsireya?"

"Ibu, bolehkah Remora pergi bersamaku?"

"Tapi Remora sedang sibuk sekarang."

Diam diam Remora mendesah pelan.

"Ya, tapi aku sangat perlu Remora sekarang. Boleh ya, bu?"

Ronal menarik nafas lalu saling bertukar pandang dengan Kanita. Kanita mengangguk kecil, lantas Ronal pun mengalihkan tatapannya pada Remora.

"Baiklah, kamu bisa pergi sekarang."

Remora segera bangun, sebelum pergi ia menyempatkan untuk memberi salam, "Selamat malam dan terima kasih untuk hari ini." Setelahnya dengan langkah cepat keluar dari Marui.

"Anak muda sekarang benar-benar berbeda dengan kita dulu, duduk dalam waktu yang lama saja sudah gelisah." Ronal menggeleng-gelengkan kepala.

Kanita terkekeh kecil, "Bukannya kamu dulu juga sering melarikan diri sehingga Niran harus mengundur hari untuk mengajarimu tata cara menjadi Tsahik yang baik."

Ronal mencubit Kanita membuat sang sahabat meringis sakit, "Jangan pernah katakan itu didepan anak-anak!"

Ingatan Ronal tentang masa lalu masih sangat jelas, terkadang ia merasa geli ketika mengingat betapa nakal dirinya saat masih remaja. Dan Niran sebagai orang tua Tonowari sekaligus ibu mertuanya sering sekali mengomeli sikapnya yang selalu melarikan diri ketika hendak memulai sesi belajar.

Mengingat itu semua membuat Ronal terkekeh pelan.

"Terima kasih Tsireya karena kamu baru saja menyelamatkanku."

Tsireya terkekeh pelan, "Percayalah, aku tidak akan berani melakukannya kalau Aonung tidak memaksaku untuk mengeluarkanmu dari sana."

"Aku terlambat, seharusnya aku sudah bersamanya sekarang."

"Lebih baik kamu segera temui dia sekarang."

Remora mengangguk, "Aku pergi dulu." Tangannya melambai kecil ketika mulai meninggalkan Tsireya. Kakinya melangkah menuju hutan dibelakang desa.

"Aku mencintaimu, Reya" pekik Remora sebelum memasuki hutan membuat Tsireya tertawa mendengarnya.

Menghabiskan waktu bersama seseorang yang kita cintai memang suatu hal yang luar biasa, meskipun hanya sekedar diam sambil menatap taburan bintang di langit sudah lebih dari cukup.

IN HIS PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang