11: Secret Place

789 66 26
                                    

nih aku update lagi malam ini

happy readings....

° ° °

Remora kembali menjalani hari-harinya sebagai wanita Ta'unui dengan biasa, sejak pagi hingga siang ia akan sibuk bekerja di air, lalu sore hari setelah kembali bekerja ia akan menghabiskan waktu bersama Lafia untuk sekedar menyegarkan pikiran.

Tak terasa dua bulan berlalu semenjak kepergiaannya dari Awa'tlu, selama itu juga Remora tak bertemu Aonung sama sekali. Terkadang pemuda itu terlalu sering mengganggu pikirannya sehingga Remora selalu berpikir berlebihan.

Tak bohong Remora berharap Aonung setidaknya datang ke desanya untuk sekedar mengunjunginya, namun hari-hari berlalu dan tak ada kabar kedatangannya.

Suatu sore setelah seharian Remora disibukkan dengan persiapan pemberian nama anak pertama Nakia dan suaminya, Remora memutuskan untuk pergi ke bagian lain dari pulau desanya. Ombak di area pantai itu sangat tenang, suasananya damai sekali, Remora mengapung telentang dipermukaan air sambil memejamkan mata menikmati similar angin sekaligus panas matahari.

 Ombak di area pantai itu sangat tenang, suasananya damai sekali, Remora mengapung telentang dipermukaan air sambil memejamkan mata menikmati similar angin sekaligus panas matahari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mora"

Samar-samar Remora mendengar suara familiar memanggil namanya. Namun ia tak bereaksi, ia sadar sepenuhnya suara itu hanya bagian dari khayalannya saja.

"Tempat ini tenang sekali"

Keningnya berkerut ketika merasakan pergerakan disekitarnya, sejak kapan sebuah khayalan bisa terasa senyata ini?

Karena penasaran, perlahan-lahan Remora mulai membuka mata mendapati seseorang berdiri disebelahnya, tubuhnya tinggi menjulang, dan akibat refleksi cahaya matahari diatas sana membuat Remora tak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Hingga pelan-pelan pandangannya mulai jelas, Remora terkesiap ketika ia menyadari siapakah pemuda yang ada didekatnya ini.

"Aonung?"

Bibir itu tersenyum membentuk sebuah senyuman, "Ya, ini aku" dan pada detik itulah Remora langsung bangun dari posisinya untuk memastikan apakah semua ini nyata atau hanya bagian dari hasrat keinginannya.

"Ini nyata?" Remora mengangkat tangannya lalu menusuk-nusuk dada Aonung dengan jari telunjuknya. "Aku bahkan bisa menyentuhmu!" semua ini terasa begitu nyata dan pemuda didepannya malah sibuk tertawa, membuat Remora semakin kebingungan.

"Apa aku sedang bermimpi?"

"Kamu tidak sedang bermimpi" Aonung menarik pinggangnya agar Remora semakin mendekat hingga tak ada jarak di antara mereka. Remora terlalu terkejut sehingga ia hanya diam memproses semua itu dikepalanya.

Tatapannya jatuh pada tatapan Aonung di matanya. Detik itulah Remora menyadari bahwa Aonung nyata, pemuda itu benar-benar ada disini.

Remora tak kuasa menahan senyumannya, tanpa menunggu lama ia langsung memeluk pemuda itu, menyesap aroma tubuhnya yang khas. Aroma yang sudah lama Remora rindukan.

IN HIS PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang