gimana puasanya? masih semangatkah?
happy readings....
° ° °
Setibanya di desa Remora tak langsung pulang ke rumahnya melainkan ia pergi menemui Ronal. Wanita tiga anak itu terlihat sedang menyuapi Amaina makan malam.
"Remora?"
"Ronal, maafkan aku." Remora berdiri didepan pintu rumah, Ronal menatapnya dengan tatapan bingung, "Masuklah, mora."
Remora pun masuk ke dalam kediaman Tonowari dengan sopan, ia duduk tak jauh dari Ronal.
"Aku benar-benar minta maaf, Ronal. Aku tidak bermaksud menghilang, aku hanya tertidur dihutan."
Ronal tersenyum kecil, diletakkannya ke lantai piring berisi makanan Amaina, "Kenapa minta maaf, Mora?"
"Aonung bilang kamu mencemaskanku- tunggu, apakah Aonung membohongiku?" Lantas Ronal tertawa pelan, "Justru putraku yang cemas mencari-cari keberadaanmu."
"Aonung mencemaskanku?" Remora bergumam pelan, tiba-tiba saja benaknya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan. Aonung mencemaskannya? Tapi mengapa?
"Aku sudah bilang padanya nanti juga kamu akan pulang, tapi Aonung benar-benar cemas karena hari sudah malam dan kamu belum juga kembali."
Remora diam seribu bahasa.
"Mama, lagi" Amaina menepuk-nepuk paha Ronal meminta untuk disuapi lagi.
"Oh cintaku" Di ambilnya sesendok makan lalu ia suapkan kepada Amaina, "Makan yang kenyang putri kecilku." Ronal mengalihkan perhatiannya pada Remora, ia terkekeh pelan karena sejak tadi wanita muda itu hanya diam dan tampak berpikir keras.
"Jangan terlalu dipikirkan, Aonung memang tidak suka memperlihatkan kepeduliannya." Ronal menyuapi Amaina lagi namun perhatiannya tetap pada Remora, "Percayalah mora, kedatangannya menjemputmu bukan atas perintahku."
Remora benar-benar berharap Ronal mengarang semuanya, ia tidak ingin Aonung peduli padanya karena jika semua itu benar hanya akan membuatnya semakin kesulitan melupakan pemuda itu.
Remora tak mau berharap lebih, sudah cukup ia terluka karena pemuda itu. Remora tak mau lagi.
'Ya, tentu saja dia peduli padaku karena aku sudah seperti adiknya sendiri'
"Kalau begitu aku akan pulang saja, maafkan aku sudah menganggu waktumu Ronal." Remora beranjak dari duduknya. Ronal mendongak menatapnya, "Tak masalah, aku senang setiap kali kamu menemuiku."
"Selamat malam, Ronal." Remora berjalan menuju pintu rumah sambil melambai kecil pada Amaina yang menatap kepergiannya. Gadis kecil itu tersenyum menampilkan deretan giginya, terlihat sangat menggemaskan.
☘☘☘
Keesokan paginya Remora hanya bermalas-malas di depan marui, kakinya ia biarkan berendam di dalam air, sedangkan tangannya sibuk memberi makan Fumi dan beberapa Ilu lain yang menghampirinya.
"Oh ikannya sudah habis"
Fumi dan Ilu lainnya mulai pergi mencari Na'vi yang mau memberi mereka makan lagi. Melihat kepergian hewan-hewan itu membuat Remora menggeleng pelan, "Setelah kenyang kalian tinggalkan aku." gumanya pelan sambil terkekeh pelan.
Saat sedang asyik menatap pemandangan laut didepan sana, Remora dibuat terkejut saat seseorang tiba-tiba memegang kakinya. Lantas ia menunduk untuk melihat siapa orang itu, namun detik berikutnya kakinya ditarik dari bawah sehingga ia jatuh ke dalam air.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN HIS PLACE
Fanfictiondrowning in those ocean eyes note: available in indonesian & english BOOK: IN HIS PLACE (season 1) IN FATED (season 2)