16. Appréciation et câlins d'amis

18.4K 1.4K 14
                                    


💚🍃

~~~

"Haii Elll!!!" Sapa seano yang masih berada di depan pintu masuk.

Gabriella yang tengah duduk di bangkunya sambil meminum susu pemberian ayanza.
"HAI JUGAA SEANO!" Balasnya.

Murid-murid disini masih sedikit berdatangan.
Kelas mereka memang terkenal dengan ke berandalan siswa dan juga kepintaran. Anak-anak emas di sini juga banyak.

Seperti sekarang, ketua kelas mereka Rendra Anvrano Tengah membersihkan kelas.

"Rajin banget sih kekel kita." Ujar Gabriella terkekeh.

Mendengar itu Rendra menoleh menatap Gabriella. "Biasa el. Tapi, kayak babu sih gue."

Gabriella tertawa ngakak. "Kasian."

Rendra mengerucutkan bibirnya. "Tahun depan gak mau lagi gue jadi ketua kelas."

"Ini juga paksaan sih." Lanjutnya.

Gabriella menggelengkan kepalanya. "Gak. Lo cocok banget jadi ketua kelas." Gabriella mengangkat kedua jemponya.

Ayanza yang sedang memainkan ponselnya menatap permusuhan pada Rendra.

Seano berjalan menghampiri Gabriella dan merangkul pundak Gabriella.

"Kangen banget gue sama lo el. " Ucap seano dramatis.

"Jangan denger el. Seano tuh buaya." Ujar Keysa BELA, Sohib niven yang sedang mengerjakan pr di bangkunya. Niven sendiri belum datang.

Seano menatap sinis Keysa. "Dih. Lo juga buaya betina!"

"Bacot." Ucap Keysa tanpa menatap seano.

"Kok sepi banget ya." Celetuk Gabriella mengedarkan pandangannya.

Rendra terkekeh mendengarnya, "Dikelas kita mana ada yang pergi kesekolah cepet."

"Ada TUHH. Gue contohnya. " Ucap salah satu siswi disini, Stefanie. Masih ingat kan?

"Halahhh! Lo datang awal juga kesambet jin. Biasanya juga telat. " Bantah cowok yang sedang tengkurap, Alan hafiz. Namanya sih alim, tapi kelakuannya zholimin.

Stefanie yang memang sedang memakai lipstik menatap aura permusuhan pada Alan.
"Lo ada dendam apa sih sama gue? Gue ngomong aja harus ada Lo yang ngebantah. "
Satu kelas ini memang tau alan dan Stefanie memang selalu adu cekcok.

"Ada. Dendam lama. " Celetuk Alan cuek.

"Haishhhh shiballll sekyahhh. " Umpat Stefanie dalam bahasa drama yang selalu ia tonton.

"Gue tau ya arti ucapan lo." Alan masih saja dalam posisi tengkurapnya.

"Gie ti yi irti icipin li. " Nyinyir Stefanie yang masih dalam suasana jutek.

"Jangan dengerin el. Nanti rusak kuping lo. " Nasihat seano yang dari tadi duduk didepan bangku Gabriella.

"Iyaa. Nanti kasih nomor lo ya ke gue. " Gabriella menyeruput susu kotak yang sisa setengah.

Seano mengernyit heran. "Nomor lo kan ada di gue. "

Gabriella menggebrak mejanya kesal.

Brakk

Eh anjing babi

Aa bangsat

E-eh setan copot eh

Gabriella menatap mereka cengengesan yang tengah latah karna terkejut.

"Kalo gitu kenapa gak lo telpon guee!" Kesalnya. "Kenapa? Lo ada perlu?" Tanya seano.

Welcome Back For GABRIELLA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang