41. Glea faisait des siennes

6.5K 751 184
                                    

Gabriella memutar bola matanya malas. Di depannya terdapat spesies ulat kejepit.

"Nanti belajar bareng ya Zihar." Pinta Glea yang berada di depan mereka.

Mereka berada di lorong sekolah, saat ingin menuju ke kelas, mereka di datangi makhluk ini.

Zihar murid pintar, tapi Glea? Ia tak melihat Glea naik di atas podium menerima penghargaan.

"Gak bisa."

Gabriella menutup mulutnya menahan tawa, wajah Glea saat ini memerah menahan malu.

"Nakal." Dikta mencubit gemas pipi Gabriella.

Glea menggepalkan tangannya marah.

Zihar dan Glea selalu belajar bersama, itu pun atas permintaan guru, jika bukan ia tak sudi.

"K-kenapa?" Tanya Glea dengan wajah polosnya.

Murid-murid yang menyaksikan berbisik-bisik mencemooh Glea.

"Pasti karena Gabriella ya." Lanjut Glea dengan senyuman manis menghiasi wajahnya.

"Wahh... pengen di tampol ni anak." Gabriella menggulung bajunya sampai siku.

"Biarin aja el, orang gila emang gitu." Seano merangkul pundak Gabriella, ia menatap Dikta dengan senyum mengejek.

Glea tersenyum manis menatap seano dan Dikta, lalu tatapannya penuh benci mengarah pada Gabriella.

Gabriella membalas tatapan itu tak kalah benci. Ia merayakan mulutnya seolah mengatakan apa lo liat liat! Mau gue cungkil tu mata hah!

Zihar menatap dingin Glea. "Gak usah bawa-bawa el, gak ada hubungannya."

Sontak Glea gugup di tatap seperti itu. "T-tapi, B-bu Kania suruh Zihar." Cicitnya.

Gabriella menatap malas pemuda dan perempuan di hadapannya.

"Hufftt. Oke."

"Makasih Zihar." Seru Glea. Ia dengan refleks memeluk tubuh Zihar.

"Huekkkk..." Gabriella seakan ingin muntah melihatnya.

Zihar langsung saja mendorong tubuh Glea darinya. "Sialan!" Desis Zihar.

Raut wajah Glea langsung saja malu, takut, dan benci bercampur.

'hahhahaha mampus kan lo!' batin Gabriella.

Seano dan Dikta menatap rendah Glea.

Murid-murid yang menyaksikan itu sejak awal pun mengeluarkan unek-uneknya.

Hahahhah kena dorong, mampuss!

Malu banget sih pasti

Isss apa sih anjing pake peluk segala

Caperrr

Biasa anak Dajjal

Muka Zihar tertekan banget

Dihhh

Keliatan banget cari sensi

Ada udang di balik belajar bareng

Lucu banget liat muka el nahan tawa

Dih masih nyelonong aja

Pasti di depak dong dari belajar bareng sama Zihar

Glea menggepalkan tangannya menahan malu. Ia kemudian lari dari sana.

"Enak banget ya di peluk." Cibir Gabriella.

Zihar tersenyum tipis, apakah gadisnya cemburu?

"Gak, di peluk sama lo lebih enak." Dikta dan seano berdecak kesal melihatnya.

"Dihh." Gabriella mendorong tubuh Zihar agar ia bisa berjalan.

Ia senyum-senyum sendiri melihat kepergian Gabriella bersama Dikta dan seano.

"Imut banget kalo cemburu." Gumam Zihar.

~~~

"Itu Gabriella?" Tanya Yeonel pada temannya.

"Iya yon, berubah banget kan?!" Timpal Jeremy.

Yeonel masih tidak menyangka Gabriella akan berubah. Ia kira gadis itu masih sama seperti dulu, nyatanya perempuan itu berubah menjadi ceria tidak ada lagi Gabriella yang pendiam atau cuek.

Tapi ia tak menyukai itu! Dia dapat melihat tatapan para laki-laki pada Gabriella. Mereka akan menyukai Gabriella!

Lingga bersekap dada sambil menatap Yeonel.
Ia akan bersaing bersama sahabatnya sendiri! Sial, sial, sial!!

"Hmmm...and more beautiful and adorable."
Ujar Yeonel tersenyum tipis melihat kepergian Gabriella.

E- tunggu! Gabriella berjalan bersama teman sekelasnya yang terkenal dingin? Sejauh mana hubungan mereka??

"Shit fuck you." Umpatnya.

"Gue suka el." Ucap lingga menatap Yeonel santai.

"Babi lah, mundur aja kita." Lucky dan Jeremy melangkahkan kakinya mundur dari kedua temannya. Mereka takut! Keduanya sama-sama menyeramkan.

Yeonel menatap dingin lingga, "why? it's not like you didn't care about him?"

Lingga tersenyum miring, "Who says it? I never said. I always monitor it."

Yeonel menggepalkan tangannya menahan diri, kukunya memutih karena kepalan-nya. Yeonel tau, ia tau lingga selalu menatap Gabriella tanpa gadis itu sadari, tatapan lingga juga berbeda untuk Gabriella.

"Bersaing?" Tantang lingga.

Yeonel berdecih, "of course." Balasnya.

~~~

Maxime ze Oliver. Pria dengan tubuh tinggi dan berotot (kecintaan Gabriella), alis yang tebal, bibir seksi, rambut hitam, hidung mancung, dan jangan lupakan tatapan tajam miliknya. Fisik yang sempurna tidak membuat kehidupannya sempurna. Orang tuanya meninggal di usianya tiga belas tahun. Maxime anak tunggal, hanya ia yang di harapkan kedua orangtuanya. Dan di usia itu juga ia menjadi lelaki penuh ambisi dan arogan.

Di usia dua puluh tahun, ia tengah mengelola semua perusahaan milik ayahnya, dibantu orang kepercayaan ayahnya. Di usia seperti ini ia juga kuliah, ia tak akan meninggalkan kampusnya. Memang sulit untuk mengatur waktu, namun ia lebih menyukai kesibukan.

Banyak wanita-wanita yang merangkak ingin tidur dengan pewaris tunggal Oliver, bahkan menggunakan cara kotorpun akan mereka lakukan. Hidup mewah? Suami tampan dan kaya raya? Kehidupan yang sempurna bagi mereka.

Ia tengah menatap foto seorang gadis. Foto itu tertempel dimana-mana. Adik sepupu dari rivalnya, Kairav dan Vlaro.

Max mengingat pertemuan pertamanya dengan gadis itu, benar-benar menyenangkan, gadis yang sangat cerewet dan menggemaskan.

Semua apa yang di lakukan gadis itu ia tau, ia seperti jadi penguntit. Ia memerintahkan anak buahnya untuk melaporkan semua kegiatan gadis itu.

"Wait a little longer dear, I will see you soon."

°°°

Max ada di part jaljamel, kalo mau liat baca ulang, di sana juga udah di revisi

Welcome Back For GABRIELLA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang