1.Continued

25 3 1
                                    

Mei,2030

"Kita putus ya,hubungan kita udh ga ada perkembangan juga. Udh mau jalan 1 tahun tapi kita saling gaada effort buat ingin berkembang satu sama lain" ucap gadis SMP dengan rambut sebahu di depanku

"HAH?! Kurang effort gimana aku?"

"IYA! Kamu cuman modal ketikan doang,kalo ketemu langsung malah diem aja. Lagian aku ngerasa kamu ga ada niat buat bareng sama aku"

"Ohh... Yaudah,kalo itu mau kamu. Cukup,bentar lagi juga SMA bukan? Semoga kamu senang disana" lalu pergi kembali

[Kejadian tersebut terulang kembali di mimpiku dan luka lama terluka kembali].

"Gas... Bagas! Cepetan bangun,jangan sampe telat di hari pertama sekolah loh." Ucap ibuku

"Iya bu,bentar" jawabku dengan terbanting banting berjalan menuju kamar mandi.

Selama mandi,aku memikirkan bagaimana hari ini akan berjalan. Perkenalan,bertemu orang baru dan dimulainya pembelajaran baru tingkat SMA. Tidak lupa,aku melihat cermin untuk memikirkan,"pantaskah aku menginjak SMA?"

[Kereta akan segera tiba dalam waktu kurang dari 3 menit menuju stasiun 3]

"Hmm,kereta baru ya? Kayaknya pemerintah nambah 2 kereta api buat menambah kelancaran lalu lintas" bisikku menatap nomor kereta api baru ini.

"Jadi keinget 10 tahun lalu stasiun ini belum selesai di bangun,dan sekarang udh lebih efisien" ucap seorang bapak bapak di sampingku.

[Selamat datang di stasiun 12]

Sekolah SMA yang konon adalah sekolah dari salah satu pembunuh berantai di jawa barat. Dengan seragam lengkap aku keluar dari kereta api dan berjalan menuju SMA yang jaraknya tidak jauh dari stasiun 12.

"Untuk adik adik boleh ikuti akang dan tetehnya untuk mengarahkan ke ruangannya masing masing." Ucap osis osis yang menyambut kami(murid baru) di gerbang masuk.

[Ruang 04]

Di dalam ruang kelas yang cukup luas itu terhitung ada 40 kursi,40 meja,2 papan tulis dan 2 pendingin ruangan. Terlihat 24 siswi dan 15 siswa telah duduk rapi dan aku adalah yang terakhir masuk dengan tempat duduk paling depan.

"Selamat datang di SMAN 01 ***" ucap kakak osis yang menjadi pembina kami selama beberapa hari kedepan.

"Silahkan kalian semua perkenalkan diri kalian masing masing ke depan" kakak osis tersebut menunjuk kepadaku sebagai yang pertama.

"Ahh... Perkenalkan saya Bagaskara Baswara" ucapku dengan nada gugup dan segera duduk kembali

"Perkenalkan nama saya Angkasa Purnama"

"Halo teman teman,perkenalkan saya Gabriel Onella senang bertemu dengan kalian"

Dan terus berulang hingga selesai. Bagaskara mendengarkan materi yang disampaikan oleh osis osis. Sesekali dia tertidur karena sadar bahwa materi yang disampaikan terlalu monoton. Hingga tiba di waktu pulang sekitar jam 3 sore.

"Kamu pulang dijemput Gas?" Tanya Angkasa

"Kagak,gua naik kereta api soalnya murah sama cepet juga"

Butuh sekitar 10 menit menuju stasiun dari SMA. Aku tidak kelelahan untuk berjalan kesana karena setiap hari setidaknya aku berjalan kaki sejauh 3 KM.

[Selamat Datang di stasiun,kereta nomor 033 akan segera tiba]

Dengan wajah yang penuh lelah aku masuk ke dalam kereta tersebut. Mencari tempat duduk paling nyaman dan memakai earphone mendengarkan musik musik kesukaanku. Sesekali melihat sekitar karena takut sekiranya menganggu orang lain. Merenungkan hari esok ditemani lagu yang membuatku tenang,lalu teringat mimpi semalam.

"Kamu Bagaskara kan? Yang tadi di kelas" tanya seorang perempuan dengan rambut terikat dan pakaian SMA yang sama

"Maaf,tapi kamu siapa?"

"Kamu ga inget aku? Padahal kita satu ruangan loh,tapi yaudah deh gpp. Aku Mikha Laras salam kenal"

"Ahh... Maaf aku emang agak pelupa. Saya Bagaskara Baswara salam kenal"

"Kamu mau turun di stasiun berapa? Soalnya aku di stasiun 9,siapa tau bareng"

"Aku... Di 3"

"Dasar effortless,ga ada inisiatif,pasif,cuek,jelek,bodoh,..." Terdengar suara cercaan terbesit ketika aku perlu mengobrol dengan perempuan

"Wah,jauh banget berarti ya rumah kamu soalnya satu stasiun tuh sekitar 1-1,5 KM an"

Aku hanya mengangguk lalu bersiap berganti kereta di stasiun 9 menuju kereta api khusus. Kereta api khusus yang sengaja di siapkan untuk bepergian 3 stasiun sekaligus. Dan tentunya perempuan itu juga bersiap untuk turun dan pulang. Dengan earphone yang masih terpasang kami keluar bersama dari kereta itu dan Mikha mengucapkan selamat tinggal.

"Bye Bagas,sampai ketemu lagi besok di kelas ya!!" Ucap Mikha sembari melambaikan tangannya.

"Kayaknya gua belum bisa deket deketan sama cewe sebelum masalah ini selesai".

Beberapa hari kemudian

Sejak pertemuanku dengan Mikha waktu itu. Sekarang aku lebih menyadari keberadaannya,walau kami tidak banyak saling bertukar pesan. Bertemu kembali di stasiun dengan kesibukannya masing masing dan berulang.  Hari terakhir di masa perkenalan sekolah pun tiba dengan akhir aku terpilih di kelas 10.3

"Kamu kelas 10.3 juga kan?" Tanya seorang gadis dengan wajah lugu dihadapanku

"Iya" jawabku dengan sedikit terheran dengan nama gadis tersebut.

"Aku Rahmi Safira,temennya Mikha. Mikha selalu ngomongin kamu loh"

"Ohh Rahmi,salam kenal aku Bagaskara"  sambil tersenyum dan sedikit rasa kesal

"Sampai jumpa nanti senin di kelas 10.3 yaaa Bagas"

Lalu aku menapaki jalan yang sama menuju Stasiun. Melihat pemandangan yang akan selalu aku liat sekitar 3 tahun ke depan. Menaiki kereta yang sama,mendengar lagu kembali. Sesekali membaca buku novel lama yang pernah naik daun pada masanya. Dengan lama perjalanan sekitar 1 jam 30 menit,aku memanfaatkan waktu tersebut untuk menikmati diri sendiri.

"Bu,aku pulang." Ucapku sambil membuka pintu

"Iya,cepetan makan. Kamu tuh kebiasaan ga bawa bekal nasi,jadi buruan makan"

"Iyaa,ganti baju dulu"

Sesekali aku mencari buku buku lama yang ada di rak buku lantai 2,bekas bibiku. Katanya ini rumah bekas mendiang kedua orang tuanya yang meninggal 30 tahunan lalu. Dibeli oleh ayahku untuk membiayai tanteku yang sedang mencari pekerjaan setelah kuliah. Meski begitu,hubungan keluargaku dengan keluarga bibiku dulu tidaklah cukup baik.

"Hah? Buku apaan ini? Judulnya pake kanji segala,tapi isinya pake bahasa inggris lama... Bentar judulnya 暁(akatsuki)?"

Kayaknya ada hal yang ga beres sama keluarga bibiku dulu,karena dia hidup sebatang kara sejak aku kecil. Mungkin ini salah satu jawabannya?

[Bagaskara baswara mulai merasakan hidupnya serasa di dalam "novel"]

FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang