13.New Point

16 3 1
                                    

Sejak bulan Mei atau lebih tepatnya setelah rencana Bagaskara pada tanggal 28 April dilaksanakan banyak sekali geng geng yang bermunculan. Di samping munculnya geng geng tersebut Bagaskara turut ikut campur menjadi tokoh di belakang mereka,menjaga Angga.

Di mulai dari kecamatan ke kecamatan,perlahan bergerak ke kabupaten dan tanpa sadar dalam kurun waktu 2 minggu saja geng Angga menjadi penguasa di provinsi jawa barat. Mungkin terasa aneh tapi memang geng inti milik Angga dapat dikatakan cukup matang. Satu satunya yang geng itu tidak ketahui adalah Bagaskara adalah ketua sebenarnya dari mereka.

"Heh,lu tuh yang kalo tarung jarang ikutkan?" Ucap salah satu anggota memprovokasi Bagaskara

"Iya,emang napa?"

"Keluar lu! Kami ga butuh orang kayak lu"

[Bagaskara tersenyum]

Bagaskara melangkah keluar ruangan dan pergi menuju Rumahnya. Ia menyadari sesuatu telah berubah dengan keluarganya. Ada rasa kesepian yang begitu dalam atas kehilangan ayahnya.

"Dimana ucapan sambutan hangat itu? Mengapa rumah ini begitu sunyi" bisik hati Bagaskara

Angga
| Ini duit sesuai rencana lu,kita bagi bagi.
| Gua 60,lu 40 gimana?

Bagaskara
| Yaudah kalo lu maunya gitu,gua mah ngikut aja.

Dan dari hal tersebut gaji pertama Bagaskara ia dapatkan. Hanya sebesar 1 juta 500 ribu an dan itu semua ia simpan untuk uang jajannya bulan mei. Perjalanan Bagaskara takkan mudah ketika polisi sadar akan apa yang terjadi,mungkin saja Bagaskara akan menjadi buronan. Ide nya memang sedikit tidak masuk akal tetapi keadaan pemerintah saat ini membuat hal tersebut masuk akal.

Pemerintahan yang kini mengalami revolusi besar besaran dan banyak SDM yang mengalami seleksi ketat. Mereka(SDM) yang dikategorikan kurang berkualitas diberi pelajaran lebih ketat dan banyak dibandingkan dengan yang lainnya. Peng "kotak" an SDM dan ketimpangan sosial yang cukup tinggi terjadi.

Berita berita di televisi begitu menjelaskan betapa buruknya pemerintah saat ini. Pada akhirnya mereka membenahi yang menurut mereka lebih menguntungkan saja. Meskipun jabatan para pemimpin pemerintah akan digantikan tahun depan,tetapi dengan keadaan seperti ini para rakyat akan tidak percaya dengan pemerintah. Di titik itulah Bagaskara mengambil kesempatan untuk mendapatkan uang.

***

[Sudut Pandang Bagaskara]

"Bu,aku pulang!" Ucap Bagaskara layaknya hari biasa

"..." Tidak ada jawab apapun disana.

Aku berganti pakaian dan segera pergi ke dapur tetapi tidak ada makanan apapun disana. Semangkuk mie kembali menghangatkan diriku yang lelah dengan hidup sekolah. Aku menatapi jam dinding yang terus bergerak menuju waktu malam dan ibuku tidak ada di Rumah.

Aku membenci harus mengatakan ini,tetapi aku rindu dia(ibuku) yang dahulu. Dia sudah berbeda semenjak ia telah tiada. Mungkin tidak salah karena ia bekerja,tetapi yang ia kerjakan begitu membuang waktu cukup banyak di luar.

Dahulu aku sering mengatakan sangat senang dengan kesendirian,tapi sekarang aku merasakan begitu bising ketika kesendirian. Aku hanya butuh sedikit perhatian darinya.

"Aku lebih merindukan ibuku dibandingkan ayahku yang sudah tiada."

Aku pergi ke kamar tidurku menamatkan buku yang diberikan Dara kepadaku. Cerita tersebut berlatarkan negara Inggris dengan tokoh utama seorang yang terbuang. Ia hidup dengan segala tantangan yang diberikan "pemerintah" hingga saat akhir... Aku tidak tau apa akhir cerita ini. Itu hanya sebuah sobekan besar disana.

Aku menatapi langit malam yang saat itu justru turun hujan cukup deras. Bunyi pintu terbuka terdengar dari kamarku,tentunya itu adalah ibuku. Aku melihat kembali foto keluarga yang diambil ketika usiaku baru saja 10 tahun. Aku masih ingat betapa hangatnya keluargaku saat itu,kini itu hanyalah ingatan saja.

"Hallo kak... Maaf ya waktu itu gabisa datang jadi ngerasa makin bersalah" ucap seorang wanita di ruang tamu

"Bagas... Turun! Ini ada bibi Nebula,salam dulu" ucap ibunda Bagas

Bagaskara segera turun dari kamarnya dengan wajah yang sedikit kelelahan.

Ketika Bagaskara melihat bibinya terlihat jelas dari matanya ia kagum dengan bibinya. Nebula adalah gadis yang dituntut menjadi wanita independen dengan segala masalahnya. Ia(Nebula) berpakaian kemeja putih dengan celana hitam panjang layaknya pekerja kantoran,dengan sebuah koper berwarna merah gelap. Rambutnya terurai panjang sekitar sepunggung dan permen loli di mulutnya terlihat elegan di mata Bagaskara.

"Hai bibi..." Bagaskara menyapa dengan cukup canggung

"Kamu Bagaskara ya? Maaf ya waktu itu saya gabisa datang!!"

"Gpp,udah kelewat juga"

Bagaskara membantu bibi nya dengan membawa barang barangnya. Semalaman itu ibu Bagaskara berbicara mengenai mendiang ayahnya kepada Nebula. Sesekali Bagaskara mencoba mendengar percakapan mereka,tapi hanya ada kesedihan di dalamnya. Bagaskara tidak ingin terlalu lama di kesedihan ditinggalkan ayahnya.

Keesokan hari

"Tersangka anak anak SMA melakukan sabotase pekerjaan pemerintah hingga rakyat semakin tidak percaya kepada pemerintah..." Berita televisi di kala subuh hari membuat Bagaskara cukup mengejutkan

"...Tuai pujian atas inisiatif anak muda ini yang menjadi otak dibalik anak anak SMA ini,Angga Eka"

Terlihat juga tatapan Reporter tersebut memberitahu untuk segera mengamankan diri. Penangkapan layaknya tahun 1998 akan dimulai kembali di sisa akhir kepemerintahan presiden sekarang.

"Pagi Bagaskara... Kamu kenal siapa dia?" Tanya Nebula

"Iya,temen SMA saya"

"Ohh... Kamu ngerti maksud berita itu?"

"Teman saya menjadi buronan pemerintah bukan?"

Nebula tersenyum mendengar jawaban Bagaskara.

"Iya,kamu gamau nolongin dia? Atau ngelakuin apa gitu"

"Emang saya bisa apa sih Bibi... Sekolah aja cuman numpang duduk sama baca buku doang"

"Kamu mirip dengan adikku,Galaksi... Kamu pernah dengar namanya tidak?"

"Galaksi? Itu nama tokoh di buku yang di kasih temen aku deh,pembunuh gitu sama bertahan hidup dari kejaran pemerintah juga"

"Oh ada bukunya ya? Kamu kenal sama yang namanya Rahmi ga? Nah itu tantenya dulu temen Galaksi"

Bagaskara terkejut mendengar hal tersebut. Ia rasa banyak hal sudah terjadi sebelumnya. Bagaskara menatap Nebula seperti bertanya tanya apa yang terjadi dahulu.

"Kamu penasaran ya? Itu hanya sekumpulan tragedi saja... Tak perlu dipikirkan,lebih baik kamu pikirkan temanmu sekarang"

Bagaskara terdiam sesaat hingga terlintas ide gila.

[Bagaskara menyiapkan ide untuk melawan pemerintah]

Kurasa sedikit ledakan dan kematian tidak akan terlalu buruk di dunia ini. Anarkis di negri ini adalah hal yang sudah sewajarnya terjadi. Aku sudah siap untuk sedikit kehancuran.

FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang