5.New Days

20 3 1
                                    

Matahari telah terbenam berganti bulan. Siang telah habis,malam telah tiba. Hari hari telah berlalu,hari baru telah tiba. Terang telah berganti gelap,lalu bagaimana denganku?

Setelah kejadian lalu,Bagas tidak masuk ke sekolah selama 1 minggu dengan alasan sakit.

[Rahmi merasa khawatir kepada Bagas]

[Angga sibuk membersihkan anggota anggota grupnya]

Senin,3 Febuari 2031

[Pagi hari yang cerah,Rahmi dengan ketiadaan Bagas membuatnya jadi lebih fokus terhadap pelajaran]

"Dug,dug,dug..." Suara langkah kaki yang tidak asing bagi Rahmi terdengar setelah sekian lama

"Hai" ucap Bagaskara yang baru saja masuk setelah 1 minggu lebih tidak masuk sekolah

[Seluruh kelas kini terkesima dengan penampilan Bagaskara]

Bagaskara mengubah gaya rambutnya,memakai kacamata dengan frame bulat,langkah serta gestur tubuhnya jauh lebih tegap,dan terasa dengan jelas gaya bicaranya jauh lebih tidak kaku dari sebelumnya.

"Tumbenan lu gaya berubah? Nyari cewe?" Tanya Raka

"Kagak sih,lagi pengen aja gua mah"

Situasi kelas kini lebih hidup dari sebelumnya. Orang orang yang dulunya tidak ingin berteman dengan Bagaskara,sekarang berinisiatif untuk mulai berteman lebih dahulu. Beberapa siswi bahkan meminta nomor Bagaskara kepada Raka. Tentunya Rahmi sudah memiliki nomor Bagaskara sebelum mereka,tetapi sekarang ia sudah berbeda.

Sejak Bagaskara berubah dalam berpenampilan,Rahmi menjadi lebih menyendiri dan terhitung terlihat peningkatan nilainya. Dia lebih sering pulang terlebih dahulu dibanding Bagaskara padahal dahulu ia selalu menunggu Bagaskara di stasiun. Bagaskara sendiri sekarang lebih berfokus pada dirinya sendiri. Untuk beberapa waktu,ia akan begitu tidak peduli dengan sekitarnya karena fokusnya sendiri.

"Gas,lu langsung balik?" Tanya Raka

"Emang napa?"

"Kalo kagak sibuk,mendingan lu ikut gua kumpul bareng si Angga"

"Yaudah,ayo aja gua mah"

[Angga sedang terduduk di basecamp miliknya dengan 3 cangkir kopi hitam di hadapannya]

"Asik,kangen juga gua sama tempat ini" ucap Raka

"Yaelah,lagian yang ngedesain ini juga elu kan" jawab Angga

Mereka berbincang perihal dahulu mengenai grup yang ternyata buatan mereka berdua. Sebuah grup yang awalnya hanya iseng dan berakhir menjadi grup yang dikenal anarkis. Dan alasan Angga bertahan karena grup inilah yang memberikannya suasana hangat di kala ia masih kecil. Sedangkan Raka memiliki alasan khusus untuk keluar dari grup tersebut.

[Bagaskara menyimak obrolan mereka sembari melepas seragam putihnya dan kacamata miliknya,lalu mengeluarkan sebatang rokok]

"Ada yang punya korek api?" Tanya Bagas sembari memberi tanda korek

"Nih,bawa aja" jawab Angga

"Fuuuh... Jadi tujuan kalian manggil gua apa?"

"Jadi,gua pengen ngerekrut lu jadi bawahan gua di grup ini... Ya gua kagak maksa sih,cuman gua ngejamin keselamatan lu aja" ucap Angga

"Ohh,gua tolak"

"Lah,napa?" Tanya Raka

"Gua ini kagak mau jadi bawahan lu,lagian gua sendiri bisa jaga diri sendiri" jawab Bagaskara dengan nada yang cukup sombong

"Padahal minggu kemarin lu di culik sialan..."

Itu,berbeda dengan yang sekarang. Bisik hati Bagaskara.

"Tapi kalo lu emang gamau ya sudah,lagian lu itu kagak terlalu jago apa apa sih dibanding gua" jawab Angga sedikit memprovokasi Bagas

"Iya,iya gua juga tau kok" balas Bagas dengan sedikit tersenyum tipis

"Gua balik deh kalo gitu,takutnya bapa sama emak gua mikirnya aneh aneh lagi" ucap Bagaskara

1 minggu lalu

"Aduh Bagas,kamu kenapa sih lebam lebam gini?!" Ucap ibunda Bagas yang khawatir dan panik melihat keadaan anaknya

"Tadi... Bagas ketemu orang yang kurang baik bu,tapi gpp Bagas masih bisa pulang juga kan?" Jawab Bagas sembari tersenyum kepada ibunya agar tidak begitu khawatir kepadanya

"Jadi gimana? Menang?" Tanya ayahanda Bagas

"Menang,tenang aja" Bagaskara menjawabnya dengan kebohongan

"Bagus,baru anak ayah" balas ayah Bagas lalu menyuruh ibunda Bagas tenang dan membawanya ke dokter untuk meminta surat dokter.

Selama satu minggu,Bagaskara belajar merubah dirinya dari hal dasar dan melupakan segala mimpi buruk yang menghantuinya. Gaya berpakaian,gaya hidup,pola pikir,dan banyak hal lainnya. Bahkan bela diri dan cara berpikir orang lain juga ia pikirkan lebih jauh.

[Beberapa Gadis memberi Bagaskara pesan untuk menyimpan nomornya dan menunjukan foto foto "cantik" mereka di status sosmed miliknya]

"Ahh,gua mah kagak mau yang beginian. Entah kenapa gua selalu suka sama cewe yang kagak ada niatan buat jadi pacar gua gitu" bisik hati Bagaskara ketika tengah malam menyerang.

"Bodo ah,lagian tujuan gua kelas 10 tuh peringkat 2 aja biar kagak susah naeknya entar"

[Rahmi menangis sembari memegang foto bibi nya saat sedang belajar di kamarnya]

"Mi,udh belajarnya? Ayo kita makan bareng bareng" ucap ibunda Rahmi

"Iya mah,bentar lagi nanggung soalnya"

Jum'at,7 Febuari 2031

"Untuk minggu depan kita akan mengadakan tes bulanan,jadi disiapkan untuk tesnya ya" ucap wali kelas.

"Eh nanti kita belajar bareng yuk,di perpus aja!" Ucap seorang perempuan kepada Rahmi

"Aduh maaf ya,aku sibuk harus ke rumah sakit jadi gaada waktu buat belajar sesudah sekolah" balas Rahmi

"Ohh... Yaudah deh,aku coba ajak yang lain aja"

[Bagaskara dapat merasakan jawaban dan tatapan Rahmi sedang sendu]

"Nih,coklat. Katanya coklat mengandung zat gitu buat meningkatkan hormon serotonin? Endorfin? Ah pokoknya bisa buat ngilangin stres gitulah" ucap Bagaskara lalu pergi bertemu dengan Angga.

"Ahh... Makasih Gas"

[Beberapa gadis yang melihat kejadian tersebut merasa iri kepada Rahmi]

"Angga,gua punya hal yang harus kita diskusiin di basecamp lu kayak waktu senin"

"Tumbenan,ada apaan? Lu mau join?"

"Kagak,ada aja deh nanti juga lu ngerti. Jumat depan yak,sore juga gpp"

Bibiku menyukai pesawat kertas,dan selalu menuliskan pesan pesannya dalam pesawat tersebut. Aku pun menyukainya,tapi bukan karena pesawat kertasnya melainkan karena pesan pesannya.

FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang