01

2 1 0
                                    

Aku tiba di tempat yang dikatakan Charles mengenai tempat melihat takdir. Lokasi tersebut dekat dengan kerajaan paris dengan bangunan kerajaan yang megah dan tenda kecil terletak di depan bangunan tersebut.

"Jadi itu lokasi yang dikatakan Charles ya?" Lalu pergi menuju tenda tersebut

Di dalam tenda tersebut terdapat batu yang asing bentuknya. Batu tersebut terlihat kotak yang memiliki kotak lain di dalamnya dan bercahaya terlihat menarik penasaranku.

"Peganglah,lalu tutup matamu" ucap penatua disana yang dijaga oleh dua prajurit

[Takdirmu.... Kamu akan mati terbunuh oleh ----  selain itu tak ada yang aku ketahui tentangmu,karena kamu adalah ----]

Lalu batu tersebut mengeluarkan cahaya merah seperti yang akan meledak sehingga prajurit yang menjaga penatua itu mendorong diriku. Aku tidak tau sebenarnya yang terjadi,mengapa takdir milikku begitu tak jelas. Tidak seperti yang orang lain dapatkan dari hal tersebut.

"Lalu,selanjutnya apa? Bukankah Charles setelah melakukan ini justru mengajak revolusi,tapi aku?" Perlahan aku melangkah menjauh dari tenda tersebut

Setelah beberapa langkah aku berjalan menjauhi dari tempat tersebut,aku kembali menengok tenda tersebut. Aku merasakan suatu cahaya biru muncul memicu ledakan yang tak tertahankan. Batu tersebut tetaplah bekerja,tetapi laki laki yang memegang batu tersebut pingsan.

"Dimana aku?" Tanya laki laki yang terpingsan tersebut

"Entahlah,aku kurang tau mengenai lokasi ini"

Ketika laki laki tersebut membuka matanya,terlihat ada pamcaran biru langit dari matanya. Laki laki itu terkejut melihat apa yang ia lihat kepadaku. Lalu laki laki itu menatap orang orang di sekitarnya,lalu terdiam ketika ia melihat dirinya sendiri di cermin.

"Aku... Itu tokoh utama di dunia ini!" Ucap laki laki itu menatap cermin di dekat dirinya

"Siapa namamu?" Tanyaku mendekat

"Namaku... Galaksi,tapi aku juga punya nama lain... Bagaskara"

"Jadi,perlu ku panggil apa?

"Bagas aja,aku terbiasa dengan hal tersebut"

Aku mulai mengikuti Bagas kemanapun ia pergi,lalu pergi menuju perpustakaan pusat kota. Di perpustakaan pusat kota ini lebih besar daripada perpustakaan yang aku kunjungi terakhir kali. Mungkin karena berada di pusat kota yang kelak akan menjadi pusat negara,sehingga begitu megah tempat ini.

Di tempat itu juga aku bertemu dengan gadis cantik nan rupawan sedang mengurusi bunga untuk halaman perpustakaan. Sedangkan Bagas pergi entah kemana.  Aku menatapinya dengan begitu nyaman hingga tak sadar bahwa tatapanku telah membuatnya sadar akan tatapanku. Aku segera pergi mencari buku mengenai fantasi yang ada di perpustakaan mengalihkan pandanganku darinya.

"Buku apa yang sedang kamu baca?" Gadis itu bertanya

"Buku... rêve éternel?" Jawabku

"Kenapa? Kenapa kamu ragu menjawab pertanyaanku? Apakah aku terlihat sedang menekan dirimu?" Gadis itu terlihat bertanya tanya akan sikapku

"Tidak,aku hanya takut kamu berpikir jika aku berniat jahat ketika aku melihatmu di luar" balasku

"Tidak kok,justru karena hal tersebut aku tertarik denganmu. Kamu terlihat asing dari lingkungan ini,takdirmu... Apa?" Tanya Gadis itu inisiatif menanyai diriku

"Bukankah lebih baik jika kamu memperkenalkan dirimu sendiri terlebih dahulu,baru aku akan memperkenalkan diriku sendiri..." Jawabku sedikit gugup

"Ahh... Iyaa,aku lupa. Namaku Anne Boleyn,gadis penjual bunga di sekitar ini. Takdirku menjadi pembuat buku ternama dan menjadi bangsawan" balas gadis itu dengan semangat sehingga kami di usir dari perpustakaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang