02 • Calix?

122 20 0
                                    

"Tidak ada satu pun dari aku, yang tidak mengenali lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada satu pun dari aku, yang tidak mengenali lelaki itu. Sebab, di titik paling tidak mungkin pun aku tahu, kalau aku masih menyukainya."

🕳️🕳️🕳️🕳️🕳️


Tiba di depan ruangan setelah berlarian menaiki anak tangga, semua orang menyambut dengan gelengan pelan. Ini bukan kali pertama seorang Lilian kesiangan. Hari-hariku sebagai anak baru bahkan lebih parah, aku adalah anak yang sering kena marah karena kesiangan. Tapi, karena kinerjaku bagus, orang-orang mulai menanggapi terlambatnya seorang Lilian sebagai label.

Tapi, secara teknis, aku datang tepat waktu. Aku tiba bersamaan dengan waktu masuk yang sudah ditentukan, ya, pukul 8, tidak lebih bahkan kurang beberapa detik.

"Sebagai kepala editor yang baik, aku menyuruhmu duduk, Lilian. Cepat kerja, lain kali usahakan bangun lebih awal daripada alarm, bisa?" sindir Gama, dia adalah kepala editor berwajah dingin, namun hatinya sangat baik. Setidaknya, aku mengenal Gama begitu.

Akhirnya, setelah mengangguk dan tersenyum, kakiku kembali berlari untuk duduk dan menyalakan komputer. Selama menunggu komputer berfungsi, aku mencium gelagat aneh dari Mona. Seorang teman yang duduk di sampingku.

"Kenapa?" tanyaku, setelah lama sadar kalau Mona memang memperhatikannya.

"Diantar siapa? Divisi keamanan heboh, terus mereka mengirim ini. Ah, bahkan si Andi dari tim marketing saja melihatmu diantar anak laki-laki yang pakai Audi." Aku sedikit menyipitkan mata untuk melihat foto apa yang hendak Mona tunjukkan.

"Kamu tahu, kan? Anak baru saja langsung jatuh cinta even itu pertama kalinya mereka melihatmu, Lilian."

Sampai sekarang, aku tidak pernah percaya kalau aku dipuji cantik. Apalagi saat beberapa orang melayangkan tuduhan semacam—pasti aku punya banyak mantan. Sedangkan isi otakku hanya dipenuhi satu kalimat ini, lelaki mana yang menyukaiku?

"Lihat aku pagi ini, Mona. Aku bahkan meninggalkan sisa remahan roti di sini tadi pagi." Aku mengerling malas, tanganku terulur mengambil tisu. Aku baru menyadari setelah berkaca barusan, kalau lipstik ku ternyata berantakan.

"Nggak, Lilian. Mau ada remahan roti, atau bahkan lipstikmu berantakan, kamu tetap cantik. Remahan roti yang tidak seberapa itu, tidak akan membuat kecantikanmu berkurang. Jadi, jawab saja pertanyaanku, kamu diantar siapa?"

"Teman, Mona. Dia ada kepentingan di dekat  apartemenku, sudah cukup menjawab rasa penasaranmu, kan?"

"Teman macam apa ...." Mona hendak menyanggah, namun Gama berdehem dan menatap kami bergantian.

THE SILENT SUN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang