16 - Apa Orang Itu Aku?

30 14 0
                                    


🌸🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸🌸

Suara napas pelan yang teratur akhirnya membuatku terjaga, kepalaku menjadi terasa sedikit lebih ringan. Namun, tubuhku masih lemas. Terkena dehidrasi yang cukup parah, dokter menyarankan agar aku dirawat inap.

Awalnya, aku pikir aku akan sendirian di sini. Seperti ibu yang dulu meninggalkanku di tempat kecil itu. Aku kehilangan ibuku di sana, tidak, lebih tepatnya aku dibuang di tempat kecil itu. Pintunya yang terbuka lalu menutup kembali, membuat telingaku sakit.

Tatap mataku jatuh, pada satu manusia yang sedang terlelap di sampingku. Aku akan kesepian jika tidak punya Ares, temanku. Lalu, aku tersenyum tidka percaya, di sofa dekat pintu keluar, orang yang aku suka tengah tertidur pulas juga di sana. Aku pernah bertanya-tanya, layakkah aku mendapatkan teman sebaik ini?

"Aku benci," lirihku, membuat suara hela napas pelan tadi menarik panjang.

Kepalanya yang tertidur di kasurku terangkat, tanganku yang dicekalnya terasa hangat. "Kamu butuh sesuatu, Lili?" tanya Ares, membuat tatapku jatuh pada wajahnya.

"Eh, kamu menangis?"

"Ares, pernah tidak, kamu ditinggalkan saat kamu merasa kalau kamu dicintai?" Lelaki itu terdiam, namun tubuhnya berangsur menyamaiku setelah mendengar pertanyaanku tadi.

Dia kemudian mengambil tempat di sampingku, lalu membiarkan kepalaku yang sedikit pening, bersandar di bahu lebarnya.

"Kita sudah lama kenal, kamu tidak pernah bertanya kenapa aku selalu menaiki anak tangga padahal ada cara cepat untuk aku naik ke atas. Sekarang, apa boleh aku ceritakan?"

Lelaki itu mengangguk, "Akan aku dengarkan dengan baik, Lili. Selama ini, bukan aku tidak peduli, aku hanya menunggu kamu siap membicarakannya."

Aku terdiam, mataku terpejam mereda sakit yang mulai mendera dada. Aku mengambil napas panjang, namun sebelum.bercerita, air mataku sudah turun lebih dulu.

Ah, bagaimana cara memulainya, ya? Aku tidak pernah bercerita apa pun tentangku pada siapa pun. Selama ini, Ares hanya tahu aku tidak memiliki orang tuaz tapi dia tidak pernah tahu kalau mereka membuangku.

"Umurku waktu itu baru sepuluh tahun, aku hampir mati bersama orang tuaku. Intinya, mereka berniat membunuh diri mereka sendiri juga aku, tapi hanya Ayah yang mati. Lalu, Ibu meninggalkanku sendiri di tempat itu. Aku tidak tahu dia ikut mati atau tidak. Aku ketakutan, namun tidak ada siapa pun yang datang. Sampai akhirnya, nenek datang. Dia seperti malaikat bagiku, dia datang memelukku dan menawarkan semangkuk sup hangat. Aku masih mengingat bagaimana rasa supnya hari ini."

Lengan Ares yang menganggur dia gunakan untuk mengelusi punggungku yang panas.

"Aku pikir, mereka akan membeli sebuah rumah baru dan mengajakku pindah ke sana. Tapi rupanya, mereka hanya ingin memberikanku hidup baru dan mati di sana bersama. Apa itu cinta, Ares?"

THE SILENT SUN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang