5. Each Other

536 39 20
                                    

JANGAN BOSAN BOSAN BUAT BACA CERITA KAMAS YA!

GIMANA SAMA HARI INI?

ABSEN YANG BACA JAM BERAPA!?

HAPPY READING >>>

HAPPY READING >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5. EACH OTHER

Setelah mendapat cukup banyak arahan dari Pak Robi, kini semua siswa disilakan kembali ke kelas mereka masing-masing. Pak Robi juga sempat menjelaskan bagaimana caranya supaya lebih disiplin dalam memanajemen waktu antara rumah, sekolah, dan teman, cara masuk ke dalam eligible, cara menjadi siswa/siswi yang bisa membanggakan nama sekolah, dan masih banyak lagi.

Galang, Fauna, Ghea, dan Rendy selalu berjalan beriringan bak pasangan serasi di SMA Rajewali. Mereka begitu kompak jika kemana-mana, namun jika sudah diberi kesempatan berdua, sudah pasti akan berpencar seperti sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.

"Untung aja kita dibalikin ke kelas cepet sama Pak Robi, kalau enggak udah lepas nih kaki gue," gerutu Ghea sambil memijak lututnya.

Fauna yang ada di sebelahnya memperhatikan Ghea yang sibuk dengan kakinya yang terlihat lemas. "Lo Cuma duduk doang Ghea, enggak berdiri, Yang ada nih bokong lo yang panas, nggak di sponsorin AC lagi, aelah." omel gadis satunya.

Kedua cowok di belakang mereka hanya bisa diam sambil berjalan beriringan. "Maklum, cewek, panas dikit ngeluh, enggak cocok dikit, ngeluh ... "

"Lo kalau mau jadi cewek sana, jangan cerita ke gue, cukup Fauna aja yang gue dengerin,

Rendy merasa tersaingi saat Galang sudah menyebut nama Fauna. "Halah, halah. Sok romantis aja lo, Gal. Confess aja belum, gimana mau keterima lo, hm?"

Galang menarik ujung rambut Rendy hingga cowok itu mengaduh. "Lo diem ya, gue punya cara tersendiri buat jadian sama Fauna,"

Rendy menaik turunkan alisnya, sambil menggoda Galang dengan mencolek dagu cowok itu. "Caranya pasti lo ajakin dia study date, kan? Aduh, romantis banget. Saking romantisnya gue sama Ghea cuman bisa nongkrong di cafe deket sekolah." kata Rendy dengan nada di lebih-lebihkan.

"Gal, lo itu harus berterimakasih banyak sama gue," ucapan Rendy yang sengaja digantungkan itu membuat Galang berpikir lebih dalam lagi.

"For what?"

Dengan tiba-tiba, Rendy berlari sambil menarik tangan Ghea menuju ruang kelasnya. Kini, di koridor Galang dan Fauna berduaan dengan beberapa siswa yang memang sejalan dengan mereka.

"Galang? Lo nggak ikut sama Rendy?" tanya Fauna, lalu membalikkan badannya ke cowok di belakangnya.

Galang menatap cewek di depannya, lalu ia menggerakan kepalanya memberi jawaban tidak tahu. "Lo bareng gue aja ke kelas," ucap Galang.

Fauna manggut-manggut. Sepanjang jalan, mereka menghabiskan waktu untuk bercerita tentang hari-hari mereka sebelum masuk ke sekolah ini kembali. Mereka memang bisa dikatakan dekat sejak awal kelas tujuh.

Galang mengangkat tangannya dan menjulurkannya tepat di depan wajah Fauna, hingga urat tangannya terlihat sempurna. "Kak Samuel, Na."

Fauna menunjukan wajah yang kecut. "Apaan sih lo, lucu emangnya?"

"Memangnya lo nggak suka sama dia? Eh apa namanya, sempat ngecrushin, kan?"

Fauna mencubit pinggang Galang, hingga cowok itu meliukan badannya kesakitan. "Cubitan lo ekstrim banget, bisa-bisa bengkak sampe rumah, Na." kata Galang.

Fauna menutup mulutnya, menahan tawa di depan Galang. "Habisnya, hobi banget lo ungkit masa lalu, kan udah gue bilang, kalau itu udah lama. Apa jangan-jangan lo lagi yang suka sama Kak Sam?" curiga Fauna.

"Gue? Ngapain, orang gue sukanya sama lo, ada yang cantik kenapa harus belok, ogah gue."

Fauna membuka matanya, lalu mengedipkannya berkali-kali. "A-apa lo bilang? Suka sama gue, karena?"

"Karena apa ya, gue juga nggak tau. Menurut lo karena apa?"

Fauna ikut bingung jika berbicara dengan Galang. "Ya gue nggak tau, udahlah ayo balik ke kelas, nanti dimarah sama wali kelas kalau telat!"

Galang mengangguk. Mereka akhirnya berjalan bersama di sepanjang koridor. Walau rasanya terlihat canggung, sebisa mungkin Galang cairkan semua suasana untuk bisa mengobrol lebih dekat dengan Fauna.

⋇⊶⊰❣⊱⊷⋇

Sesampainya Flora di ruang kelas, ia sama sekali tidak mendapati sambutan yang baik dari teman-temannya. Flora berjalan dengan langkah terburu-buru, hingga tidak sengaja kakinya menabrak kaki meja teman di depannya.

Shava dan Joy hanya bisa mengikuti Flora dari belakang dengan wajah yang cemas. Mereka berdua menggigit jari jemari mereka melihat keadaan Flora seperti ini. Shava dan Joy datang menghampiri Flora yang duduk dengan napas yang terburu-buru.

"Ra? Udah deh, lo tenangin diri lo dulu. Masa lo ngambek terus sih?"

Flora membuka mulutnya tidak percaya. Raut wajahnya yang cantik itu sekarang terlihat sangat menyeramkan. "Enteng banget lo ngomong, kesel banget gue dimarahin kayak gitu sama Pak Robi, dikira gue apaan coba?"

"Ini sekolah nggak bisa naik peringkat cuman gara-gara prestasi ya! Gue juga bawa nama sekolah ini naik dengan model gue, sampah banget mulut tuh guru," maki Flora lalu memukul meja di depannya.

Joy mendekati Flora dan memberikannya sebotol air mineral untuk menenangkan diri temannya ini. "Udah Ra, jangan lo masuin hati. Buang jauh jauh tuh perkataannya Pak Robi," tutur Joy.

Flora berdecak sebal. "Kagak bisa gue, Joy. Ya gue juga nggak terima, hobi banget nyama-nyamain gue sama Fauna. Cih! Memangnya gue apaan?"

Flora berdiri dan merapikan kemeja sekolahnya. Ia mulai menggerai rambutnya dengan menambah beberapa aksesoris dari dalam tasnya. "Lo lihat aja, sekali gue naik jadi brand ambassador selanjutnya, gue bakalan buat nama sekolah ini bener-bener hancur sehancur-hancurnya,"

Shava buru-buru bangkit dari duduknya dan menutup rapat-rapat mulut Flora supaya tidak terdengar oleh ramainya orang di kelas mereka. "Ih! Flora, lo jangan gitu dong. Kita kan juga anak SMA Rajewali, kalau lo kena DO gimana, hayo?"

"Memangnya gue peduli? Makanya, jadi guru jangan sombong kayak gitu. Gue jangan disama-samain sama Fauna, nggak sudi!" kata Flora meninggi.

Joy mengusap-usap punggung Flora dan memberikan temannya itu untuk duduk kembali. "Lo udah cantik kayak gini, mending lo duduk, lo main handphone lo atau apa gitu yang buat lo senang, jangan marah-marah terus dong. Senyum duluu, nanti cantik lo ilang gimana, Ra?" rayuan Joy langsung membuat Flora merasa blushing.

Gadis itu masih mencoba untuk menetralkan amarahnya sejak tadi pagi. "Ya lumayan udah nggak marah gara-gara rayuan maut lo, tapi gue masih kesel sama Pak Robi, lihat aja si Fauna,"

"Sstttt ... Iya-iya, Fauna sama kita berdua gampang. Udah mending lo tenang dulu, kita main fiter tiktok aja gimana, ada banyak filter baru yang gue lihat tadi, yuk yuk!" ajak Shava lalu mereka membuat formasi sejajar dengan Flora yang berada di tengah mereka.

⋇⊶⊰❣⊱⊷⋇

GIMANA? SUKA NGGAK?

TBC : VOTEMEN FOLLOW YA LOFES <3

FLORA FAUNA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang