6 jeriko's habit

169 23 8
                                    

Kebiasaan Jeriko setelah pulang sekolah adalah berkumpul di warung yang tak jauh dari sekolah, teman temannya biasa menyebut wj.

Wj adalah singkatan dari warung jum, sebab pemilik warungnya bernama Bu Jumyati.

Seolah tak pernah bosan memang, setiap harinya mereka akan berkumpul disana, hanya untuk sekedar nongkrong, merokok atau yang lainnya.

Sudah sejak kelas 10 Jeriko merokok diam diam, entahlah rasanya dia belum berani untuk melakukannya secara terang-terangan.

"Bosen dah, cabut gak?" ucap salah satu temannya, Adrian atau biasanya akrab dipanggil Iyan.

"Cabut kemana lu Yan?"

"Zahran paling"

"Bosen ah" Juan menyahuti.

"Emangnya lu ada ide mau cabut kemana?" tanya Iyan.

"Ke rumah lu aja Jer, gimana?" usul Juan.

"Tiba tiba banget?" Jeriko yang sedang mengobrol dengan Hanif pun ikut bergabung ke pembicaraan itu.

"Ya kita kan sering tuh main ke Zahran atau ke Iyan, sesekali lah main ke rumah Lu"

"Wah boleh juga sih Jer" kata Iyan.

"Boleh emangnya?" tanya Zahran.

"Eh gimana ya" Jeriko menggaruk tengkuknya, bingung.

Dia takut rahasia yang selama ini dia tutupi akan terbongkar.

"Di rumah gua gak ada siapa siapa tapi"

"Mantep tuh!"

"Iya Jer, ayo dong gua pengen nyobain PS 4 punya lu itu"

"Eh geng kalo Jeriko gabisa, ke rumah gue aja ya kaya biasa" ucap Zahran menengahi, dia bisa membaca dengan jelas raut kebingungan di wajah Jeriko.

"Gapapa Ran, ayo deh maen di rumah gua sesekali" putus Jeriko akhirnya.

Yang lain begitu tampak senang sedangkan Zahran yang duduk tak begitu jauh dari Jeriko langsung menghampirinya.

"Beneran gapapa Jer?" tanya Zahran.

"Aman Ran, biar rumah gak terlalu sepi juga, kan udah lama kek rumah hantu tuh sepi mulu." kata Jeriko bercanda.

Zahran mengangguk lalu mendekati Bu Jum, dia mau membayar pesanannya tadi.

"Bu Jum, tadi saya beli mie rebus 1 sama es cekek nya 1 terus rokoknya 2 batang jadi berapa Bu?"

"Pas 10 ribu mas" kata Bu Jum lengkap dengan logat Jawa nya yang sangat kental.

Zahran memberikan selembar uang berwarna ungu. Lalu yang lain mengikutinya membayar pesanan karena akan segera berangkat ke rumah Jeriko.

"Punya saya dicatet dulu aja Bu" ucap Iyan sambil menyengir.

"Lho kamu iki ngebon mulu" kata Bu Jum.

"Biar saya aja yang bayar Bu" kata Jeriko lalu mengeluarkan selembar uang berwarna biru dari dompetnya.

"Terimakasih tuan muda" Kata Iyan bercanda.

Setelah selesai membayar semua menghampiri motornya masing masing, kecuali Iyan dia boncengan dengan Hanif.

"Lu jangan ngebut Jer, kita kan gak pernah ke rumah lu"

"Pada tau komplek pelita indah kan?" tanya Jeriko.

"Tau Jer" Zahran menjawab.

"Nah rumah gue disana, blok 5c" jelas Jeriko.

Mereka semua bersiap lalu melajukan motornya membelah kemacetan kota itu. Pun sudah jadi rahasia umum di kalangan teman temannya, kalau Jeriko adalah anak dari keluarga yang berada.

asa ; jinandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang