happy reading!
Jinan menghela nafasnya pelan melihat secarik kertas brosur di mejanya, mpls sudah berakhir. teman sekelasnya terus membicarakan ekskul yang akan mereka pilih. Bahkan teman sebangkunya pun tak henti membicarakan soal itu.
"Mau ambil ekskul apa lu nan?" tanya nya setelah kembali dari kantin dengan sebuah es cekek di tangannya.
Jinan menggeleng pelan, "Kagak tau, kagak kepikiran juga."
Ah sebelum pembicaraan ini berlanjut, mungkin Jinan harus mengenalkan teman barunya pada kalian.
Kavi namanya, dia adalah teman barunya di sekolah, atau mungkin lebih tepatnya kavi yang mengajak Jinan berbicara duluan. Awalnya Jinan tak merespons dengan baik karena lebih memilih sendiri daripada temannya akan menjauh jika tahu 'masalah' nya.
Kavi benar benar cerewet dan kadang Jinan tak tahan dengan celotehannya.
"Lah kok kagak tau? wajib ekskul di sekolah ini mah, atau kata gua lu masuk ekskul terus numpang nama doang"
"Iya ntar gue pikirin lagi, vi" putus Jinan enggan memperpanjang pembicaraan keduanya. dia memutuskan untuk menyumpal kedua telinganya dengan earphone.
Jinan juga tahu banyak dari teman sekelasnya yang sering menyebutnya anti-sosial karena jarang terlihat berbicara dengan anak lainnya selain kavi.
Waktu terasa lama sekali hari ini, tangannya masih terasa sakit meskipun dia sudah meminum obat pereda nyeri sebelum berangkat sekolah. Dia memilih untuk memejamkan matanya sebentar mencoba mengusir kantuk dan pening yang datang bersamaan.
Tapi tak terasa akhirnya bel pulang berbunyi juga, tepat saat Jinan membuka matanya, hari ini dari 4 pelajaran hanya 2 guru yang masuk dan 2 lainnya berkata ada urusan mendadak, makanya itu dia memilih untuk tidur untuk menghabiskan waktu. Jinan dan temannya sih senang senang aja.
Beberapa temannya mungkin sudah menghambur ke segala tempat, mungkin ada yang bermain bola di lapangan, ada juga yang pergi ke kantin untuk sekedar duduk duduk disana.
Kelasnya pun sudah sering kali ditegur oleh guru lain yang mengajar di kelas sebelah, mungkin karena temannya itu terlalu berisik. Sebab Jinan bisa mendengar teriakan temannya yang sedang mabar game mobile terlebih suara kavi yang terdengar nyaring dibandingkan yang lainnya.
Sejak tadi Jinan tak benar benar tidur, dia hanya tidur ayam karena kelasnya terlalu berisik dan pening di kepalanya tak kunjung hilang, juga suhu tubuhnya yang masih naik turun dari kemarin. Mau pergi ke uks pun rasanya malas sekali.
"Balik sama siapa nan?" setelah menyelesaikan sesi mabarnya dengan yang lain kavi datang menghampiri Jinan.
"Sendiri"
"Kok sendiri? perasaan kemaren gue liat lu dianter jemput make mobil dah" tanya kavi heran.
"Iya om gua sibuk kerja"
"Oh itu om lo? gue kira itu bapak lu nan" terlihat sekali kalau kavi nampak terkejut dengan pernyataan Jinan.
Sedangkan Jinan yang merasa salah bicara jadi terdiam sebentar kemudian menggeleng, "Ayah gue sibuk kerja"
"Yaudah bareng gua aja kalo gitu" tawar Kavi.
"Gak usah vi, gue lagi pengen jalan kaki" tolak Jinan dengan intonasi sehalus mungkin.
"Yaudah bareng ke parkiran aja deh" ucap Kavi akhirnya dan Jinan mengangguk mengiyakan.
Setelah itu keduanya sibuk membereskan buku dan perlengkapan sekolahnya ke tas masing masing, banyak dari teman-temannya yang langsung meninggalkan kelas saat bel sudah berbunyi.
