11 seperti semula

144 18 17
                                    

happy reading!


Hari minggu pagi yang cerah ini,
rumah Zahran sudah sibuk, Acel berlarian kesana kemari memunguti barangnya yang tertinggal.

"Ran tws gua mana ya?" katanya.

"Kagak liat gue"

"Cariin kek, buru buru nih gue" kata Acel frustasi sambil mengacak-acak kamar Zahran.

"Jangan lu berantakin juga kali, rapihin gak?!"

Ian yang baru kembali dari kamar mandi pun masuk ke kamar dan menunjuk meja dengan dagunya.
"Noh keliatan gantungannya"

"Lo sembunyiin ya bangsat?!" teriak Acel.

"Dih pea, kan lu yang taro disitu semalem" jawab Ian santai.

"Emang iya?"

"Cel mami lu nelpon lagi nih, gue angkat ya?" terdengar teriakan Hanif dari ruang tv.

"Woy jangan!!!"

Acel menyambar twsnya di meja lalu berlarian keluar kamar dan langsung memakai sepatu.

"Minimal cuci muka lah" kata Hanif.

"Mana sempet!"

"Anjir belekan lu" ejek Ian.

"KAGAK BANGSAT!"

Adrian dan Hanif hanya tertawa saja, sebenernya tapi pagi sekali ponsel Marcel sudah berbunyi. Rupanya anak itu lupa kalau minggu ini ada acara kebaktian di gereja.

Orang tua Acel adalah seseorang yang sangat taat beragama, dia dan adik kembarnya ㅡMichelle sering sekali mengikuti acara keagamaan di gereja.

Namun sepertinya efek minum tadi malam Acel masih seperti orang linglung.

"Bau gak sih gue?" tanya Acel ke Jeri yang duduk di sofa, menyaksikan kehebohan yang terjadi.

"Bau ketek!" sahut Ian.

"Anjing serius yan!"

Raut panik kentara sekali di wajah anak itu.

"Bau Cel, tar balik jangan lupa mandi dulu" peringat Jeri.

"Anjir mana sempet?!"

"Eh hp lu bunyi lagi tuh" tunjuk Hanif ke ponsel Acel yang tergeletak di meja.

Acel memandangi wajah teman temannya, "Malah cengo, angkat!"

"Halo mㅡ"

"Ya ampun Marcel! Mami telponin dari tadi gak diangkat angkat, buruan kita udah mau berangkat ini, kamu dimana sih?! udah mami bilang jangan nginep kan jadinya kesiangan! Jawab Marcel!"

"Gimana mau jawab orang mami ngomong terus"

"Ngejawab aja! dimana kamu?! cepet pulang Marcel Winata!" teriak Maminya marah.

Acel menjauhkan ponsel itu dari telinganya, suaranya Maminya sangat nyaring! mungkin dia juga harus bersiaga sebab Mami nya sudah memanggilnya dengan nama lengkap.

"Ini di jalan, mami duluan aja, kakak nyusul"

"Awas kamu kalau gak datang, Mami bilangin papi biar uang jajan kamu dipotong!!!"

Sambungan telpon dimatikan sepihak oleh ibunya, Acel menghela nafasnya kasar.

Bukannya lekas bersiap untuk pulang, dia malah ikut duduk dengan Jeriko.

"Malah duduk lu anying, Mak lu udah ngamuk begitu" kata Adrian.

"Iya bentar ngapa, pala gua kliyengan banget padahal minum cuma dikit" keluh Acel sambil memijat pangkal hidungnya.

asa ; jinandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang