12 bohong?

130 20 8
                                        

happy reading!

"Ngapain lo kasih topi lo ke gue?" tanyanya dengan ekspresi yang dingin dan datar.

Namun Jinan hanya bergeming, Jeriko jadi geram dibuatnya.

"Lo bisa ngomong kan?"

"Bisa kak" gumamnya pelan.

"Tadi waktu adekㅡgue mau berangkat, gue liat topi lo di mesin cuci pas naro baju kotor" jawab Jinan seadanya.

Namun kemudian Jeri teringat beberapa hari yang lalu dia memang sengaja meminta Bu Lia untuk menjahitkan topinya yang sedikit sobek, tapi karena topinya kotor mungkin saja Bu Lia hendak mencucinya terlebih dahulu.

"Thanks" ucap Jeri sambil melangkah pergi dari sana.

Di depan toilet Jeri memaki mulutnya dan menyentilnya pelan.

"Pake bilang makasih segala lagi" gerutunya.



Setelah menyelesaikan hukumannya, Jinan kembali ke kelas. Akhirnya dia bisa merasakan sejuknya udara di dalam kelas karena ada AC.

Bangku Kavi kosong, entah kemana anak itu, dan sepertinya Jinan sudah melewatkan satu mata pelajaran.

Jinan langsung duduk di bangkunya, dia membuat lengannya menjadi bantal dan menghadap ke tembok sambil memejamkan mata.

Saat sedang menutup matanya itu, dia tiba-tiba dikejutkan oleh tepukan di bahunya, dan ternyata itu Kavi. Entah datang darimana anak itu.

"Lu katanya ke UKS kenapa tiba-tiba hormat di lapangan?" tanya Kavi.

Jinan menghela nafas, "Gatau sumpah, gue tidur di UKS pas bangun udah rame banget, tiba tiba Bu Rika ngamuk dan nyuruh kita baris di lapangan"

"Kenapa lu gak bilang lagi sakit anjir"

"Semua orang yang ada di UKS kena hukum, kalau gue izin gak ikut pasti nanti yang lain mikir gak adil, mana atribut gue gak lengkap lagi kan, lagian gue udah gapapa kok udah sempet tidur juga"

Kavi mengangguk, "Oh iya lupa bilang, b indo lu sekelompok sama gue, gue udah bilang sama Bu Nina kok"

"Tugas apaan?"

"Resensi novel"

"Nanti kita kerkom di rumah gue aja ya, eh apa mau di rumah lo?" usul Kavi.

Dengan cepat Jinan menolak, "Eh gue di rumah lo gapapa kok Vi"

Kavi menyipitkan matanya, "Aneh lu, kapan-kapan ajak dong gue main ke rumah lo"

Jinan tertawa gugup, "Hahaha iya nanti deh ya"

Maaf ya Vi, gue kayanya gak akan pernah bisa ajak lu ke rumah.

Bel tanda pelajaran kedua sudah berbunyi, Kavi duduk di tempatnya sedangkan Jinan mengeluarkan buku paket ekonomi dan alat tulis lain dari dalam tasnya.

"Ekonomi ada tugas gak sih?" tanya Kavi sambil membuka buku paket dihadapannya.

"Engga" jawab Jinan.

Tak lama guru ekonomi mereka pun datang, waktu selalu berputar lebih lambat jika ini hari senin. Suara pak Genta kadang terdengar sangat pelan hingga membuat mereka mengantuk.

Sembari mencatat Jinan memijat pangkal hidungnya, entah kenapa peningnya semakin menjadi-jadi.

"Lu kenapa?" tanya Kavi.

"Hah engga" Jinan yang merasa terpergok pun langsung bersikap biasa.

Namun Kavi memicingkan matanya sambil melihat ke arah Jinan.

asa ; jinandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang