281 | The Drive

182 7 2
                                    

—281. The Drive

Rasa gelisah mulai menguasai Arkeyna. Ia menggigit kuku tangan ketika Tasya mengabari jika orang yang akan menjemputnya akan segera sampai, ditambah Nuga sama sekali belum membalas pesan.

Apa benar lelaki itu marah? Ck, tentu saja, bodoh! Siapa yang tidak marah saat suatu janji diingkari berulangkali dalam sehari, Arkeyna membatin dan berperang dengan isi kepalanya sendiri.

Arkeyna berjalan-jalan kecil sembari menunggu jemputan. Sedikit-sedikit melirik jam, lalu berdecak lagi. Terus saja begitu. Ia memutar otak, bagaimana cara menjelaskan semua ini pada Nuga nanti?

"Apa ... gue harus bohong?" Arkeyna berhenti sejenak, pikiran itu muncul. Akan tetapi, setelah itu ia menggeleng cepat. "Ah, nggak-nggak! Nuga paling nggak suka sama orang yang tukang bohong."

Arkeyna memijat pangkal hidungnya, pusing. Semangat untuk bersenang-senang bersama teman-temannya di kota orang sudah habis, berganti dengan kalut sampai dua bola mata hitamnya berkaca-kaca.

"Hisss, kenapa malah nangis, sih ...," rengek Arkeyna bermonolog sambil mengusap air mata yang sudah tidak tertampung. "Aah, udah dong malu jangan nangis ...." Astaga, ia mencoba menenangkan diri, tetapi semakin menjadi. Padahal ini salahnya sendiri.

Tibalah mobil hitam besar dengan lampu yang menyorot wajahnya. Arkeyna segera menghapus jejak air mata di pipinya cepat lalu menghampiri mobil tersebut dengan lesu.

Saat memegang pintu mobil, seseorang lebih dulu membukanya dari dalam. Pengemudi yang tak lain adalah lelaki yang sedari tadi membuatnya khawatir dan takut.

"Nuga ...."

Sekarang, segala yang ia susun unuk menjabarkan alasan, hilang. Senyum kecil Nuga membuat ia kelu. Arkeyna tahu, itu bukan senyum yang biasa menyambutnya, melainkan ada hal lain tersirat di sana.

Paper Rings | Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang