Which one;

421 7 0
                                    

cw// kiss

Mendapati pesan tak lagi terbalas serta suara Nuga yang merengek memintanya masuk tak lagi terdengar, Arkeyna sedikit khawatir dan segera menyudahi persiapannya di depan kaca untuk memeriksa pria itu di luar kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapati pesan tak lagi terbalas serta suara Nuga yang merengek memintanya masuk tak lagi terdengar, Arkeyna sedikit khawatir dan segera menyudahi persiapannya di depan kaca untuk memeriksa pria itu di luar kamar.

Pintu terbuka, Nuga yang sudah berdiri di sana dengan raut wajah menekuk.

"Kamu ...."

Kalimat Arkeyna belum selesai karena Nuga melangkah cepat yang membuat ia tersentak begitu pria tersebut memeluknya erat, mereka terhuyung beberapa langkah ke belakang hingga terpojok di meja rias.

Masih dengan keterkejutannya, Arkeyna dapat merasakan embusan napas Nuga di pundaknya yang terekspos. Dua kancing atas pada kemeja oversize yang belum terpasang sempurna berhasil mengendalikan naluri lelaki itu untuk mencuri sedikit kecupan di sana, tepat pada leher jenjang Arkeyna.

Gadis itu meremang, sentuhan kecil itu membuat tangan yang sedari tadi menahan di belakang meja, kini beralih. Ia meletakkan sebelah lengannya di dada Nuga.

"Are you ... okay?"

Nuga menggeleng, "You leave me alone." Kemudian ia mengangkat kepala dan menatap sang gadis sepenuhnya. "Don't do this anymore."

Suara serak serta mata sayu itu berhasil menghipnotis Arkeyna. Niat hati ingin lebih dulu memulai permainan, tetapi lagi-lagi Nuga yang mengambil alih semua itu. Bahkan, tadi ia sibuk berdandan agar terlihat berbeda dari biasanya. Memakai lipstick baru yang ia rasa dapat memengaruhi pria itu.

"But, Key. I feel something has changed." Nuga sengaja mendekatkan wajah ke arahnya, kemudian menyunggingkan senyum kecil kala memergoki Arkeyna menahan napas sembari memejamkan mata. "Your lips. They are so pretty with that color," lanjutnya.

Nuga pulls back, leaving Arkeyna wanting more—memberi sedikit hukuman pada wanitanya yang berani membiarkan ia sendirian terlalu lama di hari penting mereka.

Awalnya, Arkeyna sempat ingin merutuki diri jika Nuga tidak mengatakan kalimat terakhir.

"You want it?" Arkeyna berjinjit, langsung menempelkan bibirnya di atas bibir Nuga yang sama-sama tengah tersenyum. Ia bisa merasakan pria itu tersentak beberapa detik.

Now, Arkeyna smiles, kissing his lips softly.

Baiklah, sekarang giliran ia untuk menggoda balik. Ketika Nuga mulai memiringkan kepalanya, Arkeyna menghindar dengan menoleh ke sembarang arah dan memoleskan kembali lipstiknya. Ia terkekeh ringan dalam hati saat pria itu sedikit menggeram.

Astaga, ini sangat lambat. Tetapi Arkeyna menyukainya.

"I just wanna try ...."

Namun, sepertinya tidak lagi. Karena Nuga mengambil kesempatan ketika Arkeyna merasa menang. Ia menyerang gadis itu dengan menarik pinggangnya dengan satu tarikan.

Ocehan Arkeyna tidak berlanjut karena kini bibir ranumnya dikuasai Nuga. Bahkan, pria itu pandai membuat Arkeyna secara sukarela membuka akses untuk mereka bermain secara leluasa. Mengecap, dan menyesap kedua bibir lembutnya untuk mendapatkan apa yang Arkeyna mau.

Arkeyna mengerang ketika tangan Nuga mulai ikut bermain, kemeja yang tadi hanya terbuka dua kancing kini sepenuhnya terlepas. Tanpa ingin menghentikan cumbuan yang memabukkan ini, Arkeyna mengalungkan tangan pada leher pria yang kini mendudukkannya di atas meja. Tidak peduli barang berjatuhan, karena yang mereka rasakan sekarang hanya mereka, bukan yang lain.

"Ash ... slowly, Arkeyna. I'm not going anywhere," ujar Nuga ketika Arkeyna berusaha menuntut lebih. Ia tersenyum disela-sela ciuman mereka, gadis itu menurut dan sekarang melingkarkan kaki pada tubuhnya. "Good."

Sinyal itu memberitahu Nuga untuk melakukan hal lain. Lantas, ia membawa gadis itu menuju tempat yang seharusnya di mana mereka menyatukan seluruh kasih. Meletakkannya perlahan seperti barang berharga yang rapuh, dan tak lupa selalu meminta izinnya.

Sejenak pagutan mereka terhenti, menyisakan kilauan saliva yang tercipta di bawah sorot lampu kamar keduanya. Nuga membiarkan wanita itu meraup lebih banyak oksigen. Di saat yang sama, ia baru menyadari jika tangan nakal Arkeyna berhasil membuat kemeja yang ia kenakan terlepas. Mereka sama-sama terbuka sekarang.

Pun pudarnya warna lipstik Arkeyna, Nuga terkekeh kemudian mengecup bibir itu sekali lagi.

"Lipstik yang kamu gunakan nggak begitu tahan lama, Arkeyna," ujar Nuga tidak digubris wanita itu, Arkeyna malah tersenyum senang. Ia tahu, gadis itu menginginkan-nya dengan dalih menguji ketahanan produk satu ini. "Mau kamu poles berapa kali pun, itu akan hilang."

Arkeyna juga tertawa di bawah Nuga yang sekarang merapihkan rambutnya yang berantakan. Pria itu menebak niat tersembunyinya dengan baik.

"So, should I change my lipstick remover?" Arkeyna menarik Nuga lebih dekat. "Because you are better than that, Mr. Remover," bisiknya saat menyematkan nama panggilan.

Nuga bersitatap dengan Arkeyna, wanita cantiknya itu sangat pandai sekarang. Astaga, gemas sekali.

"Sure, Princess. As your wish," final Nuga itu sebelum mereka melanjutkan apa yang sebelumnya tertunda. Menghabiskan sisa hari mereka dengan cinta.

————

————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paper Rings | Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang