243.

209 13 0
                                    

—243

Jika bahagia semesta bisa terlihat jelas, mungkin akan nampak lengkungan senyum di langit sana. Matahari telah menjalankan peran sebagaimana semestinya, ditambah udara silih berganti keluar-masuk melalui jendela yang ia buka selebar mungkin membuat Arkeyna leluasa melakukan aktivitas pagi hari ini.

Sarapan dan membersihkan diri sudah selesai. Ia tinggal menunggu rambutnya mengering, kemudian menyusun planning of the day-nya seperti biasa.

Sibuk menggulung rambut dengan handuk putih sambil menonton siaran TV, Arkeyna tidak sadar jika bel berbunyi sebanyak tiga kali.

Ting Tong.

"Eh?"

Kali ini, ia mengecilkan volume suara. Memastikan jika bel yang ia dengar memang tertuju untuknya.

Ting Tong.

Arkeyna melihat monitor yang terhubung dengan kamera di luar pintu. De javu, ia pikir jika kali ini Jehan lagi yang tiba-tiba bertamu seperti dulu. Namun, sepertinya ia salah. Di sana, seorang wanita dewasa berdiri.

"Astaga!"

Terkejutnya ia saat menyadari jika wanita itu adalah wanita yang amat ia kenali.

Ibunda Michael.

"Tante, tunggu sebentar!" pintanya sembari menekan kotak suara untuk menyampaikan pesan.

Buru-buru ia merapihkan rambut yang belum sempat ia benahi, lalu membuka pintu dan membiarkan wanita itu masuk.

"Aduh, Tante, maaf Keyna belum rapih-rapih penampilan padahal ini kali pertamanya kita ketemu lagi, ya ampun."

Arkeyna lekas memberi salam, mempersilahkan wanita itu duduk selagi ia menyiapkan minum untuk dihidangkan.

"Nggak apa, harusnya Tante yang minta maaf nggak bilang dulu sebelum bertamu apalagi ganggu pagi kamu."

"Ish nggak ganggu tau. Keyna justru seneng kedatangan Tanteee." Arkeyna memberikan senyuman terbaiknya sebelum merentangkan tangan yang langsung diterima baik oleh wanita tersebut. "Kangen, deh, padahal Tante sering ke sini tapi jarang ketemu sama aku," lanjutnya mencebikkan bibir.

Karin—ibu Michael—terkekeh geli dengan sambutan yang Arkeyna beri. Pantas saja Nuga begitu bangga menceritakan gadis ini pada seisi rumah jika ada yang bertanya mengenai pasangan. Belum lagi saat ketahuan Michael, lelaki itu akan menggerutu kesal sebab sang empu belum ada gandengan yang bisa dipamerkan.

"Gemesnyaaa, nggak heran Nuga nggak mau lepas dari kamu."

"Nuga cerita?"

"Tanpa cerita juga udah keliatan banget, lho, gimana bucin-nya dia, sama gimana kerasnya dia pas coba perjuangin kamu lagi."

Arkeyna tersipu, ia menunjukkan deretan giginya. Meski ingatan mengenai mereka yang sempat pisah karena kesalahpahaman mulai memasuki pikirannya.

Iya, kesalahpahaman saat Arkeyna tidak tahu jika Ibu kandung Michael adalah ibu sambung Nuga, kekasihnya.

Memikirkan itu, tanpa sadar membuat raut wajahnya juga berubah. Hal ini terlihat kentara di mata Karin.

Wanita itu tersenyum maklum.

"Kamu pasti banyak bingungnya, ya, selama ini?"

Reflek, anggukan kepala menjadi jawaban jujur Arkeyna.

"Mau jalan? Tante bakalan ceritain hal yang mungkin bikin kamu lebih kenal Nuga, atau Michael, versi Tante."

•••

Paper Rings | Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang