03

817 54 1
                                    

Selamat membaca
.
.
.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikum salam"

"Ares, sini bentar" panggil mama Alvares yang bernama Refi.

"Kenapa ma?" ucap nya dangan raut bertanya
menatap sang mama.

"Ck. Kamu ajalah yang ngasih tau" suruh mamahnya kepada suaminya alias papa Alvares yang bernama Andra.

"Kamu akan dijodohkan sama anak sahabat papah"nucap papa nya.

Alvares yang mendengar itu pun terkekeh.

"Papah bisa aja bercanda nya" ucap Alvares kepada papanya.

Papah gak bercanda nak, kamu memang akan dijodohkan" ucap papanya memberi tahu Alvares bahwa dia memang akan dijodohkan.

"Gak. Ares gak mau" tolak nya dengan tegas. Enak saja dia akan dijodohkan. Ini bukan zaman dulu yang masih menggunakan sistem perjodohan untuk menemukan pasangan. Lagi pula, dia bisa menemukan pasangan nya sendiri.

"Papa gak minta persetujuan kamu. Papa hanya memberi tau kamu"

"Tapi yang punya hidup itu Ares pa. Kenapa malah papa yang ngatur ngatur kehidupan Ares?!"

Katakan saja dia kurang ajar karena dia memang tidak ingin dijodohkan oleh siapapun.

"Ini untuk kebaikan kamu nak" ucap sang mama yang mencoba untuk membujuk Alvares.

"Kebaikan apaan kayak gitu ma? Oh atau jangan jangan kalian pengen jodohin aku karena kalian ngira aku suka sesama jenis? "ucap Alvares curiga.

"ALVARES!!" bentak papa nya yang sudah kehilangan kesabaran. "Bukan berarti kami pengen jodohin kamu karena kami ngira kamu suka sesama jenis. Enggak sama sekali" ucap papahnya sambil berusaha menahan emosi.

"Tapi karena kami punya perjanjian di masa lalu, kalau anak kami laki-laki sama perempuan, maka akan di jodohkan ketika mereka sudah besar"

"Dan itu benar terjadi, jadi kami saling menagih perjanjian itu" kali ini mamanya yang mencoba memberi tahu.

"Terima yah nak. Mama mohon" ucap mama nya dengan raut memohon dan menaruh harapan besar.

Damn!

Kalau mamahnya sudah seperti itu maka dia tidak akan bisa menolak nya.

Alvares pun menghela napas kasar.

"Terserah kalian" Ucap nya lalu segera berlalu ke kamarnya.

Sementara itu

"Hah?! Aku akan dijodohkan?" tanya Aeris syok.
Ibu dan ayahnya mengangguk.

Aeris yang tidak mengerti mengapa ia di jodohkan pun bertanya. "Tapi kenapa aku dijodohkan bu, ayah? Apa alasannya?" tanyanya pada kedua orang tuanya. "Ini demi kebaikan kamu. Dan juga, dulu kami sudah buat perjanjian jika anak kami nanti laki-laki dan perempuan, maka akan dijodohkan" jawab ayahnya yang bernama Galvin memberi tahu alasan mengapa dia dijodohkan.

Aeris yang mendengar itu menghela napas. "tapi emang gak bisa kalian batalkan perjanjian itu?" tanya Aeris.

"Gak bisa nak, karena mereka telah menagih perjanjian itu" jawab ibunya yang bernama Riana.

'Di pikir utang pake ditagih tagih segala'. Pikir Aeris dalam hati.

"Tapi aku gak mau dijodohin, aku kan masih sekolah nanti mereka tau lagi" ucap Aeris.

"Gak papa nak, pernikahan kalian akan diadakan secara privat. Dan kamu tenang aja karena sekolah tempat kamu belajar itu sekolah milik keluarga calon kamu" ujar ayahnya.

ALVARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang