Selamat membaca
.
.
.
.
."Gue pergi dulu, lo jangan kemana-mana oke?" beritahu Helen kepada sepupunya yang ada di apartemen nya.
"Iya kak"
Helen pun pergi, dan tinggal Aurel lah yang berada seorang diri.
Gadis itu pun melangkah menuju sofa dan menyalakan televisi.
Cklek
Mendengar suara pintu yang dibuka, Aurel pun menoleh dan betapa terjejutnya ia melihat Jevan yang masuk. Aurel pun melangkah mendekati Jevan.
"Lo kenapa ada di sini Jev?"
Bukannya menjawab, Jevan maju mengikis jarak antara dirinya dan seorang gadis yang berada di depannya itu.
"Lo mau ngapain Jev?" tanya Aurel berusaha tenang dan melangkah mundur.
Bukannya menanggapi, Jevan maju dengan sempoyongan melangkah mendekati Aurel. Sepertinya cowok itu sedang mabuk.
"Kalau kita gak bisa bisa bersama, aku akan membuat kita bisa bersama" cowok itu memegang bahu Aurel, dan...
"AAAAA"
🦋🦋🦋
Pagi ini, Sella dan teman-temannya kembali berulah.
"Sialan lo. Kalau jalan itu pake mata bangsat!" bentak Sella dan menampar Aeris.
Baju gadis itu telah penuh dengan noda minuman yang Aeris bawa. Karena Aeris hanya sendiri, Sella pun berani membully Aeris. "Aku gak sengaja" bela Aeris dengan nada datar.
"Hallah omong kosong" Sella kembali ingin menampar Aeris, namun tertahan.
"Sel, udah dong ayo ke toilet terus balik ke sini lagi" sela Aurel dan menarik lengan Sella. Gadis itu terlihat pucat dan kepalanya sedikit menunduk. Ia tak mau melihat ke arah depan.
"Ck. Diem lo!"
"Aurel bener. Udah ayo ke toilet" kini Elis pun yang menjadi penengah.
"Urusan kita belum selesai bitch"
Mereka pun segera pergi ke toilet. Meninggalkan Aeris yang mesin menjadi pusat perhatian.
'Baby coming soon' batin Aeris memperhatikan salah satu teman Sella. Gadis itu tersenyum smirk. Namun, tak ada yang menyadari.
🦋🦋🦋
"Kenape lo? Ngelamun mulu" tegur Haikal kepada Jevan yang sedang merokok di rooftop. Jevan hanya menggeleng.
Di tempat ini, hanya mereka berdua. Tadi, saat mereka berada di markas khusus geng mereka, Haikal menyadari kalau Jevan tidak berada di markas.
"Jujur. Kita kan bestai" ucap Haikal di selingi candaan.
"Kalau lo mabuk terus gak sengaja ketemu cewek, bakal gimana?" tanya Jevan dengan suara pelan.
Haikal terdiam beberapa detik lalu tertawa. "Ya gak gimana gimana. Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"
"Gak ada"
Haikal terdiam. Cowok itu menyadari sesuatu. Lalu tiba tiba ia memegang pundak Jevan. Membuat sang empu menoleh.
"Siapa woy? Dimana? Kapan?" tanya Haikal bertubi-tubi sembari menggoncangkan bahu Jevan.
"Satu satu anjing" sentak Jevan. "Sama sepupunya cewek gue"
Haikal mengangguk angguk. Sedetik kemudian...."Eh? Lo punya cewek? Lo selama ini ngebohongin gue?" gimana gak syok coba. Orang Jevan sendiri pernah mengatakan kalau ia tak ingin pacaran. Dan juga, cowok itu yang tidak pernah terlihat memiliki interaksi dengan perempuan manapun. Kecuali mamanya.
"Ortu lo udah tau?"
Jevan hanya menggeleng. "Gimana mau tau, orang baru semalem" ujar Jevan.
"Brengsek juga lo Jev" ucap Haikal sembari tersenyum miring.
"Ck. Gue mabuk anjing. Gue pikir itu cewek gue. Ternyata sepupunya" Jevan mengacak acak rambutnya, lalu membuang dan menginjak rokoknya. Cowok itu berdiri ingin beranjak.
"Mau kemana lo?" cegah Haikal. "Kasih tau dulu. Siapa?"
Jevan menghela napas lelah. "Temen si pembully" cowok itu pun meninggalkan rooftop.
"Temen si pembully? Temennya Sella?" Haikal berpikir. Temen yang mana, kan temennya bukan hanya satu.
🦋🦋🦋
"Jev. Lo harus tanggung jawab" ucap Aurel kepada Jevan, ketika mereka berada di taman belakang sekolah. Ia tak takut ketahuan, karena taman ini tidak pernah ada yang mengunjungi. Katanya sih ada yang pernah bunuh diri.
Jevan tersenyum miring, lalu maju selangkah. "Emang lo hamil? Baru juga semalem"
Entah kenapa Aurel merasa Jevan memandangnya dengan remeh. Padahal emang gitu.
"Tapi, kalau gue hamil gimana?" tanya Aurel meremas roknya.
"Gugurin" dengan begitu gampangnya, Jevan menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan nya. Walaupun belum pasti juga, apakah Aurel akan mengandung atau tidak, tetapi, dia ingin cowok yang ada di depannya untuk tanggung jawab, karena telah merusaknya.
"Jev, lo harus tanggung jawab kerena udah rusak gue" Aurel memegang tangan Jevan dan memohon.
Jevan menyentak tangan Aurel kasar. "Lo bukannya udah rusak sejak lama? Lo kan temennya si pembully yang udah kotor" remeh Jevan sambil membawa bawa nama Sella.
"Walaupun gue temenan sama Sella, bukan berarti gue kayak Sella. Dan lo orang pertama yang ngerusak gue" ucap Aurel sembari menunjuk Jevan.
"Oh, tapi gue gak peduli. Dan kalau emang lo hamil, ya tinggal gugurin aja" Jevan pun meninggalkan Aurel seorang diri yang tengah menangis.
"Gue pikir dia bakalan tanggung jawab" lirih nya sembari menunduk. Aurel mengira, Jevan akan tanggung jawab, karena Jevan cowok ramah dan selalu baik kepada semua orang. Tapi ternyata, cowok itu lebih brengsek dari yang ia kira.
.
.
.
.
.Tbc.
🌺🌺🌺Hello geis apa kabar.
Jangan lupa buat vote dan follow akun aku yaw.
Dan juga aku pengen buat cerita khusus tentang Jevan dan Aurel. Jangan lupa baca ya.
Rencana judulnya :happy end?
Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARISA
Teen FictionAlvares Reyfan Ardipta Seorang ketua geng motor yang dijodohkan dengan seorang gadis penuh misteri yang menjadi murid baru di sekolah nya bahkan mereka satu kelas ______________________________ Aerisa Queen Aleana Gadis penuh misteri dan seorang n...