27

961 36 6
                                    


Selamat membaca

.
.
.
.
.

Keesokan harinya, Aeris kini bersiap untuk berangkat sekolah. Gadis itu menuruni tangga. Tetapi sebuah suara menghentikan nya. "Bareng"

Aeris berbalik. "Eh, kamu mau bareng ke sekolahnya?"

Alvares mengangguk. Tanpa banyak kata, mereka pun berangkat bersama.

Saat sampai sekolah, mereka turun dari mobil. Banyak pasang mata yang melihat mereka.

Banyak yang terpesona dengan dengan Aeris. Saat ini, Aeris sudah tak menggunakan kacamata dan rambutnya kini tergerai.

"Eh itu siapa? Kok mirip Aeris"

"Itu emang Aeris"

"Kok cantik"

"Widih, bu bos lo cantik banget" puji Haikal yang kebetulan berada di parkiran bersama anggota yang lain.

"Al jagain, jangan sampe di ambil orang" ucap Marcel.

Jujur, mereka memang terpesona dengan Aeris.

Alvares dan Aeris berjalan berdampingan menuju kelas mereka. Diikuti oleh anggota black light dibelakang. Banyak yang memuji mereka dengan terang terangan.

"Aeris?!" Wina yang heboh langsung menarik dan memeluk Aeris. "Oh my god Ris, gue gak nyangka banget sama lo. Gue udah di kasih tau sama Bella"

Wina menarik Aeris untuk bergabung bersama dirinya dan Bella. "Gak nyangka gue. Ternyata kita temenan sama ketua dark angel" heboh Wina. Namun, suara gadis itu diperankan.

Aeris tidak ingin memberitahu siswa yang ada di sini. Biarkan mereka tau sendiri kalau dia adalah ketua dari geng dark light.

"I'm very proud of you"

"Jadi, udah gak ada Aeris cupu. Yang ada hanya lah Aeris yang keren" ujar Bella bertos dengan Aeris.

"Eks, masa kemarin Sella sama papanya di tangkep" ucap Wina.

Kemarin, Aeris memang tak datang ke sekolah. Gadis itu mengurus kasus Rangga, Sella dan kepala sekolah.

"Gak nyangka gue ternyata kepala sekolah kita pembunuh. Tapi sekarang udah digantiin sama kepala sekolah cantik banget"

"Gue yang ngelaporin"

"Gimana sama Rangga?" tanya Bella.

"Dia dirawat karena tertembak. Tapi kalau udah keluar, dia bakal masuk penjara"

"Kak Raga pasti bangga sama lo"

Aeris mengangguk. "Walaupun tindakan gue sebenarnya juga gak dibenerin" karena pada dasarnya, penembakan yang dilakukan Aeris juga hal kriminal. Untung dia dapat mengontrol semuanya.

'Bang Raga, yang tenang ya disana'


🦋🦋🦋

Aeris kini telah sampai di rumah. Beruntung lah karena semuanya berjalan dengan lancar.

Memang banyak yang sedang membicarakan Aeris di sekolah karena perubahan gadis itu. Dan juga kasus atas pembully dengan ayahnya yang merupakan kepala sekolah.

Dan darisini juga, Aeris harap di sekolah nya tak ada lagi yang namanya pembully.

Aeris memutuskan untuk beristirahat sejenak.

🦋🦋🦋

Saat malam hari, setelah Aeris dan Alvares makan malam bersama, gadis itu memutuskan untuk belajar.

ALVARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang