14

666 43 18
                                    

Selamat membaca

.
.
.
.
.

Bel pulang berbunyi. Membuat para murid yang sudah lelah ingin cepat cepat pulang untuk merilekskan tubuh dan pikiran.

Tetapi, berbeda dengan black light inti. Mereka berencana untuk datang ke markas hari ini.

"Bos langsung ke markas?" tanya Marcel yang sudah memasang helm.

"Ya" jawab Alvares singkat.

Lantas, mereka segera memasang helm masing masing dan menaiki motor masing masing. Tapi, ada juga yang berboncengan.

"Ris, kenapa lo gak bareng sama Al?" tanya Bella yang melihat rombongan Alvares sudah keluar gerbang.

"Tadi aja, aku gak bareng dia. Jadi, aku juga gak pulang bareng dia" jawab Aeris yang tetap berjalan.

"Yaudah kalau gitu mau ikut kita gak?" tawar Wina.

"Em, gak usah deh" tolak Aeris.

Lantas terdengan desahan kecewa dari mereka. "Yaudah deh kalau gitu. Kita pulang dulu" pamit Bella.

Aeris hanya mengangguk saja.

Karena malas menunggu kendaraan lewat, Aeris akhirnya berjalan kaki untuk pulang ke rumah.

Sebenarnya, dia bisa menelepon supir yang ada di rumah orang tuanya, tetapi gadis itu tak ingin. Ia tetap ingin berjalan kaki.

Tapi tiba tiba, ada sebuah motor yang berhenti depan Aeris. "Halo cantik" sapa sosok itu.

🦋🦋🦋

"Dari mana lo?" tanya Alvares ketika Aeris telah sampai di rumah.

Bukannya menjawab, Aeris malah melangkah menuju kamarnya sembari menunduk.

Lantas, Alvares pun menahan lengan Aeris sampai sang empu berhenti lalu segera ia sentakkan.

"Ini udah malem. Dan lo baru pulang. Dari mana? Habis ngelonte hm?" perkataan itu mampu membuat Aeris mengepalkan tangannya. Lalu tak ingin berlama lama ada di situ, gadis itu kembali melangkah.

"GUE TANYA LO DARIMANA?!" bentak Alvares yang mampu membuat Aeris kembali berhenti dan berbalik lalu mengangkat kepalanya menatap Alvares dengan datar.

Melihat kondisi muka Aeris yang penuh lebam, dan terdapat goresan membuat nya terkejut. Tetapi, tersembunyi kan lewat mukanya yang datar.

"Kenapa?" tanya Alvares yang seolah dimengerti oleh Aeris. Lantas gadis itu pun menjawab. "Aku tadi habis diculik" lirih Aeris yang kembali menundukkan kepalanya.

"Siapa yang nyulik lo?" tanya Alvares. "Black devil"
Mendengar jawaban Aeris membuatnya tertegun.

Flashback on.

Saat Aeris sedang berjalan kaki, tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti didepannya. "Halo cantik" sapa sosok itu.

Namun tak lama, dirinya merasa belakangnya dipukul dengan sangat keras sehingga dirinya menjadi lemas dan pingsan.

Lalu, saat terbangun, dirinya sudah berada dalam sebuah ruangan yang temaram. Aeris pun melangkah ke arah pintu dan berusaha membukanya karena dirinya tidak di ikat. Tetapi, ia tak bisa. Pintu telah dikunci.

Sebenarnya, gadis itu ingin lewat jendela. Tetapi di ruangan itu tak terdapat jendela sama sekali. Dan hanya ada dua lubang sebesar kepalan tanga di dinding itu. Karena menyerah, gadis itu kembali duduk di kursi dan menunggu seseorang untuk membuka nya.

ALVARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang