06

759 45 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.

"Heh cupu!!" sentak Sella ketika gadis itu menghadang jalan Aeris yang ingin keluar dari toilet.

"K-kenapa?" tanya Aeris yang mulai ketakutan.
"Gara-gara lo gue dipermaluin anjing! Dan sekarang lo harus dapet balesannya" Sella pun hendak menampar pipi Aeris, namun ada cekalan ditangan nya yang mampu menghentikan Sella.

"Sialan lo ngapain bangsat?! Lepasin" ucap Sella berusaha melepaskan cengkraman tangan Bella di tangannya.

Ya. Orang yang menahan tangan Sella adalah Bella. "Lo gak boleh seenaknya make tindakan kekerasan. Ingat ini sekolah dan gue bisa laporin lo ke guru bk" ucap Bella sembari melepaskan cengkraman tangan nya.

Sella yang mendengar itu memutar bola mata malas. "Ck. Gue gak ada urusan sama lo ya cupu. Lo itu cupu. Kalian sama sama cupu jadi , lo jangan sok ngerasa jadi pahlawan" ujar Sella memandang Bella sinis.

"Gue gak ngerasa sok jadi pahlawan. Dan walaupun gue gak ada urusan sama lo,tapi Aeris sahabat gue. Jadi, gue akan selalu ada buat dia. Dan gue akan nolongin dia dari iblis buruk rupa kayak lo" balas Bella yang mengubah gaya bicara nya menjadi lo-gue.

"Sel lo sadar gak sih? Kalau Bella ngomong nya lo-gue?" tanya Aurel yang sejak tadi ada dibelakang Sella.

"Iya Sel kok gaya bicara dia berubah sih?" tanya Elis kebingungan.

"Halah gak peduli gue yang penting ni anak udah ikut campur urusan gue. Sekarang lo bakalan dapat balasannya" ucap Sella sambil menunjuk ke arah Bella.

Plak!

Wajah Bella tertoleh kesamping akibat tamparan dari Sella. Sella yang melihat itu tersenyum miring.
Sementara Aeris yang menyaksikan kejadian itu menutup mulutnya syok. Pasalnya, gara-gara Bella membela Aeris gadis itu yang menjadi sasaran Sella sekarang.

"Bella kamu gak papa?" tanya Aeris ketika gadis itu kembali menatap Sella dengan tatapan datar. "Gue gak papa" ujar Bella dengan nada yang dingin.

"Guys ini waktunya" ujar Sella.
Aurel dan Elis segera menarik Bella keluar dari toilet.

Bella pun memberontak berusaha melepaskan cekalan tangan Elis dan Aurel. Aeris yang melihat itu segera menghalangi Sella yang berjalan di depan.

"Stop. Sella kamu mau bawa Bella kemana? Jangan bawa bawa dia. Karena dia gak ada urusannya disini. Yang punya urusan itu kita berdua jadi, Bella gak berhak di bawa-bawa" ucap Aeris yang memberanikan dirinya walaupun sebenarnya dia takut.

"Bacot!!" sentak Sella lalu mendorong Aeris di depannya agar segera menyingkir.

Sella pun berjalan menuju ke arah kantin diikuti oleh Aurel dan Elis yang menarik Bella yang kini hanya pasrah. Sementara Aeris ada dibelakang membujuk Aurel dan Elis untuk melepaskan Bella.

Saat mereka telah sampai di kantin, hal itu berhasil mengundang perhatian seluruh siswa yang ada di kantin. Sella yang melihat itu tersenyum miring. Saatnya ia memulai pertunjukan yang menyenangkan. Pikirnya.

Sementara Wina dan Alvares dkk mulai menatap ke arah pusat perhatian itu. "Weh-weh itukan Bella. Dia buat masalah apa sama Sella weh?" tanya Haikal sembari memukul lengan Jevano yang ada disamping nya.

"Lah, iya. Gue harus segera nolongin Bella" ucap Wina yang hendak berdiri namun sebuah suara menghentikan pergerakannya.

"Gak usah" ucap Alvares mencegah Wina yang hendak menolong Bella.

"Lah, gila lo hah?! Itu Bella mau dibully anjir, masa gak ditolongin sih" ucap Zayden yang gemas dengan Alvares sampai-sampai rasanya ia ingin memukul wajahnya yang tampan itu.

ALVARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang