09

683 41 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.

"Hai, kalian duduk di sana aja. Lagian udah gak ada tempat kosong"

Mereka yang mendengarnya lantas menoleh ke arah sumber suara. Wina yang melihat Zayden yang mengajak mereka, lantas gadis itu tersenyum senang. "Yaudah ayo" ucap Wina lalu segera menggandeng tangan Zayden. Dan teman-temannya yang melihat itu hanya mengikuti.

Aeris yang melihat ada Alvares sedikit gugup. Setelah mereka sampai, mereka langsung mendudukkan diri. Aeris duduk disamping Alvares. Dan Wina duduk di samping Zayden.

Dan teman-teman mereka yang melihat itu langsung menunjukkan ekspresi menggoda.

"Ekhem" dehem Marcel lalu dengan cepat meminum minumannya.

Sementara Mahen hanya menatap mereka.

"Wah wah wah, Jev apakah kamu tidak melihat dua pasang manusia yang sedang duduk berdampingan?" tanya Haikal kepada Jevano.

"Iya gue liat. By the way lo gak iri Kal? Kalau gue sih iri ya" balas Jevano.

"Ck. Kalian apaan sih. Gak lucu tau gak" ucap Wina yang kini pipinya sudah memerah. Padahal mah gitu doang. Lebay.

"Udah, gak usah di ladenin. Ini kamu makan aja" Zayden kini menyuapi Wina.

"Kalian bisa gak usah uwu uwuan di depan kita?" tanya Marcel yang terdengar seperti perintah.

"Enggak" jawab Wina dan Zayden bersamaan.

Mata Marcel pun melihat kearah Aeris dan Alvares yang masih tetap diam. Tak ada pembicaraan sama sekali. "Kalian beneran mau itu?" tanya Marcel yang yang dibalas tatapan bingung oleh semua yang ada di meja itu.

Mahen yang melihat itu langsung berkata. "Kalian beneran mau nikah?" tanya Mahen membenarkan.

Aeris yang mendengar langsung menjawab. "Iya. Kalian udah di kasih tau tadi ya?" tanya nya.

Sontak mereka pun mengangguk. "Ck. Jahat banget kalian. Masa ngelangkahin kita. Apalagi si Mahen, dia kan yang paling tua. Aturannya, kalian di belakang aja" ucap Haikal panjang Lebar.

Mahen yang mendengar namanya dibawa bawa memandang tajam ke arah Haikal. "Bacot lo buaya"

"Bacot" tambah Alvares sambil menunjukkan jari tengahnya.

"Ges siapa mau pesen? Cung tangan" tanya Jevano sambil mengacungkan tangan dan mengalihkan pembicaraan.

"Itu lo acung tangan. Berarti lo yang pesen" Ucap Wina polos.

Jevano pun langsung menurunkan tangannya. "Contoh, goblok"

"Jangan coba coba lo bilang cewek gue goblok" ucap Zayden memandang tajam ke arah Jevano.

Jevano pun hanya menyengir dan segera mengajak Haikal untuk memesan makanan.

"Gue ke toilet dulu" Bella pun segera berdiri.

"Mau gue temenin?" tawar Wina tapi di tolak oleh Bella. Lantas gadis itu pun segera berlalu ke toilet.

Byuur!!

Aeris merasa kepalanya basah lantas menatap ke arah belakang dimana ada Sella dan teman-temannya.

Aeris pun lantas berdiri. Diikuti semua yang ada dimeja itu. Hal itu menyita perhatian seisi kantin. Keadaan yang semula ramai langsung sepi.

"Hahaha. Rasain lo bitch. Siapa suruh caper sama Alvares" ucap Sella dan mendorong Aeris tetapi gadis itu sama sekali tak bergerak.

Bukannya peduli, gadis itu malah ingin melangkah ke toilet untuk membersihkan kepala dan pakaiannya yang kotor.

Sella yang melihat itu lantas menahan Aeris. "Mau kemana lo cupu. Lo mau minta pertolongan sama Bella. Iya?!" sentak Sella.

Dan Aeris yang mendengar tersenyum miring tetapi samar. "Enggak. Aku cuman ingin bersihin kepala sama baju aku. Kenapa kamu ngira aku ingin minta bantuan sama Bella? Atau kamu takut sama Bella makanya ngira begitu?"

Sella yang mendengar lantas menampar pipi Aeris.

Plak.

"Jaga omongan lo. Asal lo tau gue gak pernah takut sama dia"

Saat hendak kembali menampar, tangannya di tahan oleh seseorang. "Jangan berani lo sentuh dia" orang itu adalah Bella. Saat kembali dari toilet, gadis itu melihat Sella yang menampar pipi Aeris. Lantas gadis itu berjalan dengan cepat. Dan saat Sella hendak kembali menampar pipi Aeris, Bella dengan cepat menahannya.

Sella yang melihat kehadiran Bella pun keberanian nya sedikit menciut. Karena mengingat apa yang telah Bella lakukan padanya.

"Inget ya urusan kita belum selesai" ucap Sella sambil menunjuk wajah Aeris.

"Guys cabut" Sella bersama teman-teman nya pun langsung pergi dari kantin itu.

"Lo gak papa?" tanya Bella kepada Aeris.

Aeris hanya menggeleng.

Kini pandangan Bella mengarah ke arah Alvares. Gadis itu memandang tajam ke arah sepupunya itu yang balas menatap nya datar.

"Lo kenapa gak bantu Aeris hah?! Lo liat keadaannya sekarang. Bego. Dasar gak bertanya jawab" Bella pun langsung menarik Aeris ke toilet untuk membersihkan rambut dan bajunya.

Mereka semua yang ada dimeja itu memandang ke arah Alvares.

"Lo seharusnya bantuin Aeris" ucap Mahen dan cowok itu lansung duduk dan memakan makanan pesanannya.

"Bego di pelihara" itu Wina yang berucap tetapi dengan suara yang pelan sehingga hanya dia yang mendengar nya. Gadis itu pun menyusul Aeris dan Bella setelah meminta persetujuan Zayden.

.
.
.
.
.
To be continue

🌺🌺🌺

Jangan lupa vote.

Tandain yang typo.

Sekian terimakasih 🙏💕

ALVARISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang