ONE***
"Kamu cari calon istri atau Mama jodohkan? Opa kamu itu lagi ngidam cicit keturunan Flamboyan!"
"Tapi Ma.. kan ada Arzan sama anaknya,"
"Kan kamu tau sendiri, Opa itu benci banget sama Arzan. Buktinya kamu sang anak bungsu yang jadi pewaris Perusahaan Flamboyan Company ini, bukannya Arzan, yang notaben nya anak sulung keluarga Flamboyan juga.."
"Tapi Ma, Ardan itu kan masih muda, masih dibawah duapuluh lima tahun, masa Mama main nyuruh Ardan nikah sih? Dikata nyari istri, kayak nyari ayam, dijual murah dipasaran.."
"Mama nggak mau tau, kalo kamu nggak punya calon dalam bulan ini, Opa kamu akan menggantikan kamu dengan Arzan atau dirinya sendiri. Silahkan jika kamu mau menggelandang dijalan!"
"Tapi Ma-"
Tut.. Tut.. Tut..
Ardan menghela nafas gusar. Ia memejamkan matanya cepat, tangannya mengendurkan dasi yang membelit lehernya. Hari gini disuruh nikah muda? Nyokapnya sarap apa? Orang tuh nikah kalo udah mapan. Emang Ardan belum mapan? Udah. Bahkan dia lebih dari garis mapan.
Ardan Dinata Flamboyan. Pria ini sangat beruntung karna ia anak kandung dari keturunan Dinata dan Flamboyan. Sebenarnya ia itu putra tunggal. Hanya saja, Ardan memiliki Abang Tiri bernama Arzan Flamboyan. Arzan merupakan anak hasil buah cinta Ayah Ardan dengan perempuan lain. Itu yang menyababkan Opa Flam membenci Arzan dan lebih menyayangi Ardan.
Nyonya Dinata dengan Tuan Flamboyan memanglah menikah hasil perjodohan. Mereka sudah menikah selama tiga tahun waktu itu tetapi belum dikarunia anak juga. Dan setelah Nyonya Dinata hamil, Ayah Ardan mengakui jikalau ia sudah memiliki seorang putra juga dari perempuan lain. Rupanya hal itu membuat Opa Flam marah dan tidak mau mengakui cucu haramnya itu.
Opa Flam sebenarnya adalah Ayah kandung dari Ayahnya Ardan. Tapi Opa Flam malah menyuruh Nyonya Dinata bercerai dari sang suami. Akhirnya orangtua Ardan berpisah. Tuan Flamboyan atau Ayah Ardan masih hidup, hanya saja pria itu bersama Ibu Arzan. Siapa yang hidup tidak enak saat itu? Ardan. Mengapa Ardan?
Ardan hidup tanpa kasih sayang Ayahnya. Itu yang membuat Ardan menjadi pria nakal nan pembangkang. Tapi sekarang ia sudah tobat. Menjadi pria yang sukses yang bekerja sebagai pemilik perusahaan sekaligus saham Flamboyan Enterprise. Itulah alasan mengapa Ardan sudah menjadi pria mapan.
Ardan sengat benci Opa. Sebnarnya ia benci dalam hal keras kepalanya saja. Hal yang lainnya Ardan sangat sayang sekali dengan Opanya. Karena Opanya ia bisa merasakan kasih sayang seorang pria dewasa yang dianggapnya sebagai Ayah.
Ardan mengumpat didalam hati. Lalu membuka matanya. Ia melirik ponsel yang ada diatas mejanya. Sekali-kali menghentakkan jari-jarinya diatas meja kayu mahal itu. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Meminta bantuan dua kawannya itu? Atau.. apa?
Tok.. Tok.. Tok..
Ardan melirik pintunya. Ia tidak punya janji dengan siapapun. Lalu sekarang apa? Apa itu Opa? Tapi jarang sekali Opa nya mengetuk pintu, biasanya langsung masuk, apa sekertarisnya? Kan bisa melalui telfon antar ruangan! Lalu siapa?
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk!"
Akhirnya Ardan menyerah. Ardan bersandar dikursi kebesarannya, pintu terbuka perlahan. Seorang wanita berdiri disana. Dengan balutan pakaian yang serba kebesaran. Kaus longgar dan juga rok kembang dibawah lutut yang aneh. Siapa gadis ini? Apa seorang badut yang dikirimkan malaikat untuk menghibur hatinya?
Ini tamu yang tidak dikenal. Mengapa Olin tidak mengabarinya? Apa jangan-jangan gadis ini adalah maling yang sudah membunuh sang sekertaris seksi nya itu? Ardan berdecak, pemikirannya sungguh aneh. Tapi ia malah menautkan alisnya karna gerakan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TCS-3] Desoul
HumorWanita idaman itu bagaimana? Apa wanita yang mempunyai wajah cantik, kulit bersih, dada besar, bibir seksi dan rambut yang indah? Semua kriteria diatas mungkin merupakan wanita idaman seorang Ardan Dinata Flamboyan. Pria yang masih malas untuk menj...