TWO

8.6K 476 31
                                    

TWO

***

Sial!

Ardan mengumpat beberapa kali didalam hati. Saat ini ia sedang mengendarai mobilnya. Istirahat makan siang, waktu yang bagus untuk menenangkan diri dari masalahnya saat ini. Masalah yang baru saja menimpa dirinya, masalah satu jam yang lalu.

Ardan menghela nafas gusar, ia memilih datang ke restoran Zeo. Daripada pusing, lebih baik Ardan bersantai ria. Mungkin besok ia akan mendapat masalah berkali-kali lipat karena ulah si cewe urakan bernama Raqhel itu.

Ardan keluar dari mobilnya. Melangkah masuk menuju restoran Zeo, ia memilih tempat pojokan yang mempunyai empat kursi kosong yang berlapis busa sofa yang empuk. Ardan mengangkat tangannya, dan tak lama pelayan pun datang.

Pelayan pria bernama Nino. Pelayan favorit Zeo, karena pelayan yang satu ini tidak banyak omong dan centil. Lain dengan pelayan yang lainlah.

"No.. gue mau kopi susu sama kentang goreng yah.." pesan Ardan sembari duduk disalah satu sofa tunggal itu.

Nino tersenyum. "Hanya itu Bos Ardan?"

"Yap!"

Akhirnya Nino segera ke dapurnya. Ardan merenungi nasibnya saat ini. Kejadian satu jam yang lalu membuatnya sungguh kesal. Dasar sial! Jikalau ia tidak sedang turn on, pasti ia bisa mengatasi masalah sepele itu. Arghh.. ini gara-gara wanita gila urakan yang mesum!

"Ar-"

"ASTAGA!"

"ARDAAAAAAAAANNNNNNN!!!!!"

"Menyingkir!" pekik Raqhel keras, ia mendorong Ardan keras, wajahnya memerah ntah karna malu atau senang. Gadis itu mengelap bibirnya yang sedikit membengkak. Lalu berdiri sembari merapikan roknya yang tersingkap karna ulah Ardan.

Ardan baru saja duduk dari tidurnya. Lalu melirik Mamanya yang bahkan sudah mengeluarkan tanduk banteng dan asap dikepalanya. Serta disebelahnya ada Opa yang sedang memegang dadanya, kelihatan kaget.

Ardan akhirnya menghela nafas, ia berdiri disamping Raqhel. Opa berjalan mendekati kedua manusia yang tertunduk lesu itu. Raqhel bersungut untuk mengutuk Ardan didalam hati.

Opa menghela nafasnya. "Sebaiknya kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin.."

"Dina.. Ayo duduk!" ajak Opa Flam kepada Nyonya Dinata sembari tersenyum. Mama Ardan akhirnya duduk sembari meminum air mineral yang dibawanya tadi.

Ardan dan Raqhel duduk berdampingan didepan Opa Flam dengan wajah menekuk karna takut. Ardan memanyunkan bibirnya. Dia merasa bodoh karna mencium wanita urakan yang gila itu. Jikalau saja ia tidak sedang bergairah, pasti ia sudah menyeret wanita urakan itu keluar dari kantornya.

Opa Flam berdekham. "Kelakuan kalian berdua memalukan!" makinya keras, suaranya yang rentan berubah menjadi dingin dan tegas.

Ardan menelan salivanya takut. Raqhel mengatur nafasnya yang tidak stabil. Mereka berdua mau lari ke Benua Antartika saja.. Daripada duduk didepan Opa Flam tanpa nafas yang tenang.

"Bagaimana jikalau bukan kami yang masuk?!" bentak Opa Flam dengan marah.

"Bisa saja klien kamu Ardan!"

"Atau bahkan oranglain, dan dia akan membocorkan kejadian ini kepada semua staf serta petinggi, dimana sopan santun seorang direktur?!"

Ardan merutuki kebodohannya lagi. Ia sangat kesal kenapa junior nya tidak berkompromi disaat keadaan genting seperti tadi?! Tapi itu salah gadis mesum yang sedang duduk disebelahnya juga, mengapa gadis itu malah bergerak diselangkangannya? Lelaki mana yang tidak langsung bergairah? Ardan kan masih normal!

[TCS-3] DesoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang