"kak kelihatannya orang itu suka deh sama kakak?"
Arianna melirik ke arah yang di maksud oleh Elvan.
Seorang pria dengan kemeja putih tengah duduk sambil melihat ke arah mereka.
"Kamu salah lihat Van,dia mungkin lagi merhatiin kamu"
"Mana ada?aku ini pria sejati loh kak,aku yakin dia lagi liatin kak Arin"
"Sstt,udah sana kerja"
"Kak Arin gak percayaan nih"
Elvan meninggalkan Arianna dengan lemas.(Arin...)
Arianna tersenyum,dari awal hanya Elvan yang memanggilnya Arin dan nama itu juga pertama kalinya Arianna dengar.
Biasanya orang memanggil namanya lengkap."Kak pria itu minta nomor kakak"
Dwi menunjuk pria yang tadi jadi bahan pembicaraan dirinya dan Elvan."Untuk apa?"
Tanya Arianna sedikit dingin sambil terus membersihkan meja pesanan."Sepertinya dia suka deh sama kakak,dia cukup ganteng loh kak"
"Sudah sana kerja"
"Apa aku kasih aja ya nomor kakak sama dia"
"JANGAN...."
Arianna langsung balik badan."Kenapa kak?"
"Pokoknya jangan"
Dengan lemas Dwi pergi meninggalkan Arianna dan menghampiri Elvan yang sedang berdiri disebelah meja pesanan.
"Lemes banget wi,kenapa?"
"Eehh Van lihat deh pria itu,dia tadi minta nomornya kak Arianna cuma...."
"Kak Arin gak mau kasih kan?"
"Kok tau sih Van?"
"Tadi aku juga udah bilang gitu,tapi kak Arin dingin banget.oh ya aku ada ide"
Dwi mendekatkan telinganya dan mendengar rencana Elvan dengan seksama.
"Kak tolong antarkan kue ini ke meja itu ya,aku sakit perut"
Dwi menyimpan nampan yang berisi sepotong kue didepan Arianna.
Sementara itu Elvan berpura-pura sibuk membereskan meja bekas pelanggan.Arianna membawa sepotong kue itu ke meja pelanggan,tepatnya meja dimana pria itu duduk.
"Selamat siang ini kue anda"
Arianna segera pergi setelah menyimpan kue tersebut."Tunggu"
Arianna diam ditempat tanpa menoleh.
"Kalau boleh tau siapa namamu?apa boleh kita mengobrol sebentar?"
"Maaf aku sedang bekerja"
"Bisa...bisa....ayo duduk kak,kak Arin bisa bersantai sebentar kok.lagian pengunjungnya juga gak terlalu banyak"
Elvan yang sedari tadi sibuk membersihkan meja langsung menyetujui permintaan tamu pria itu,menyambar seperti kilatan petir."Tapi Van"
"Sstt,tamu adalah raja kak.ayo duduk"
Elvan menarik tangan Arianna dan mendudukannya di kursi tepat didepan pria itu"Kalau begitu aku permisi ya,selamat menikmati"
Elvan bergegas pergi menuju meja pesanan dengan senyum yang tersungging dibibirnya dan memperhatikan Arianna dengan pria itu dari kejauhan."Gimana Van?"
Dwi diam-diam menghampiri Elvan."Tuuhh...."
"Wiiihh mantap,rencana kita berhasil"
Elvan dan Dwi saling memberi tos dan mereka tertawa bersama.Sita yang sedari tadi melihat kelakuan Elvan dan Dwi dari dalam kantor menghampiri mereka berdua.
"Ada apa ini?kenapa kalian berdua terlihat bahagia?""Gak ada apa-apa kok kak"
"Jangan bohong kamu Van"
"Eemm,itu kak...tamu itu minta kak Arianna menemani dia.tadinya kak Arianna gak mau tapi berkat rencana Elvan akhirnya mereka bisa duduk bersama"
Jelas Dwi.Sita menoleh ke arah Arianna dan tamu pria yang Dwi katakan.
Bukannya marah sita justru ikut nimbrung dan memperhatikan mereka berdua.
"Ayo taruhan"
Elvan dan Dwi sontak terkejut.
"Maksud kak sita?""Iya taruhan,aku yakin kak Arianna pasti mau pacaran sama dia,gimana menurut kalian?"
"Aku juga setuju"
Dua suara sudah terkumpul,Dwi dan sita mendukung dan merasa yakin kalau Arianna akan pacaran sama pria itu.pria yang jelas-jelas terlihat mapan dan tampan.wanita mana yang berani menolak.Elvan diam dan melihat Arianna sekali lagi.
"Aku gak yakin kak Arin mau pacaran sama dia""Loh kenapa Van?"
Sita merasa jawaban Elvan berbeda dari mereka berdua."Entahlah,tapi aku yakin kak Arin pasti nolak"
Jika dilihat dari gerak gerik Arianna yang dingin dan sering buang muka saat ini,Elvan merasa yakin kalau Arianna gak tertarik sama sekali sama pria itu.
Belum lagi cerita yang Elvan dengar dari sita kalau rumah tangga Arianna hancur karena orang ketiga dan mendapat teror dari pelakor suaminya membuat Elvan semakin yakin kalau hati Arianna masih tertutup untuk hubungan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentuhan Tak Kasat Mata
RomanceSeorang wanita single parent yang memiliki satu anak,pindah ke rumah baru demi menghindari teror selingkuhan dari sang mantan suami. Pintu hatinya yang tertutup untuk pria lain malah membuat seseorang yang tidak dapat terlihat terobsesi padanya. Ban...