Eps 4

1.9K 21 0
                                    

"kami sudah menginterogasi ketiga pelaku,sayangnya mereka hanya mengatakan kalau mereka dibayar oleh seorang wanita yang kebetulan berpapasan dijalan?"

"oh"
Arianna sedikit kecewa.

"kami mencoba membuat sketsa wajah berdasarkan kesaksian ketiga pelaku,wanita itu berambut panjang,wajahnya bulat,tinggi tapi juga agak sedikit lebar dipinggul dan matanya bulat.oh ya satu lagi dia memiliki tahi lalat kecil diatas bibir"

Arianna melihat sketsa itu dengan seksama.

"Mayang"
Wajah Mayang tiba-tiba terlintas dalam pikiran Arianna.

"Mayang?apa anda mengenalnya?apa sebelumnya pernah terjadi hal ini pada anda?"
Tanya seorang polisi bertubi-tubi.

"Eemm, perkiraanku saja.tapi mungkin bukan dia pelakunya"

"Kalau begitu kami akan berusaha mencari tau tentang wanita yang bernama Mayang dan segera membuat surat penangkapan untuknya"

"jangan"

"Loh kenapa?"

"Menghukum ketiga pelaku itu seberat-beratnya bagiku sudah cukup pak"

"Tapi bagaimana jika hal ini kembali menimpa anda, setidaknya anda bisa memberi efek jera pada pelaku agar gak mengulanginya"

"aku gak yakin"
Ucapan Arianna pelan.
Ya,Arianna gak yakin dengan menangkap Mayang maka Mayang akan mengakui kesalahannya dan meminta maaf, bagaimana jika hal itu malah membuat Mayang semakin gila dan melakukan hal yang lebih padanya?
Karakter Mayang bukanlah wanita yang lemah dan gampang menyerah apalagi mudah untuk menyadari kesalahan.

"Sepertinya sudah cukup pak, tentang wanita itu lebih baik gak memperpanjang masalah ini, menghukum ketiga pelaku bagiku sudah cukup"

"Apa anda yakin?"

"Ya"

"baiklah jika itu yang anda mau, silahkan tanda tangan disini"

Jika polisi sampai menginterogasi Mayang bukankah Mayang akan berkelit dan Ardan mungkin akan beranggapan bahwa Arianna mengada-ngada dan bersandiwara agar Ardan bisa kembali padanya.

Sesampainya di rumah.
Arianna melihat sebuah paket yang tergeletak didepan pintu rumahnya.

"AAAHH......."teriak Arianna ketika melihat isi paket tersebut.
Teriakan Arianna tentunya membuat tetangga berhamburan keluar begitupun dengan pemilik rumah.

"ada apa?"
Mereka menghampiri Arianna yang ketakutan.

"apa ini?"

"siapa yang melakukan ini?"
Tanya mereka ketika melihat bangkai tikus yang berlumuran darah serta sebuah surat bertintakan darah yang bertuliskan.

(SEBELUM KAMU MUNTAH DARAH DAN HIDUP SENGSARA SELAMANYA MAKA AKU GAK AKAN PERNAH PUAS)

"Arianna sebenarnya apa yang terjadi?"
Melihat ancaman itu tentu saja membuat pemilik rumah dan para tetangga khawatir.
Apalagi Arianna sekarang tinggal berdua saja dengan Azka yang masih balita.

"a-aku baik-baik saja kok Bu"suara Arianna gemetar.

"Kamu gak baik-baik saja Arianna,aku tau itu,apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

Arianna terdiam.
Pemilik rumah dan tetangga ikut terdiam menunggu jawaban Arianna.

Benar,apa yang harus Arianna lakukan sekarang?menetap disini bukan cuma akan membuat Arianna semakin menderita karena teror dari Mayang tapi Arianna juga harus membayar sewa dan harus mulai bekerja,lalu bagaimana dengan Azka?

Jika Arianna kembali ke panti apa alasan Arianna jika Bu panti bertanya tentang rumah tangganya,apakah Arianna harus berkata jujur dan membuat ibu panti bersedih?

Jika pindah rumah bukankah itu butuh biaya yang cukup besar? sementara saat ini Arianna gak memiliki uang sama sekali,jangankan untuk menyewa rumah baru untuk makan sehari-hari saja Arianna sangat kesulitan.

"Arianna kami sangat mengerti apa yang sedang kamu alami sekarang,begini saja bagaimana kalau kamu menempati villa yang aku miliki.sudah cukup lama villa itu kosong kamu hanya perlu sedikit membersihkannya,untuk pekerjaan kebetulan aku juga punya adik perempuan yang membuka restoran kecil disana,aku bisa menitipkan kamu padanya.kamu juga bisa membawa Azka ke tempat kerja dan adikku akan menjaga Azka jadi pekerjaan kamu gak terbengkalai,adikku cukup baik dia gak akan membiarkan kamu kesulitan disana, bagaimana?"

Mendengar ucapan pemilik rumah tentu saja Arianna setuju.
Tidak perduli seberapa jauh tempat itu,yang penting Arianna bisa pindah dari sini tanpa membuat sedih ibu panti dan mendapat teror lagi dari Mayang.

Mendapat tempat tinggal tanpa harus membayar sewa sekaligus mendapat pekerjaan yang bisa bersama Azka adalah hal yang luar biasa bagi Arianna.

"maafkan aku jadi merepotkan ibu"
Bukannya Ariana gak tau malu,tapi hanya ini jalan satu-satunya yang harus Arianna ambil.

"Aku gak merasa direpotkan kok,hanya ini yang bisa aku lakukan, walaupun villa itu cukup lama kosong tapi masih layak untuk di tempati dan kamu juga bisa menggunakan barang-barang yang ada disana,aku janji akan menjenguk kamu dan Azka sesekali"

"Aku sangat berterimakasih atas kebaikan ibu"

"Sudahlah,yang terbaik sekarang adalah keselamatan kamu dan Azka,oh ya kapan kamu akan mulai pindah?"

"mungkin besok,semakin cepat semakin baik"

"kalau begitu aku akan bantu kamu berkemas"

Rasa terimakasih saja rasanya gak cukup bagi Arianna atas kebaikan yang ibu pemilik rumah berikan padanya.seandainya Arianna memiliki sesuatu yang berharga mungkin akan Arianna berikan sayangnya Arianna benar-benar gak punya apa-apa.

Sentuhan Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang