Eps 16

1.3K 24 0
                                    

"kak Arin"panggil elvan pelan seolah gak yakin.

Arianna yang saat itu sedang menyuapi Azka langsung menatapnya.
"Kenapa Van?"

"Ehm,sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan dengan kakak"
Elvan berusaha mengumpulkan keberaniannya kali ini,bukan untuk mengungkapkan perasaannya tapi menyampaikan undangan makan dari ibunya.

Elvan sudah lelah setiap kali pulang kerja ibu dan ayahnya selalu berdiri didepan pintu menyambut kedatangannya dan berharap Elvan membawa arianna.tapi sambutan dan senyuman hangat itu selalu berujung makian yang bertubi-tubi pada Elvan.

(Dimana arianna?kenapa kamu gak bawa dia pulang?apa kamu membuatnya marah? jangan-jangan kalian bertengkar?apa yang kamu lakukan hari ini pada arianna?)
Begitulah kira-kira yang Elvan dapat setiap kali orang tuanya kecewa.

"Katakan ada apa Van?"

Melihat tatapan arianna membuat hati Elvan bergetar hebat.jantungnya berdebar sangat kencang seperti berlari ribuan mil.
"Ee...Karena malam besok libur bagaimana kalau kak Arin makan malam di rumahku?"
Elvan menggigit bibirnya lalu menunduk.

"Tumben,ada acara apa?biasanya juga kamu yang makan dirumahku?"

Elvan semakin gak kuasa melawan tatapan arianna.wajahnya semakin menunduk.

"Aku...aku sedang mencoba resep baru dan aku mau kak Arin yang pertama mencobanya"
"Shit....apa susahnya sih bilang kalau ibunya mengundang dia makan malam?segugup itukah kamu Van?"gumam Elvan gak berdaya.
Entah apakah alasan ini bisa arianna terima atau gak.

"Baiklah aku akan makan malam di rumahmu besok"

"Benarkah,kalau begitu besok sore aku jemput ya kak"
Elvan akhirnya mengangkat wajahnya.senyum bahagia terpancar dari wajahnya.biarlah Elvan sedikit berbohong yang penting Arianna bisa datang ke rumahnya dulu agar orang tuanya bisa berhenti memakinya.
Untuk yang lainnya Elvan bisa mencari alasan atau jika memang terdesak Elvan bisa menjelaskan pada Arianna dengan berharap Arianna bisa mengerti.

Setelah Elvan pamit pulang, seperti biasa Arianna membersihkan wajahnya dahulu sebelum pergi tidur.
Kali ini Arianna hanya mengenakan hotpants serta tank top saja, sebagian piyamanya kotor dan arianna belum sempat mencuci bajunya hari ini.

Sekitar jam dua belas malam,arianna merasa sekujur tubuhnya menggigil,hawa dingin seakan menusuk pori-pori kulitnya padahal saat itu arianna berselimut cukup tebal.
Desir angin yang entah darimana datangnya tiba-tiba berdesir membuat tubuh arianna semakin menggigil hebat.
Arianna menarik kedua kakinya lalu menyelipkan kedua tangannya diantara kaki.

Sreet
Arianna mengerutkan kening ketika selimut yang dia pakai seakan bergerak seperti ada seseorang yang ikut masuk kedalamnya.
Perlahan tank topnya seperti terangkat,arianna bisa merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulitnya lalu bergerak perlahan menyusuri perut.
Sreet
Bra yang Arianna pakai terlepas dari pengaitnya tiba-tiba dan sesuatu yang dingin itu kembali bergerak naik lalu berhenti tepat dikedua dadanya.
Dingin hanya itu yang Ariana rasakan dikedua payudara.
Ariana terbelalak tapi entah kenapa tubuhnya terasa kaku, walaupun sangat ingin bangun tapi seluruh tubuhnya seperti membatu.
Ariana benar-benar takut,dia mencoba menggigit bibirnya cukup kencang.
"Sakit,ini bukan mimpi"gumamnya.
Hal aneh ini biasanya arianna rasakan hanya dalam mimpinya tapi kali ini benar-benar nyata bahkan arianna bisa merasakan sakit di bibirnya.
Ariana bisa merasakan kedua payudaranya diremas lembut dan papillanya dipintil pelan.
Kancing celananya tiba-tiba saja seperti sengaja dibuka.padahal kedua tangannya masih terselip diantara pahanya.jika memang ada tangan lain yang membukanya bukankah seharusnya arianna bisa merasakan tangan seseorang?yang arianna rasakan hanya desiran dingin yang menyentuh kulitnya.perlahan sentuhan dingin itu masuk kedalam celana hotpantsnya dan bergerak turun hingga menyentuh bagian intimnya.
Ingin rasanya arianna berteriak dan loncat saat itu juga tapi entah kenapa tubuhnya masih kaku, benar-benar gak bisa bergerak sama sekali.
Entah apakah itu jari atau apa yang perlahan-lahan bergerak masuk menyeruak celana dalamnya dan terus bergerak masuk.
Arianna menggigit bibir bawahnya.dingin layaknya serpihan es yang masuk ke area sensitifnya saat itu.
Terus bergerak keluar masuk dengan lembut.lalu bergerak masuk lebih dalam dan bergerak didalam sana.
"Siapa saja tolong aku?"hanya itu yang bisa arianna katakan dalam hatinya.
Arianna menutup kedua matanya.
Seandainya saat itu dia bisa menggerakkan tangannya mungkin dia akan meraih ponselnya dan langsung menghubungi Elvan,karena hanya Elvan yang jaraknya gak begitu jauh dari villa.tapi sayangnya jangankan menggerakkan tangan menoleh saja arianna gak bisa.
Tengkuk arianna berdesir dingin,deru nafas panjang terdengar dibelakang telinganya.
"Haahh...."
Suara berat itu jelas terdengar dan saat itu juga arianna merasakan tubuhnya dipeluk hawa dingin yang erat,bahkan dibawah sana lebih tepatnya di area bokongnya arianna merasakan benda tumpul bergerak naik turun diiringi dengan gerakan keluar masuk yang semakin cepat diarea intimnya dan cengkraman yang semakin kuat dikedua payudaranya.
"Arianna...."
Mata arianna terbelalak ketika namanya dipanggil, walaupun suara itu tepat dibelakang telinganya tapi terdengar begitu samar-samar,sudah jelas bahwa itu adalah suara pria.

Perlahan-lahan hotpantsnya bergerak turun hingga paha dan benda tumpul nan dingin menyentuh kulit sekitar bokongnya, menyelusup melewati bokongnya dan mencoba masuk ke area sensitifnya.

"Elvan...."teriak arianna sekuat tenaga.lalu tiba-tiba ponselnya berbunyi.hawa dingin disekitar tubuhnya seketika hilang beserta semua hal yang menyentuh bagian-bagian tubuhnya ikut hilang.
Arianna langsung bangun dan mengangkat telepon dengan tubuh gemetar.

"Ha-hallo...."
Siapapun yang meneleponnya saat ini Arianna harus berterima kasih karena dia telah menyelamatkannya.
Saat itu arianna memang gak melihat layar ponsel saking takutnya.

"Kenapa belum tidur?"
Suara Elvan dari telepon.

Haahh....arianna menghembus nafas lega.

"Jangan tutup teleponnya aku mohon"

"Ada apa?"
Tanya Elvan heran.
Kalau gak karena tiba-tiba ingat arianna yang membuatnya gak bisa tidur Elvan gak mungkin menelepon arianna di tengah malam begini.

"A-aku gak bisa tidur,entah kenapa rasanya dingin sekali"
Arianna tau jika dia menceritakan kejadian yang barusan menimpanya Elvan mungkin gak akan percaya dan menganggap arianna gila.
Arianna benar-benar gak mengerti kenapa hal aneh yang biasanya terjadi dalam mimpi kini jadi nyata.
Arianna merapikan hotpantsnya yang sudah berada dipaha dan mengaitkan kembali bra-nya.
Matanya bergerak mengelilingi kamar.rasa takut mengerumuninya seakan ada seseorang yang memperhatikannya dengan penuh amarah.

Sentuhan Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang